Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Microfootball

10 Agustus 2010   11:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:09 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar yang ditampilkan di atas, aku ambil dari sebuah lapangan di dekat rumahku. Namanya Lapangan Benowo. Sedari kecil, aku sudah biasa bermain di lapangan itu. Setahuku, lapangan tersebut milik TNI Angkatan Darat. Lapangan itu biasanya dipakai untuk bermain sepak bola oleh para penduduk sekitarnya; seperti Dusun Benowo Wetan, Benowo Kulon, Banaran dan Perumnas Palur. Apabila pagi, lapangan itu dimanfaatkan oleh beberapa sekolah untuk pelajaran olahraga. Tapi, sudah 1,5 bulan belakangan ini, di lapangan tersebut telah dimulai sebuah proyek pembangunan. Dari bentuk pondasi yang dibuat, lapangan itu akan dibangun beberapa rumah.

Lapangan Benowo barangkali hanyalah satu dari sekian banyak lapangan dialihfungsikan, entah menjadi perumahan, pertokoan, pusat bisnis, kantor dan sebagainya. Ketika berkeliling di Solo Baru beberapa waktu yang lalu, lapangan sepak bola di samping Rumah Sakit Dr. Oen telah berganti menjadi bangunan. Dengan adanya pembangunan di lapangan Benowo, semula aku berpikir bahwa akan kehilangan salah satu tempat bermain sepak bola. Benarkah demikian?

Ternyata dugaan itu tidak sepenuhnya benar. Sudah kali ketiga, aku diajak teman-teman untuk bermain futsal. Sebuah permainan sepak bola indoor, namun dengan luas lapangan yang lebih kecil dan jumlah pemain yang lebih sedikit. Aku tidak tahu persis kapan permainan futsal berkembang dan menjadi popular di Indonesia, namun akhir-akhir ini semakin banyak orang yang tertarik dan bermain olahraga tersebut.

Pada sisi lain, lapangan futsal semakin bermunculan di beberapa daerah dan sudut kota. Paling tidak aku melihat fenomena itu di Kota Denpasar dan Kota Solo. Bisnis sewa lapangan futsal nampaknya sangat diminati oleh para investor untuk meraup rupiah dari para penggila futsal. Dari pengamatanku selama ini di kedua kota itu, lapangan-lapangan futsal itu hampir tidak pernah sepi. Dengan harga sewa per jam yang bervariasi pada kisaran Rp 50.000 hingga Rp 200.000, peminat olahraga futsal bergotong royong urunan untuk membayar sewa lapangan itu.

***

Masyarakat memang terus berubah dengan berbagai alasan dan penyebabnya. Contoh pembangunan lapangan sepak bola menjadi bangunan perumahan di atas menjadi salah satu contohnya. Ketika ketersediaan lahan lapangan semakin sempit, hal itu mendorong orang ataupun pecinta sepak bola untuk berpikir bagaimana memecahkan persoalan itu. Olahraga futsal hingga saat ini menjadi solusi yang dipakai oleh orang yang suka berkeringat mengejar dan mencetak gol ke gawang. Hal itu pula yang lantas mendorong orang berkantung tebal untuk menginvestasikan rupiah mereka ke dalam bentuk lapangan indoor sebagai tempat bermain futsal.

Barangkali karena masyarakat menyukai sesuatu hal yang simpel-simpel atau sederhana. Ketika sepak bola secara ideal harus membutuhkan lapangan outdoor yang luas, jumlah pemain dalam satu tim berjumlah11 orang, dan waktu yang digunakan 2 x 45 menit (hanya beberapa perbedaan antara sepak bola dengan futsal), namun dengan bermain futsal, lapangan yang digunakan hanya berukuran panjang 25-42 m x lebar 15-25 m, dengan jumlah pemain maksimal 5 orang dalam satu tim serta menggunakan waktu ideal 2 x 20 menit. Sangat lebih simpel.

Lagi. Ketika bermain futsal, pemain dan penonton tidak perlu takut kehujanan, karena kebanyakan lapangannya berada di dalam ruangan (indoor), berbeda dengan lapangan sepak bola outdoor. Ini salah satu kelebihan dari futsal. Aspek lain yang disukai dari permainan futsal adalah pemain berpeluang untuk menciptakan banyak gol. Ketika sebuah tim sering mencetak gol, ada perasaan puas dan senang, sebab tujuan mereka memang membuat bola bundar masuk ke gawang dan memenangkan pertandingan.

Memang futsal terlihat lebih menarik, simpel dan sederhana untuk diimplementasikan. Oleh sebab itu ada istilah microfootball sebagai bentuk mini dari sepak bola. Meskipun demikian, bukan berarti sepak bola di lapangan outdoor ditinggalkan begitu saja. Karena microfootball dan football berangkat dari filosofi yang sama, keduanya tetap diminati oleh masyarakat. Masih banyak orang yang menyukai sepakbola , baik bermain atau hanya menonton. Buktinya pada pagelaran sepak bola World Cup 2010 bulan Juni-Juli yang lalu.

Bagaimanapun, futsal saat ini boleh dikatakan masih menjadi trending topic, meminjam istilah dari microblogging Twitter untuk menyebut sesuatu hal yang sedang dibicarakan. Permainannya menarik dan lebih simpel dari sepakbola sehingga banyak orang tertarik memainkannya atau menonton. Itulah yang menjadi daya tarik microfootball.

Mungkin karena sederhana itu pulalah, microblogging kini juga sedang booming, menggeser aktivitas blogging yang beberapa tahun lalu diminati. Jika dalam blogging dipersepsikan sebagai aktivitas yang membutuhkan ketrampilan menulis yang panjang, namun kini dengan adanya Twitter, ngeblog disederhanakan hanya dengan dibatasi 140 karakter saja. Sangat sederhana dan simpel. Namun demikian, karena berangkat dari filsafat yang sama, baik blogging dan microblogging, keduanya tetap sama-sama diminati dan dimanfaatkan.

Apakah karena manusia suka sesuatu yang sederhana dan simpel sehingga juga memunculkan wacana redenominasi rupiah dengan mengeliminasi 3 angka nol terakhir (wacana yang berkembang) pada sebuah mata uang? Mungkin saja. Dengan adanya redenominasi, nilai mata uang rupiah diubah kedalam bentuk yang lebih sederhana, semisal Rp 10.000 menjadi Rp. 10. Apakah sulit? Dahulu ketika Sekolah Dasar, dalam pelajaran Matematika diajari bagaimana menyederhanakan sebuah bilangan pecahan ke dalam bentuk yang paling sederhana, semisal 5/20 menjadi bentuk sederhana 1/4 atau 10/20 dapat disederhanakan menjadi 1/2, dan contoh-contoh lainnya. Bahkan sebetulnya dalam praktek sehari-hari, secara sengaja maupun tidak, penyederhanaan itu sudah banyak dipakai. Tunggu saja, apakah wacana redenominasi akan betul-betul direalisasikan? Mari main microfootball dan microblogging saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun