Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyayangi Hewan Seperti Seorang Sahabat: Sebuah Kisah dari Belanda

29 April 2012   20:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:57 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika di Indonesia saya hampir jarang menemukan burung-burung yang bernyanyi dan terbang bebas di udara. Tetapi di Belanda, terutama ketika memasuki musim semi seperti saat ini, saya begitu menikmati suara burung-burung yang hinggap di pepohonan. Sesekali ketika naik sepeda, saya mengamati tingkah mereka di atas pohon dan kemudian terbang bebas di angkasa. Sangat merdu sekali ocehan burung-burung tersebut.

[caption id="" align="alignnone" width="640" caption="Memberi makan roti burung-burung di Noorderplantsoen; foto dokumentasi tim film PPI Groningen"]

http://winarto.in/wp-content/uploads/2012/03/IMG_0026.JPG
http://winarto.in/wp-content/uploads/2012/03/IMG_0026.JPG
[/caption]

Ketika pembuatan film "Kita di Sana" yang diproduksi PPI Groningen, tim film memutuskan untuk mengambil latar belakang di sebuah taman di Groningen, Noorderplantsoen. Beruntung cuaca saat cerah. Jadi banyak burung yang hinggap dan beterbangan. Saya kebetulan membawa roti dan memecah-mecahkannya untuk dibagikan kepada burung-burung. Keisengan saya itu kemudian malahan menjadi ide bagaimana film itu nanti akan dikerjakan. Saya yang didaulat untuk tampil di film itu pun akhirnya direkan dengan latar belakang sebuah kolam yang dipenuhi dengan burung yang beterbangan. Keterangan lebih lanjut mengenai film Kita di Sana dapat dibaca pada tulisan "Kita di Sana, Sebuah Potret Cinta Indonesia."

Meskipun saya tidak memiliki hewan peliharaan, tetapi bermain-main dengan burung-burung di taman, mendengarkan suara-suara mereka di angkasa serta melihat interaksi pemilik hewan dengan sahabatnya, membuat saya merasakan sesuatu hal yang sangat indah dan meneduhkan. Saya menyetujui pendapat Severine bahwa menikmati dan bermain dengan hewan itu sangat menyenangkan. Ah, saya jadi teringat ketika kecil saya memiliki seekor anjing. Namanya Nero. Dia sangat penurut. Tapi kemudian mati. Mungkin sudah takdirnya. Saya berpikir mungkin lebih baik dia mati secara normal daripada dicuri orang, disembelih, dimasak dan kemudian dimakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun