Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teman dan Jendela Pengetahuan Itu Bernama Buku

15 Mei 2012   23:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:14 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1326228289969477778

[caption id="attachment_155154" align="alignnone" width="640" caption="Beberapa buku yang saya beli dari Inggris, harganya berkisar antara 0.5-2 pound sterling; foto dokumentasi pribadi"][/caption]

Banyak orang percaya bahwa buku adalah jendela dunia. Ingat, buku itu baru sebuah jendela lho. Jika ingin melihat dunia, bukalah jendela-jendela itu.

Di suatu hari Selasa yang cerah, saya berada di depan perpustakaan kampus University of Sussex. Setiap hari Selasa, di kampus yang terletak di Brighton itu menggelar pasar bagi para mahasiswanya. Selain menjual sayur dan buah-buahan, di pasar itu juga tersedia buku-buku bekas dengan beragam judul dan topik. Deretan buku-buku itu mengantar saya ke sebuah impian, bahwa suatu kali nanti saya memiliki koleksi buku-buku yang bisa menjadi sebuah perpustakaan.

Buku telah menjadi teman setia saya sedari kecil. Sebelum memasuki Taman Kanak-Kanak, Bapak saya telah mengenalkan saya dengan abjad dan membaca. Dengan tekun, Bapak mengajar saya untuk membaca. Sejak saat itu, saya merasakan kenikmatan membaca. Sejak saat itu, saya mulai senang mengumpulkan buku dan bahan bacaan bekas yang didapat oleh Bapak saya yang berprofesi sebagai seorang tukang sampah keliling.

Buku menjadi teman saya sedari kecil. Sembari menunggu warung kecil yang dikelola Emak, saya membaca buku. Aktivitas itulah yang bisa menemani saya jika sepulang sekolah selain bermain sepakbola di sore hari. Saya harus bersyukur karena dengan kondisi seperti itu, saya jadi banyak belajar melalui membaca buku pelajaran dan buku-buku lainnya. Keadaan itu juga yang membentuk saya untuk selalu membawa buku ketika bepergian. Saya selalu membawa paling tidak satu buku di dalam tas. Kebiasaan itu masih terbawa sampai sekarang. Buku tetap menjadi teman sehari-hari saya.

Semenjak menginjakkan kaki di Negeri Belanda, saya semakin termotivasi mengumpulkan buku-buku. Motivasi itu semakin kuat manakala mengunjungi rumah orang-orang Belanda yang saya lihat selalu memiliki rak dan lemari buku. Di sana, buku-buku tersusun rapi. Mereka juga memiliki minat baca yang sangat tinggi. Hal itu bisa terlihat ketika bepergian dengan kereta atau bus. Sembari menikmati perjalanan, mereka membaca buku.

Saya masih giat mengoleksi buku untuk mewujudkan impian memiliki sebuah perpustakaan. Oleh sebab itu, jika bepergian, saya selalu menyempatkan waktu mencari buku-buku yang bisa saya beli dan dibawa pulang. Ketika berada di Inggris, saya mengunjungi charity shops di sana guna berburu buku second hand. Dengan harga pada kisaran 0.5 - 2 Pound sterling, saya sudah membeli lebih dari 50 buku yang siap saya bawa pulang ke kampung halaman.

Selain buku cetak, dengan memanfaatkan internet dan kelimpahan sumber-sumber pengetahuan di Negeri Ratu Beatrix ini, saya juga mengumpulkan beragam e-book dan e-journal yang saya kumpulkan khusus dalam sebuah folder. Saya berharap bahwa buku-buku yang saya kumpulkan itu, tidak saja berguna untuk saat ini, tetapi juga bisa dibagikan kepada mereka yang haus akan pengetahuan dan mencari bahan referensi. Saya katakan kepada teman-teman saya jika sekiranya membutuhkan buku , jurnal atau referensi lainnya, mereka bisa menghubungi saya. Meskipun tidak menjanjikan bahwa selalu ada, saya berusaha buku-buku referensi tersebut saya dapatkan dan dikirim kepada yang membutuhkan.

Saya percaya buku cetak dan elektronik yang saya koleksi akan sangat berguna sebagai jendela pengetahuan. Selain itu, saya berkeyakinan bahwa pengetahuan itu perlu dibagi. Dengan membagi buku, saya rasa saya sudah memulai langkah untuk berbagi pengetahuan. Dengan membagi buku, saya memberikan jendela-jendela kepada mereka yang ingin membuka tabir pengetahuan dan mendalaminya.

Saat ini saya terus menyenangi aktivitas saya, membaca dan mengumpulkan buku. Saya tidak lelah memasuki toko-toko buku dan menengok rak-rak buku bila ada yang berjualan buku. Buku telah menjadi teman sejati saya. Tidak hanya sebagai teman, buku juga sebagai jendela pengetahuan yang senantiasa perlu dibuka untuk mengetahui beragam pengetahuan yang tersimpan di dalamnya.

Buku cetak dan elektronik yang saya miliki terus bertambah dan akan terus saya tambah guna menjadi sebuah koleksi pribadi sekaligus saya bagikan kepada mereka yang haus akan pengetahuan. Saya juga membuka diri untuk saling bertukar koleksi buku. Jika ada yang berminat, mari berkontak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun