Mohon tunggu...
Wina Sari
Wina Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menari,lebih suka keramaian,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Analisis perbandingan kebahagiaan dalam cerpen bahagia dan makna kehidupan dalam cerpen Tamansari dan Lelaki di pondok ketapang

18 Desember 2024   10:49 Diperbarui: 18 Desember 2024   10:49 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen karya uti utari yang berjudul " Bahagia" merupakan salah satu karya sastra yang di tulis pada tanggal 2 oktober 2924. Dan gaya bahasa yang sederhana tri utari pun mampu untuk mengangkat permasalahan rumah tangga dalam cerita tersebut dengan kondisi pasangan suami istri yang belum di karuniai seorang anak. Dari cerpen ini memberikan relasi bahwa kebahagiaan itu tidak selalu dalam bentuk seberapa banyak kekayaan seseorang, dalam karyanya , menceritakan rumah tangga yang bisa di sebut tidak harmonis yang di karnakan suaminya yang spesifik yang menikah tanpa cinta. Tokoh utama dalam cerita ini ialah wanita yang bernama marasli sedangkan suaminya tidak disebut secara langsung, orang memanggil nya asli, nama asli nya ialah marasli kembang desa yang sekarang kembang lusuh setelah di sunting pria "gagah" cucu juragan Empang itu. Lalu pernikahan tanpa cinta pun berlangsung tak lama setelah sekian menghayal tentang kemewahan itu ,marasli dan suaminya menikah karna perjodohan yang tidak ada cinta di dalam pernikahan tersebut marasli kembang desa di kalangan masyarakat sementara suaminya adalah cucu juragan Empang di kampung nya. Orang tua Marasli berharap pernikahan putri nya bersama cucu juragan Empang itu akan membawa kebahagiaan dalam keluarga nya yang bisa memakai pakaian bagus,mewah,dan bermerek Perancis itu, tetapi semunya tidak sesuai dengan harapan ibunya. Marasli merasa tertekan karena ibu mereka belum di kunjungi sang buah hati dan membuat ibu mertua nya menekankan kepada marasli agar cepat untuk hamil akan tetapi suaminya bersantai dan tidak bertanggung jawab atas sebagaimana menjadi seorang suami ibu nya mengira bahwa pernikahan putri nya dengan cucu juragan Empang bisa mengubah ekonomi keluarga nya ternyata harapan ibu nya sanggat jauh meleset. Tiga tahun mereka menikah tetapi mereka belum di karuniai anak bahkan marasli  sudah memakn toge yang bahwasan nya jika memakan sayur toge bisa sampai sekilo sehari agar membuahkan hasil meskipun marasli sudah memakan toge tetapi marasli tidk membuahkan hasil dan banyak mendapat pertanyaan yang di mereka tampung dari kedua orang tua mereka, terutama bapak dan ibu mertuanya. Dan ibuk mertua nya berkata jika tidak memiliki anak suami nya harus beristri lagi apabila di tahun ini masih belum juga memiliki anak dan tidak hamil maka suaminya di suruh untuk menikah lagi dengan wanita lain agar mendapatkan momongan, bahkan dua sampai tiga empat pun tidak jadi masalah sama ibu dan bapak mertua nya jika dua tiga pun jika burung suaminya tidak bisa untuk berdiri tidak akan bisa juga mendapatkan anak. Meskipun kehidupan Marasli tidak seperti yang orang tuanya bayangkan dia tetap bahagia untuk menjalankan kehidupan nya yang sebagaimana menjadi seorang istri. Suatu hari mertuanya mengajak marasli untuk pergi jalan pada saat pagi setelah hujan deras awalnya marasli sudah curiga dengan ibu mertuanya akan tetapi marasli tetap berpikir positif terhadap ibu mertuanya selama di perjalanan berapa menit kemudian sampailah mereka di tokoh perhiasan perasaan marasli semakin tidak enak. Ibu mertuanya mengajak marasli untuk memilihkan yang manakah cincin yang bagus yang cantik, kemudian di pilih lah salah satu cincin yang menurutku biasa aja dan sederhana dan ibu mertuanya pun berkata seperti mencemooh pilihan marasli dengan berkata " buruk nian" dengan wajah yang sedikit judes lalu membayar cincin tersebut dengan uang berapa lembar . Kemudian selepas membeli cincin tersebut ibu mertuanya membawa marasli suatu rumah asing yang letak nya agak jauh dari desa tempat tinggal marasli dengan suaminya, dan kemudian ibunya berkata bahwa cicin yang mereka beli di pasar kala itu adalah untuk melamar wanita lain yang akan di jodohkan dengan suami nya marasli hanya bisa menghela nafas panjang dan mengelus dadanya. Malam pun datang marasli sedang berselimut lalu di panggil lah si marasli ini oleh suaminya lalu suaminya bersujud kepala mertuanya untuk menikah lagi dengan wanita lain hanya untuk memuaskan keinginan ibunya dan iiya memohon kepada marasli untuk menyetujui permintaan nya sampai terjadi dia merengek seperti anak kecil  yang memintaku jajan a mengiyakan keinginan suamiku untuk beristri jika marasli mengikuti rencananya ia akan mendapatkan uang saku dari kakenya sepenuh nya, lalu pernikahan keduanya di batalkan kemudian suami marasli datang menghampiri lalu menangis dan berkata bahwa dia mencintai ku dan mengatakan bahwa kami saling cinta semunya ikut merasakan iba ketia melihat suami marasli menangis dan menghampiri marasli mengatakan bahwa dia mencintai marasli.  Seharusnya marasli gembira tetapi ia sadar bahwa sumia nya mengatakan seperti itu dk karenakan marasli mendapatn uang saku dari kakek nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun