Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

“Kita di Sana”, Sebuah Film Potret Cinta Indonesia

25 April 2012   20:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:06 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film yang dibuat Randi akhirnya selesai dan terunggah di Facebook. Banyak komentar yang positif diterima, termasuk dari Sasha, Chantal dan Rafael. Siapa sangka film yang dibuat oleh Randi mampu memutar balik pandangan-pandangan negatif tentang Indonesia. Bermula dari Taman Indonesia yang didesain oleh seorang warga Belanda dan perjumpaan Randi dengan 3 mahasiswa Indonesia, film ini mampu menginspirasi penontonnya.

Selembar Potret, Secercah Harapan

[caption id="attachment_177101" align="alignnone" width="640" caption="Tari Saman PPI Groningen; gambar dari film di Youtube"]

1335385557409570862
1335385557409570862
[/caption]

Film berdurasi 19 menit 43 detik ini mengajak para penonton terkhusus generasi muda untuk mencintai negeri sendiri, bagaimanapun keadaannya. Sebagai orang Indonesia, jangan sampai kehilangan jati diri Indonesia meskipun sudah berada di luar negeri. Jangan sampai kalah dengan orang asing yang begitu cinta dan terpesona dengan Indonesia. Buktinya, bisa dilihat bagaimana orang Belanda yang mendesain Taman Indonesia.

Untuk mendukung jalannya cerita, latar belakang lagu disesuaikan dengan  tema kecintaan kepada Indonesia. Lagu Iwan Fals berjudul "Bangun Putra-Putri Pertiwi" mengalun di awal film dengan maksud untuk mengajak para penonton agar bangkit dan menunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya Indonesia mampu. Twentyfirst Night melengkapi film ini dengan judul lagu Selamanya Indonesia. Lagu itu menggelorakan semangat penonton melalui syair-syairnya yang mengajak untuk mencintai dan menjaga Indonesia selamanya.

Film ini paling tidak berhasil memotret realita mahasiswa Indonesia di luar negeri melalui berbagai opini dan pandangan mereka tentang Indonesia. Walaupun ada sejumlah opini negatif tentang Indonesia, tetapi masih ada banyak mahasiswa Indonesia yang peduli dengan negerinya. Film ini setidaknya berhasil mengajak para penonton untuk mencintai Indonesia apapun yang saat ini terjadi di negeri itu sebab masa depannya berada di tangan generasi muda Indonesia saat ini.

Masak kalah dengan orang asing yang malahan mencintai Indonesia sementara orang Indonesia sendiri tidak bangga dengan ke-Indonesia-annya? Sebagaimana lagu Selamanya Indonsia, mari bersama-sama mengatakan:

Ini Indonesia, negeri yang ku cinta Serukan namanya di langit dunia Ini Indonesia, negeri yang ku cinta Harumkan namanya di langit dunia

Film ini masuk nominasi film favorit di Temu Eropa 2012. Mohon dukungan vote supaya film yang diproduksi PPI Groningen ini bisa terpilih menjadi film favorit di Temu Eropa 5-6 Mei 2012 nanti. Untuk vote, silakan klik link Facebook berikut ini: https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=393917983962100&id=346542612044959 Jangan hanya klik "like" page Temu Eropa saja ya, tetapi juga kasih jempol pada filmnya. Letaknya di dekat komentar itu lho!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun