Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wet & White Christmas: Waktu Berbagi Kasih Kepada Sesama

27 Desember 2011   23:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:40 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pohon Natal di Grote Markt, Groningen; foto: dokumentasi pribadi

I’m Dreaming White Christmas

Memasuki bulan Desember, berbagai pernak-pernik menyambut Natal sudah menghiasi berbagai sudut kota di Groningen, mulai dari lampu hias, pohon Natal dan berbagai ornamen bernuansa Natal lainnya. Di kawasan Grote Markt Groningen, sebuah pohon natal yang cukup tinggi sudah dipasang untuk meramaikan Natal 2011. Bermacam-macam lampu hiasan juga sudah dipasang di sepanjang jalan mulai akhir bulan November yang lalu.

Menikmati suasana Natal di Eropa begitu sangat dinanti-nantikan oleh banyak orang. Selain hiasan-hiasan dan berbagai aktivitas menyambut Natal, saya sangat mendambakan kehadiran salju. Sejak kecil, saya sudah sering mendengarkan lagu White Christmas, I’m dreaming White Christmas, demikian liriknya. Mimpi saya sejak kecil itu sepertinya semakin dekat menjadi kenyataan karena di bulan Desember 2011 ini saya berada di Benua Eropa. Saya siap menyambut White Christmas.

Menurut cerita beberapa teman, pada akhir November 2010 yang lalu, salju sudah menyelimuti negara-negara di Eropa. Namun berkebalikan dengan akhir November dan awal Desember 2011, salju belum menampakkan dirinya. Namun pada tanggal 16 Desember 2011 yang lalu, terdengar berita salju turun di beberapa wilayah di Belanda, Belgia dan Inggris Raya walaupun curahannya tidak berlangsung lama. Wow, benarkan saya akan mewujudkan mimpi White Christmas di Eropa?

Namun kenyataannya, beberapa hari menjelang hari Natal, salju White Christmas tak kunjung datang. Di Groningen, bukannya salju yang turun, tetapi hujan, mendung serta kabutlah yang membasahi dan menyelimuti jalanan. Wet Christmas, demikian saya menyebutnya. Saya tetap bermimpi White Christmas di Eropa. Terwujudkah?

Berbagi Kasih Kepada Sesama

Sudah sejak bulan Oktober, saya mempersiapkan liburan Natal dan Tahun Baru di Inggris. Salju yang turun di Inggris pada pertengahan bulan Desember, memberikan sebuah harapan bahwa saya bisa menikmati White Christmas di Brighton, Inggris. Pada hari Jumat malam, dua hari sebelum tanggal 25 Desember, saya berangkat ke Inggris dengan naik bus Eurolines. Perjalanan darat sekitar 10 jam harus saya tempuh supaya sampai di London Victoria Coach Station. Tidak tampak salju turun pada satu hari menjelang tanggal 25 Desember. Masih ada satu hari lagi. Saya tetap berharap bisa menikmati suasana White Christmas.

Ketika berada di dalam bus Eurolines, saya merenung mengenai makna Natal. Pada perayaan Natal 2011 kali ini, untuk pertama kalinya saya merayakan Natal tidak bersama dengan keluarga. Saya memiliki amanah untuk melanjutkan studi melalui beasiswa Ford Foundation International Fellowships Program di Belanda. Seperti masih mimpi, beasiswa tersebut merupakan anugerah yang saya terima di tahun 2011. Saya memiliki tanggung jawab yang tidak main-main sebab kesempatan yang saya peroleh pada akhirnya tidak hanya bermanfaat bagi saya sendiri atau keluarga, namun juga harus dibagikan kepada sesama dan masyarakat.

Tepat di hari Natal, langit Inggris tampak berawan. Gerimis membasahi jalanan dan pepohonan. Tidak ada salju yang turun. It was wet Christmas. Kecewakah? Tentu saja tidak. Natal bukanlah hanya dirayakan melalui simbol-simbol seperti pohon Natal, lampu atau salju. Memang benar apabila saya ingin sekali mendapat pengalaman White Christmas mengingat saya baru pertama kali menginjakkan kaki di Eropa. Tetapi, White Christmas dan segala pernak-perniknya bukan esensi utamanya. Sebagaimana pengalaman-pengalaman merayakan Natal di Indonesia, bagi saya, hari Natal adalah waktu untuk merenung akan cinta kasih TUHAN kepada umat manusia untuk selanjutnya menyebarkan cinta kasih tersebut kepada sesama. Walaupun wet Christmas di Inggris, saya sama sekali tidak kecewa. Saya malahan bersyukur karena melalui perjalanan kali ini, saya mendapat perenungan supaya tidak lupa diri akan semua berkat dan anugerah yang saya terima.

[caption id="attachment_152161" align="alignnone" width="640" caption="Christmas - Meeting House University of Sussex; foto dokumentasi Hà �ao"][/caption]

Pada kesempatan hari Natal kali ini, saya bersama dua orang teman yang sedang kuliah di University of Sussex (UoS), Novi dan Emma, menghadiri sebuah perayaan Natal yang diselenggarakan oleh Meeting House, kampus UoS. Acara yang ditujukan untuk international students tersebut dihadiri oleh sekitar 100 orang yang berasal dari berbagai macam kewarganegaraan, seperti China, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Indonesia, Amerika Serikat hingga Argentina. Tanpa white Christmas, saya bersama seluruh peserta hanyut dalam kegembiraan dan damai Natal.

Sudah terlalu banyak perintah dan ajaran untuk menebar kasih kepada sesama, kini saatnya untuk menerapkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selamat Natal 2011 dan menyambut tahun baru 2012. Sukses bersama kita semua. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun