Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setelah Bapakku Bebas

24 Juni 2010   02:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:19 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melupakan sejarah kelam itu bagi saya juga akan turut melupakan sejarah keluarga. Dalam sebuah diskusi di Taman 65 pada 7 Mei tahun 2009 yang lalu, saya turut berbagi cerita keluargaku ke Ariel Heryanto dan teman-teman di Taman 65 yang kala itu berdiskusi santai tentang Gerakan 30 September. Mungkin saya harus berterima kasih dengan gerakan makar tersebut, sebab kisah keluargaku dimulai dan berakar dari sana. Jika tidak ada gerakan itu dan Bapak tidak ditangkap dan dibuang ke Pulau Buru, apakah keluargaku saat ini bisa terbentuk dan terbangun? Setelah Bapakku bebas, itulah awal sejarah keluargaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun