Singkat cerita, saya menerima surat pemberitahuan bahwa saya lolos dan harus sudah di Jakarta untuk mengikuti Pre Academic Training pada tanggal 20 September 2010. Ketika itu saya masih di Bali dan berpikir apakah akan naik bus ke Jakarta atau naik pesawat. Atas usulan dari beberapa teman, saya disarankan naik pesawat. Akhirnya, saya pun membeli tiket pesawat dari Bali ke Jakarta dan berangkat pada 18 September 2010. Inilah pengalaman ketiga naik pesawat setelah perjalanan pertama kedua bolak-balik Denpasar-Kupang ketika wawancara beasiswa.
Setelah mengikuti Pre-Academic Training, di bulan April 2011, saya berangkat ke Belanda. Mau tidak mau harus naik pesawat dong!!! Jadilah, perjalanan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Schipol-Amsterdam adalah pengalaman keempat saya naik pesawat. Â Perjalanan ke Negeri Belanda ini adalah penerbangan terlama yang selama ini saya lakukan sebab kurang lebih 16 jam saya berada di dalam pesawat.
Namun, ketika diperhadapkan pada pilihan naik pesawat atau lewat perjalanan darat, saya kok masih cenderung memilih perjalanan darat ya. Sebagai contoh, saat mengikuti Pre-Academic Training itu, tiga kali saya pulang ke rumah di Karanganyar. Perjalanan dari Jakarta ke Karanganyar itu pun saya lakukan dengan menggunakan kereta. Â Â Ketika pergi ke Inggris pun, saya lebih memilih naik bus Eurolines, ketimbang naik pesawat. Tanya kenapa?
Saya sangat bersyukur sekali dengan pengalaman perjalanan naik pesawat yang saya lakukan. Bisa dibilang karena mendapat beasiswalah, saya bisa naik pesawat. Terima kasih ya TUHAN. Teima kasih Ford Foundation. Hmmm, ketika menulis ini, di benak saya timbul pertanyaan, penerbangan kelima saya nanti kapan dan kemana ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H