Mohon tunggu...
Winarto SPd
Winarto SPd Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Ruang Tuang Rasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rehabilitasi Sederhana Nomophobia di Pondok Pesantren

9 Agustus 2024   17:05 Diperbarui: 9 Agustus 2024   17:42 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain faktor memfokuskan santri pada kegiatan pembelajaran, faktor kesehatan juga diperhatikan oleh pengelola pondok pesantren. Dilarangnya santri membawa telepon genggam agar santri terbebas dari efek radiasi.

Efek radiasi yang bisa merusak jaringan tubuh santri dicegah oleh pengelola pondok pesantren dengan melarang santri membawa telepon genggam.

Perhatian sederhana dari pondok pesantren terkait fenomena nomophobia diberikan melalui kebiasaan-kebiasaan santri tanpa telepon genggam. Langkah penanganan orang tua yang memiliki anak terjangkit sindrom nomophobia bisa dengan cara memasukkan anak ke pondok pesantren. Melalui pondok pesantren selain menyembuhkan sindrom nomophobia, anak dapat memiliki bekal masa depan yang memadai terkait moral dan keagamaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun