Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Film Berbahasa Malaysia Ini Sangat Luar Biasa!

11 Desember 2010   14:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:49 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendekar Mustar Pinang Sebatang

Di sebuah tempat penyeberangan, di Sungai Kemunting, terlihat beberapa orang pekerja yang mengatur calon penumpang dengan cukup kasar, bahkan seringkali diancam dengan sebuah pukulan. Para calon penumpang pun terlihat ketakutan. Mereka berbaris rapi, antri. Di sela-sela kesibukannya, para pekerja di penyeberangan sampan itu ada yang memanfaatkan suasana untuk menguntit uang bayaran para penumpang hingga saling berdebat tentang kecurangan itu. Para pekerja itu juga suka mengambil makanan yan dibawa oleh calon penumpang. Tidak hanya itu, mereka terlihat tidak adil dalam melayani konsumen, terlihat dari polah tingkah yang begitu bermanis-manis dengan penumpang perempuan.

Di sana juga tampak 3 orang pemuda yang duduk, salah satu di antara mereka meniup seruling, sedangkan yang lain mengamati hilir mudik penumpang yang berseliweran. Tiba-tiba datang sebuah mobil, yang ternyata pemilik penyeberangan tersebut, Ahmad Nisfu. Setelah berbincang-bincang dengan anak buahnya, dia lantas menuju ke perahu. Tampaknya dia hendak menggunakannya untuk menyeberang. Tiba-tiba dari barisan penumpang ada yang protes. Pemilik sampan itu marah dan meminta anak buahnya mengusir laki-laki calon penumpang itu. Bapak itu pun diusir keluar. Salah seorang pemuda yang duduk di sana hendak membela, tapi dicegah oleh pemuda yang sedang meniup seruling.

Tidak jera, Bapak itu kembali masuk dan kembali memprotes. Oleh pemilik perahu, dia menyuruh anak buahnya untuk menghajar Bapak itu. Tapi siapa sangka, Bapak itu malahan berhasil menghajar mereka. Dari sanalah mulai keributan. Bapak itu menyebut dirinya Pendekar Mustar Pinang Sebatang. Ketiga pemuda yang duduk itu akhirnya ikut membela dan mengajak para calon penumpang untuk melawan. Bapak itu akhirnya berhasil naik perahu dan menyeberang.

Ketiga pemuda itu juga berhasil menyeberang dan mencoba mencari Pendekat Mustar Pinang Sebatang itu. Mereka hendak berguru. Di tengah pencarian, mereka tiba di sebuah bangunan yang cukup besar. Sepertinya bangunan itu sebuah sekolah. Mereka melihat seorang gadis yang cantik. Pada saat gadis itu pula, ketiga pemuda itu mengikutinya dari belakang. Gadis itu ketakutan dan berlari. Ketika sampai di rumah, dia melaporkan kejadian yang menimpa pada orang tuanya.

Ketika pemuda melihat gadis itu masuk ke dalam rumah. Di luar, tampak Pendekar Mustar Pinang Sebatang sedang latihan silat. Mereka menghampirinya. Meski mendengar laporan anaknya tentang kelakuan ketiga pemuda itu, Bapak yang akhirnya dipanggil Pak Cik tersebut malahan menyambut mereka dengan sangat ramah. Mereka mengenalkan diri pada Pak Cik dan istrinya. Masing-masing bernama Ajis, Ramli dan Sudin.

Mereka diterima jadi murid dan tinggal di sana. Sementara anak Pak Cik, Rose, masih tidak setuju ketika pemuda itu tinggal di rumahnya. Ketika pemuda itu menyadari hal tersebut dan akhirnya mencoba untuk meminta maaf. Melalui kamar, mereka menyanyi. Suara ketiganya yang sangat merdu, sangat menarik Rose dan akhirnya dia menulis sebuah surat dan meletakkan di balik pintu kamar Ajis, Ramli dan Sudin. Karena tidak bisa membaca, mereka meminta bantuan Aini untuk membacakan surat itu. Rose hendak bertemu dengan salah satu dari mereka. Mereka rebutan. Kejadian-kejadian lucu banyak terjadi pada bagian ini.

Mantra Si Mambang dan Rose

Suatu hari, Pak Cik, Ajis, Ramli dan Sudin sedang bersih-bersih halaman rumah. Rose tampak berpamitan untuk berangkat mengajar. Sudin, Ramli dan Ajis sangat terpesona memandang Rose yang sedang berlenggak-lenggok, sampai-sampai Sudin yang tengah menyiram tanaman di atas rumah panggung, menyiram Pak Cik yang ada di bawah dan menyangka hujan. Dia pun mengambil payung dan masuk ke rumah, lantas mengajak Ajis, Ramli dan Sudin masuk ke rumah. Pak Cik tidak sadar kalau air yang menyiramnya itu akibat ulah si Sudin.

Mereka berkumpul di dalam rumah. Pak Cik hendak memberikan sebuah pelajaran untuk ketiganya. Pelajaran itu berupa sebuah mantra. Mereka diminta menulis. Mantra itu sebetulnya hanya terdiri dari 4 baris saja. Tapi dasar karena mereka tidak bisa menulis, coretan di atas kerja itu ngaco semua. Pak Cik menyuruh ketiganya sekolah. Lantas mereka menuju ke sekolah dan sangat senang sebab Rose yang menjadi guru. Banyak kejadian lucu terjadi ketika Ajis, Ramli dan Sudin belajar di sekolah.

Suatu malam, Pak Cik dan ketiga muridnya duduk di pelataran. Mereka tak memakai baju. Pak Cik terlihatmembakar sesuatu dan asalp mulai mengepul. Pak Cik meminta ketiga muridnya mengucapkan mantra yang telah diajarkan. Mantra itu adalah:

Hey mambang tanah, mambang air, mambang api, mambang angin Mambang berasal dari Gunung Si Mambang Berdampinglah denganku wahai Si Mambang Hanya itulah pesanku wahai Mambang

Setelah mengucapkan mantra itu, mereka berlatih silat. Namun, belum banyak gerakan yang dilakukan, celana Ajis sobek dan disuruh masuk ke dalam untuk meminta Rose menjahitnya. Ternyata itu hanya trik sebab tidak lama setelah itu, gantian celana Ramli yang sobek. Dia pun disuruh ke tempat Rose supaya celana yang sobek itu dijahit. Ketika Ramli sampai ke dalam, dia menyuruh Ajis yang telah ngobrol dengan Rose untuk kembali latihan. Kini Ramli yang bersama-sama dengan Rose dan malahan mereka berdua menyanyi bersama .

Ajis dan Sudin protes ke Pak Cik sebab mendengar Ramli dan Rose sedang bernyanyi berdua. Tapi Pak Cik mengatakan bahwa suara itu berasal dari suara radio. Tidak berapa lama kemudian, celana Sudin yang sobek. Dia lantas menyusul Ramli dan meminta Ramli kembali latihan silat. Kini Sudin dan Rose yang berdua-duaan. Tapi dia hanya pura-pura kalau celananya sobek. Maka dia pun kembali latihan.

Tiba-tiba dari muncul juragan sampan dan anak buahnya. Mereka terlihat marah. Mereka datang untuk menagih kerugian saat Pak Cik, Sudin, Ramli dan Ajis memporak-porandakan usahanya. Saat melihat Rose yang keluar rumah, juragan sampan itu tertarik kepadanya dan berniat meminangnya. Kalau boleh, maka utang-utang itu tidak perlu dibayar. Tapi usaha itu belum berhasil., Ramli dan kawan-kawan berhasil mengusir mereka. Tapi, belum berhenti sampai di sini.

Cobaan...Cobaan...Cobaan

Cobaan
Cobaan
Suatu malam di malam Jumat, Pak Cik menyuruh Sudin, Ramli dan Ajis untuk semedi. Masing-masing memiliki jatah lokasi sendiri-sendiri. Ajis harus semedi di hutan, sudin di rumah kosong sedangkan Ramli di kuburan. Sebelum mereka pergi, Pak Cik berpesan kepada ketiganya bahwa kalau ada apa-apa yang datang, jangan takut, jangan lari, itu semua hanya cobaan.

Setelah tiba di masing-masing lokasi, ada banyak kejadian yang mereka temu. Sambil mengucapkan mantra Mambang, mereka dibuat ketakutan dengan kejadian di sekeliling mereka. Seperti Ramli yang harus lari terbirit-birit dari kuburan dan kembali ke rumah. Dia digoda oleh gerombolan hantu di kuburan. Mereka gagal dalam menantang cobaan.

Keesokan malamnya, bertiga mereka pergi ke kuburan lagi. Kali ini mereka harus berhasil, dan segala yang mengggangu hanyalah cobaan. Sambil mengucapkan mantra Mambang, mereka bertiga duduk di bawah pohon. Sementara di rumah, Pak Cik dan keluarganya sedang dalam ancaman.

Anak buah juragan sampan itu masuk ke rumah dan mengikat Pak Cik, Mak Cik dan Aini. Sementara Rose dibopong dan diculik oleh salah seorang anak buah juragan sampan itu dan berlari melintasi Ajin, Sudin dan Ramli. Tapi, karena mereka ingin berhasil dalam semedi, mereka tidak menghiraukannya, mereka hanya menyangka bahwa itu cobaan, padahal Rose sudah berteriak-teriak minta tolong. Hal yang sama terjadi ketika gerombolan anak buah Ahmad Nisfu melewati Ramli dan kawan-kawan. Mereka tetap saja berkata bahwa itu semua cobaan.

Cobaan2
Cobaan2

Ketika Pak Cik hendak mengejar penculik itu dan melewati Ramli dan kawan-kawan, dia lantas memberitahu kalau Rose diculik. Tapi oleh Ramli, Sudin dan Ajis, semua yang dikatakan Pak Cik itu hanya cobaan. Pak Cik berusaha menjelaskan dan bahkan sampai memukul kepala mereka bertiga, tapi tetap saja dianggap sebagai cobaan. Pak Cik sudah menyerah untuk menjelaskan, hingga datang Mak Cik. Dia lantas menjelaskan bahwa Rose diculik dan semua yang terjadi itu bukan cobaan.

Bertiga akhirnya tersadar bahwa itu bukan cobaan, tapi kenyataan. Mereka lantas berlari menuju rumah juragan sampan. Mereka berhasil melumpuhkan semua anak buah juragan tersebut dan menyelamatkan Rose.

Berhasil Mengocok Perut

Film lama yang dibuat tahun 1959 dan disutradarai oleh P. Ramlee ini sangat lucu. Dari awal hingga akhir cerita, penonton dengan sukarela akan terus tertawa melihat tinggal laku para pemerannya. Meski ada adegan hantu, film ini tidak menyeramkan, tapi malahan sangat lucu.

Film ini layak ditonton oleh siapapun. Sangat cocok untuk memberikan hiburan kepada keluarga. Ketika menonton Sudin, Ramli dan Ajis di film Pendekar Bujang Lapok ini, seperti mengingatkan pada film-film Warkop; trio Dono, Kasino dan Indro. Berulang kali melihat film-film mereka, masih saja sangat menarik dan terpingkal-pingkal, meskipun sudah tahu detail jalan ceritanya.

Film ini cocok dilihat ketika sedang penat supaya bisa memancing untuk tertawa. Jadi, mari tertawa sebab itu semua hanyalah cobaan!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun