Mohon tunggu...
Winarto SPd
Winarto SPd Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Ruang Tuang Rasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rehabilitasi Sederhana Nomophobia di Pondok Pesantren

9 Agustus 2024   17:05 Diperbarui: 9 Agustus 2024   17:42 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup Tanpa Smartphone di era sekarang bagaikan sayur tanpa garam. Fitur-fitur menarik yang disajikan telepon genggam memantik setiap orang bergantung dan sulit melepaskan.

Pada tahun 2022 hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) ada 67,88% penduduk Indonesia yang berusia 5 tahun ke atas sudah memiliki ponsel. Usia anak-anak yang mestinya mengembangkan syaraf motorik dan belajar bersosialisasi dengan baik melalui berbagai permainan tradisional pelan-pelan sudah jarang ditemukan.

Penelitian yang dilakukan YouGov pada tahun 2010 di Britania Raya tentang kegelisahan yang dialami 2.163 pengguna telepon genggam ditemukan 58% pria dan 47% wanita merasa tidak nyaman jika harus kehilangan telepon genggam. Pada penelitian tersebut mulai terlahir istilah nomophobia, yang merupakan sindrom ketakutan jika tidak memiliki telepon genggam.

Hal-hal tersebut yang pada saat ini sering kita jumpai di area sekitar kita. Anak-anak yang mulai ketergantungan telepon genggam sudah sangat sulit dilepaskan.

Berbagai dampak negatif ketergantungan telepon genggam pada anak sudah banyak diketahui orang tua. Tetapi orang tua sulit melakukan pencegahan pada anaknya terhadap sindrom nomophobia.

Pondok Pesantren

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang memberikan pembelajaran keagamaan untuk menyeimbangkan ilmu umum yang diterima santri di bangku sekolah.

Pembelajaran pada pondok pesantren dengan memberikan bekal keagamaan untuk menyeimbangkan pengetahuan umum di sekolah dilakukan dengan berbagai macam metode pembelajaran.

Keberhasilan pembangunan moral pada setiap santri di pondok pesantren dengan metode pembelajaran yang diterapkan harus memfokuskan anak dari berbagai hal yang mengganggu aktivitas pembelajaran.

Larangan-larangan yang sudah ditentukan pada masing-masing  pondok pesantren salah satunya tidak diperbolehkannya membawa telepon genggam. Larangan tersebut merupakan bagian dari langkah strategis lembaga sebagai sarana keberhasilan pembelajaran.

Telepon genggam dengan berbagai macam fitur menarik ditakutkan dapat menyebabkan santri malas bergerak untuk mengikuti seluruh kegiatan di pondok pesantren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun