Mohon tunggu...
Dalana WK🍓
Dalana WK🍓 Mohon Tunggu... Penulis - Penyair

Life is true and Love is God ~ Hargailah Karyanya, Jika tidak mampu menghargai Orangnya ~

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Something Called LOVE

13 Desember 2024   15:07 Diperbarui: 13 Desember 2024   15:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi, di tengah semua dinamika ini, perlu dipahami bahwa manusia tetaplah manusia. Tidak ada yang sempurna. Kadang, keputusan cinta yang diambil memang bukan yang terbaik, tetapi bukan berarti selalu salah. Yang penting adalah memastikan bahwa cinta tidak melanggar aturan moral dan tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Cinta yang Membodohi: Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadiku menjadi bukti nyata dari kebodohan yang kerap muncul dalam hubungan cinta. Dahulu, aku mengenal seorang lelaki pintar dan tampan, tetapi dia rela berlutut di bawah meja atasannya demi mempertahankan jabatannya. Semua itu ia lakukan demi "stabilitas" yang ia pikir diperlukan untuk mencintai dan dicintai.

Kemarin, seorang teman wanita mengeluh kepadaku tentang bagaimana ia rela menjadi apa pun yang diinginkan oleh kekasihnya. Padahal, mereka belum menikah. Ia takut pasangannya berpaling ke hati lain.

Ada pula seorang wanita tua di lingkunganku yang gemar membicarakan tetangga dan keluarganya sendiri, mengeluh tentang suami dan mertuanya. Ia tampak kelelahan dengan kebodohannya sendiri, tetapi terus mengulanginya.

Semua ini membuatku berpikir: mengapa cinta yang seharusnya membahagiakan justru membawa begitu banyak penderitaan?

Refleksi: Putuskan atau Tinggalkan

Aku memiliki prinsip sederhana: jika cinta membuatmu kehilangan akal sehat, tinggalkan. Itulah sebabnya aku tidak pernah bertahan lama dalam hubungan percintaan. Orang-orang di sekitarku menyebutku terlalu pemilih, bahkan tidak laku. Tetapi, apakah aku salah karena menolak tunduk pada dinamika yang salah?

Ironisnya, mereka yang mengkritik pilihanku sering kali adalah orang-orang yang juga tidak bahagia dalam hubungan mereka. Mereka membenarkan pilihan yang salah dengan terus membicarakan dan membesar-besarkan masalah orang lain. Dalam kebingungan mereka, mereka tetap merasa benar.

Pada akhirnya, mungkin cinta sejati adalah tentang keberanian untuk menjadi diri sendiri. Jika cinta membuat seseorang kehilangan jati dirinya, mungkin itu bukan cinta, melainkan bayangannya saja. Sebab, cinta yang sejati justru seharusnya menumbuhkan, bukan menghancurkan.

Cihaurbeuti, 13 Desember 2024 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun