Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Hati-hati dengan Lidah, Salah Ucap Bisa Berbahaya

7 Maret 2013   21:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:09 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Sumber gambar dari Youtube"][/caption]

Bahasa tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Setiap hari, komunikasi dalam pergaulan manusia difasilitasi oleh bahasa; entah bahasa lisan, tulisan, hingga bahasa tubuh. Bila seseorang ingin menyampaikan sesuatu pesan, maka bahasa menjadi alat yang penting dalam mengantarkan maksud pemberi pesan kepada lawan bicara. Namun, seringkali yang terjadi terutama dalam komunikasi lisan adalah, pesan yang dikirimkan/disampaikan, dipahami lain oleh lawan bicara karena pengucapan yang keliru atau tidak tepat. Jika kesalahan pengucapan itu terjadi, maka imbasnya bermacam-macam. Mungkin ada yang sampai marah dan jengkel karena salah paham.

Ketika belajar bahasa, salah satu yang dipelajari adalah pengucapan (pronunciation = how words are pronounced). Kebetulan, hari ini saya dan beberapa teman sedikit berbicara tentang topik tersebut. Karena berasal dari beberapa negara yang berbeda, salah satu kendala yang sering dihadapi adalah pengucapan kata dan kalimat yang berbeda logat. Sering, ketika maksud yang ingin disampaikan kurang bisa dipahami, harus meminta untuk diulang hingga maksud dan pesan yang disampaikan bisa dipahami.

Untuk melengkapi pembicaraan tersebut, salah seorang kawan memutar video di Youtube. Videonya sangat relevan dengan topik pembicaraan yang dibahas. Bercerita mengenai seorang laki-laki Italia yang pergi ke Malta. Dia merasa jengkel dan kesal, ketika pesan yang dia sampaikan ke lawan bicaranya dimaknai berbeda. Namun, sebagai penonton, kami semua tertawa, karena videonya juga lucu. Untuk lebih jelasnya, silakan simak video dan transkrip pembicaraannya di bawah ini.

One a day I'm gonna to Malta to big a hotel. In a morning I got down to eat a breakfast. I tell a waitress: "I wanna two pieces of toast." She brings me only one piece. I tell her: "I wanna two piece." She says: "Go to the toilet." I say: "You don't understand? I wanna two piece in my plate." She says: "You better no piss in a plate, you son of a b*tch!" I don't even know the lady and she call me son of a b**ch. Later. I go to eat to a bigger restaurant. The waitress brings me the spoon, the knife but no fork. I tell her: "I wanna the fork." She tells me: "Everybody wanna f*ck." I tell her: "You don't understand? I wanna the fork at the table." She says: "You better not f*ck at the table you son of a b**ch!" So I go back to my room in a hotel and there is no sheets on the bed. Call the manager. I tell him: "I wanna sheet." He tell me: "To go to the toilet." I say: "You don't understand? I wanna sheet on a bed." He says: "You better not shit on my bed you son of a b**ch." I go to the check out and the man at the desk said: "Peace on you!" I said: "Piss on you too, you son of a b**ch." I'm gonna back to Italia, Arrivederci.

Pesan yang ingin disampaikan sangat mengena, terutama bagi yang akan dan sedang belajar berbahasa. Ketika pesan yang diucapkan oleh seseorang didengar dan dimaknai berbeda, maka akan ada "reaksi" yang muncul. Seperti tulisan yang dimuat di Universiteit Krant (UK) Groningen beberapa waktu lalu. Orang Belanda sering mengucapkan "Sorry hoor" namun bagi yang belum familiar dengan Bahasa Belanda, akan terdengar "Sorry whore" dan mungkin akan memunculkan reaksi sesudahnya.

Cerita yang menarik ketika saya baru pertama kali datang di Belanda. Di beberapa rumah, terpasang "te huur" sebagai informasi bahwa rumah tersebut disewakan. Pengucapan "huur" saya salah. Ternyata, "huur" yang saya ucapkan itu, di telinga orang Belanda bermakna pelacur atau hoer. Wah, berbahaya kalau sampai salah. Jadi, berhati-hatilah dalam pronunciation.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun