Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Suka Duka Jadi Pelamar Kerja

23 April 2012   16:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:14 5409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi: I am looking for a job; http://ismadiibrahim.com/blog/myfhoto/91_job_search.jpg"][/caption]

Trending Topic Mahasiswa Tingkat Akhir

Memasuki akhir-akhir tahun perkuliahan, saat-saat itulah biasanya banyak calon lulusan perguruan tinggi yang mulai berbincang-bincang tentang langkah yang perlu diambil setelah mendapatkan ijazah. Di kalangan mereka, trending topic yang dibahas adalah seputar rencana setelah lulus dan mendapatkan pekerjaan. Bahkan, banyak calon lulusan yang sudah mulai bergerilya mengirimkan lamaran pekerjaan ke berbagai instansi dengan bermodalkan tunggu ujian atau wisuda. Bagi yang beruntung, para calon lulusan sudah direkrut oleh instansi tertentu dan akan bekerja bila mereka sudah lulus dan wisuda.

Nimbrung dalam perbincangan seputar mencari pekerjaan memberi pelajaran dan pengalaman yang menarik. Ada banyak kisah lucu, sedih hingga cerita yang menginspirasi muncul bila berkumpul bersama dengan orang-orang yang sedang berjuang mendapatkan pekerjaan. Selain itu, berbagai tips dan kiat dapat bermunculan seperti saling belajar membuat lamaran pekerjaan, CV, tips tes psikologi hingga tips menghadapi wwancara kerja. Jika dibuat film, lagu Iwan Fals berjudul Sarjana Muda, barangkali cocok dijadikan latar belakang sehingga membuat suasana perbincangan seputar pencarian pekerjaan terasa lebih mengena.

Ketika bertemu di kampus, sebagai mahasiswa tingkat akhir, beban tugas akhir atau skripsi harus ditambah dengan ancang-ancang mencari pekerjaan setelah lulus. Memang betul ada yang mengatakan bahwa perlu memikirkan berwirausaha ketimbang mencari kerja. Jika ingin bekerja, maka bagi mereka yang memiliki teman atau keluarga yang berpengaruh, mereka bisa memberikan posisi tertentu di sebuah perusahaan tanpa harus melalui proses seleksi. Tetapi, masih banyak calon lulusan dan lulusan perguruan tinggi yang mengandalkan bekerja dengan orang lain atau bekerja di sebuah perusahaan tertentu. Jadi bagaimanapun, tahap-tahap mencari pekerjaan harus dilalui, meliputi persiapan lamaran dan syarat admisnitrasi, tes tertulis dan wawancara hingga menjalani masa percobaan (probation). Bahkan ketika awal-awal kerjapun, banyak yang merasa masih kurang dan tidak cocok sehingga harus berhenti di tengah jalan dan mencari pekerjaan baru.

Suka Duka Melamar Kerja

Tulisan ini akan mengupas beberapa kisah suka dan duka mencari pekerjaan baik dari pengalaman sendiri maupun kisah-kisah orang lain. Kisah-kisah yang diangkat dari cerita nyata ini didokumentasikan dengan maksud bisa dijadikan tips-tips mencari pekerjaan. Katanya, pengalaman adalah guru yang terbaik. Oleh karena itu, belajar dari pengalaman orang lain, semestinya bisa menjadi sebuah pelajaran berharga yang membangun dan mencerahkan. Pada intinya, kunci pada proses mencari pekerjaan adalah tetap tenang, sabar berusaha dan dan segala sesuatunya perlu disiapkan secara matang.

Jika tidak tenang, maka ada hal-hal mengejutkan yang bisa terjadi. Seperti contoh berikut ini. Ada seseorang yang mengirimkan lamaran pekerjaan begitu mendengar ada sebuah lowongan di suatu perusahaan. Karena begitu excited, dia mengedit lamaran pekerjaannya yang ada di komputer. Biasanya, lamaran pekerjaan tersebut hanyalah mengganti tanggal surat, perusahaan yang dituju dan posisi yang ingin dilamar. Karena yakin bahwa sudah tidak ada kesalahan, dia segera mencetak lamaran pekerjaan itu dan memasukkannya ke dalam amplop kemudian mengirimnya melalui sebuah kantor pos. Begitu sampai rumah, dia baru ingat kalau lamaran pekerjaan itu belum dia bubuhi tanda tangan. Alhasil, tidak ada panggilan tes maupun wawancara yang dia terima.

Dari kisah di atas, bagaimanapun juga, persyaratan administrasi adalah sesuatu hal yang penting. Tidak sedikit para pelamar yang gagal masuk ke tahap berikutnya karena sembrono dengan urusan administrasi. Kita tidak tahu apakah pihak perusahaan, dalam hal ini Human Resources Department, akan memeriksa dengan teliti dan detail lamaran pekerjaan yang masuk. Mereka memiliki kebijakan sendiri dalam meloloskan pelamar pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi yang dicari perusahaan. Mungkin ada yang tidak memersalahkan tidak adanya tanda tangan di lamaran pekerjaan, tetapi mungkin juga yang menganggap bahwa tanda tangan merupakan sebuah simbol seseorang yang bertanggung jawab atas apa yang ditulis di lamaran pekerjaan. Jadi, jika tidak ada tanda tangan, berarti pelamar itu merupakan calon yang tidak/kurang bertanggung jawab.

Berikutnya, setiap perusahaan membuka lowongan kerja berdasarkan kebutuhan pegawai yang dicari. Kebutuhan tersebut akan diturunkan ke dalam kualifikasi pekerjaan yang dibutuhkan dan diumumkan dalam iklan. Pada beberapa bidang pekerjaan, perusahaan tidak mengisyaratkan calon pelamar memiliki ijazah/pendidikan yang linier dengan kualifikasi pekerjaan. Ada beberapa teman yang berkuliah di bidang teknik diterima sebagai pegawai bank atau marketing di suatu perusahaan. Sebaliknya, mereka yang berkuliah di bidang manajemen malahan beberapa kali gagal masuk. Rasanya sedih juga mendengar beberapa teman kuliah S1 dulu yang mengambil kuliah manajemen tetapi malahan kalah bersaing ketika melamar pekerjaan di bidang itu.

Oleh sebab itu, kunci berikutnya haruslah sabar dan berusaha. Proses ini memang tidak bisa instan. Idealnya, persiapan untuk memasuki dunia kerja tidak dilakukan menjelang kelulusan saja, melainkan jauh-jauh sebelumnya, misal pada saat tahun-tahun pertama perkuliahan. Kalau perlu, sedari kuliah sudah membuat rencana jenjang karier yang bisa dijadikan patokan apa saja yang harus dipersiapkan untuk meraihnya. Dengan demikian, banyak hal yang bisa dilakukan sebagai modal melamar pekerjaan nanti, atau jika beruntung malahan dapat direkrut sebelum lulus.

Siapkan Diri Sejak Dini

Apa sajakah yang harus dipersiapkan? Idealnya, persiapan yang perlu dilakukan meliputi ketrampilan akademik dan professional serta sosial. Ketrampilan akademik dan professional yang dimaksud adalah berkaitan dengan keluasan dan penguasaan pengetahuan mengenai bidang yang ditekuni. Pada bagian ini, perusahaan memiliki indikator berupa IPK, yang biasanya ditulis IPK minimal yang harus diraih dalam sebuah lowongan pekerjaan. Oleh sebab itu, seyogianya, para mahasiswa betul-betul mendalami ilmu dan pengetahuan selama masa perkuliahan dan berusaha sekuat mungkin agar mencapai IPK yang tinggi atau paling tidak masuk pada IPK rata-rata/standar.

Hal di atas bukan berarti harus melulu belajar. Selain mendalami ilmu, sedari mahasiswa sebaiknya juga ikut aktif dalam berbagai aktivitas lembaga kemahasiswaan atau aktif dalam berbagai kepanitiaan mahasiswa. Ada banyak pengalaman yang bisa diperoleh dengan aktif di lembaga kemahasiswaan. Berbagai ketrampilan komunikasi, negosiasi, pemecahan masalah dan kerja sama dalam tim perlu dilatih sejak dini, salah satunya melalui aktivitas di oganisasi kemahasiswaan. Hal positif lainnya, jejaring juga semakin luas yang akhirnya bisa bermanfaat dalam jenjang karier. Tetapi, manajemen waktu harus tetap dijaga agar terjadi keseimbangan antara kehidupan akademik dengan kehidupan bersosial dan jangan sampai keteteran. Jika sedari dini sudah terbiasa untuk membagi waktu dan berdisiplin diri, nilai-nilai tersebut akan menjadi modal berharga ketika memasuki dunia kerja nanti.

Salah satu tips yang saya lakukan ketika menjadi mahasiswa adalah saya selalu memperbarui CV yang saya miliki. Sejak awal perkuliahan, saya sudah membuat CV yang merangkum berbagai aktivitas, pendidikan dan capaian yang saya miliki. Setiap kali menyelesaikan sebuah aktivitas, saya membuka berkas CV yang ada di komputer untuk diupdate. Ada banyak orang yang melupakan arti penting sebuah CV. Mereka membuat CV ketika akan sedang dibutuhkan sehingga banyak hal-hal yang terlewat dan terlupakan karena terburu-buru. Alangkah lebih baik jika CV dibuat sedikit demi sedikit berdasarkan aktivitas yang sudah dilalui. Persiapan yang lebih matang akan meningkatkan kepercayaan diri.

Melalui jejaring yang dibangun, ketika memasuki masa-masa akhir kuliah, cobalah untuk mulai mengirimkan CV atau lamaran pekerjaan. Ada banyak yang berbekal mahasiswa tingkat akhir dengan berbekal tunggu ujian atau tunggu wisuda, mereka sudah aktif mencoba mengirimkan aplikasi. Ada yang diterima, tetapi ada pula yang harus menunggu. Jika gagal, maka harus terus berusaha dan jangan terus menyerah. Oleh karena itulah, tetap sabar dan terus berusaha menjadi prinsip yang harus dipegang saat melamar pekerjaan.

Mengapa harus bersabar dan tetap berjuang? Sebab waktu tunggu seseorang untuk mendapatkan pekerjaan berbeda-beda. IPK yang tinggi belum tentu menjamin seseorang mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Terkadang, ada pelamar pekerjaan yang sudah diterima namun masih milih-milih sebuah jabatan dengan berbagai pertimbangan. Tidak sedikit pula yang menyebar sekian puluh lamaran pekerjaan dan begitu ada panggilan tes dan diterima, akhirnya langsung menjalani masa percobaan dan orientasi. Pada fase menunggu dan menanti jawaban atas lamaran pekerjaan itulah, biasanya yang membuat calon pelamar menjadi resah dan cemas, apalagi ketika melihat teman-teman seangkatan yang sudah mulai bekerja. Maka itu, sikap tenang, sabar dan terus berjuang perlu dimiliki oleh pelamar kerja.

Jika persyaratan administrasi dan CV sudah lengkap dan terkirim, menunggu panggilan biasanya cukup membuat deg-degan. Secara umum, perusahaan akan memanggil calon pelamar yang memenuhi kriteria. Jika cocok dengan kualifikasi yang dibutuhkan, perusahaan akan melakukan verifikasi lamaran pekerjaan dengan melakukan serangkaian tes masuk, misal tes psikologi hingga wawancara. Di tahap ini, ada banyak kisah dan kejutan yang terjadi. Idealnya, para pelamar kerja perlu persiapan dan belajar untuk mengerjakan tes psikologi. Tetapi, kejutan bisa saja terjadi. Mereka yang sudah belajar dari buku-buku psikotest malahan tidak lulus, tetapi mereka yang kurang persiapan tes psikologi malahan lolos ke tahap berikutnya. Menurut pendapat beberapa orang teman, yang dibutuhkan dalam psikotest adalah ketenangan berpikir dan kondisi fisik yang prima. Ada begitu banyak model tes dan tiap-tiap perusahaan memiliki tes dan kriteria sendiri. Oleh karena itu, jika badan tidak fit dan pikiran tidak tenang, alhasil tidak konsentrasi ketika mengerjakan tes.

Wawancara adalah tahapan yang sangat penting ketika melamar pekerjaan. Melalui wawancara, perusahaan akan melakukan verifikasi atas data-data dan informasi yang dikirim melalui lamaran pekerjaan. Di tahap ini, perusahaan akan menguji kecakapan pelamar melalui berbagai pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan. Terkadang, pertanyaannya tidak berat, malahan cenderung sangat santai. Beberapa orang teman banyak yang gagal di fase ini dikarenakan beberapa hal, misalnya tidak cukup percaya diri atau lemah dalam hal komunikasi. Ada pula yang sebetulnya memenuhi kualifikasi, tetapi tidak cocok dengan kompensasi ditawarkan. Jadi, di fase ini, kejutan-kejutan juga bisa terjadi.

Selain itu, ada ketrampilan lain yang tidak bisa dikuasai secara instan, yaitu ketrampilan bahasa asing dan ketrampilan bekerja dengan komputer. Sejumlah pengguna lulusan menyampaikan bahwa dengan kompetisi yang semakin tinggi dalam era globalisasi, ketrampilan bahasa asing, missal Bahasa Inggris atau Mandarin, bisa menjadi nilai tambah ketika seseorang melamar pekerjaan. Selain itu, di era komputerisasi dan teknologi saat ini, kemampuan dan ketrampilan bekerja dengan komputer tidak bisa ditawar lagi. Oleh sebab itu, sedini mungkin, para calon pelamar kerja, perlu melatih diri mereka dalam bidang bahasa asing dan komputer sehingga tidak kaget ketika nanti memasuki fase melamar kerja.

Memanfaatkan Teknologi dan Jejaring Sosial

Di era teknologi informasi saat ini, jejaring sosial bisa menjadi alat untuk mencari berbagai informasi yang mendukung proses mencari pekerjaan. Misalnya, mencari, lowongan pekerjaan, mencari contoh lamaran pekerjaan dan resume hingga bisa mendaftar secara online di situs-situs tertentu. Berbagai milis lowongan kerja juga bisa diikuti untuk mendapatkan informasi terbaru lowongan pekerjaan di berbagai perusahaan. Jadi, untuk melihat lowongan pekerjaan tidak perlu menunggu iklan di koran atau melalui word of mouth, tetapi pelamar bisa mendapatkan mencarinya secara online di internet.

Meskipun banyak sumber tersedia, bukan berarti tidak mendapatkan kesulitan. Masalah seringkali muncul terutama karena jumlah pelamar pekerjaan yang banyak tetapi jumlah lowongan yang ditawarkan sedikit. Oleh sebab itu, perlu ada “sesuatu yang berbeda” sehingga mampu menarik perusahaan yang dilamar. Seperti yang dilakukan oleh Lidia (21 tahun) yang menempuh kuliah International Business Management di Groningen University, Belanda. Melalui Youtube, Lidia membuat film pendek berdurasi 2 menit 59 detik yang berisi semacam resume. Ide tersebut cukup menarik. Dengan memanfaatkan teknologi dan jejaring sosial dan kebiasaan membuat resume secara tertulis, Lidia tampil beda dengan membuat sebuah film pendek yang bercerita tentang minat dan ketertarikannya.

Di pihak perusahaan, mereka dapat dengan mudah melihat profil calon staff mereka melalui Facebook, Twitter atau blog. Sebuah studi di Amerika Serikat menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa status Facebook bisa memprediksi performa seseorang. Oleh karena itu, para peneliti dari Northern Illinois University, University of Evansville dan Auburn University yang menggagas studi ini, menyarankan tim perekrutan karyawan sebuah perusahaan untuk melihat profil Facebook para pelamar, sebelum mempekerjakan mereka. Melalui profil dan status di Facebook, para peneliti mencoba memprediksi Big Five Personality Trait yang meliputi keterbukaan, kecermatan, kepedulian terhadap sekitar, keramahan dan kepribadian mental. Jadi, baik para pelamar kerja dan perusahaan sama-sama memanfaatkan teknologi informasi dalam proses seleksi tenaga kerja.

Penutup

Mendapatkan pekerjaan belum menjamin seseorang bisa berbahagia. Bagi mereka yang baru lulus, tantangan yang dihadapi ketika masuk di sebuah institusi tentu lebih besar jika dibandingkan dengan mereka yang sudah pengalaman. Banyak fresh graduate yang diterima disuatu perusahaan memutuskan untuk keluar setelah bekerja beberapa bulan. Penyebabnya bisa karena tidak cocok dengan tekanan lingkungan kerja, kompensasi yang tidak sepadan dengan pekerjaan atau karena hanya ingin menjadikan pekerjaan itu sebagai batu loncatan sebagai modal untuk untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dan cocok. Pada kasus lain, banyak juga staff baru perusahaan yang merasa betah dengan lingkungan pekerjaan dan meneruskan bekerja di sana hingga beberapa tahun.

Bagaimanapun, pengalaman-pengalaman yang diperoleh seyogianya bisa menjadikan manusia berpikir dan bertindak lebih bijak. Melalui kegagalan, maka manusia dapat belajar bagaimana supaya berhasil. Lewat liku-liku dan suka duka mencari pekerjaan, manusia akan memeroleh harta yang sangat mahal yaitu pengalaman-pengalaman hidup. Bekerja memang bukan hanya untuk mencari uang semata, melainkan bagaimana seorang manusia bisa berkarya dan mengapresiasi diri melalui pekerjaan yang diemban sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi diri sendiri, keluarga dan orang-orang yang ada di sekeliling.

Terakhir, suka dan duka mencari kerja adalah bagian dari kehidupan yang harus dijalani. Tiap-tiap keputusan yang diambil, pasti akan menghadapi konsekuensinya. Bagi yang memilih menjadi pengusaha pun, mereka akan mengalami suka dan duka menjadi penguasa. Ada kegagalan demi kegagalan sebelum sampai kepada keberhasilan. Oleh karena itu, jangan menyerah. Hanya dengan terus berdoa dan bekerja serta disertai dengan ucapan syukurlah yang akan mengalami kebahagiaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun