PEKIK LANTANG YANG HANYA BISA TERTAHAN!
(Sembilu di Bulan April)
Kuselamatkan tulang belulangku di dalam kamar
Seperti es krim vanila di dalam wafel
Jantung masih mendekap cahaya terakhirnya
Tidak mampu lagi imajinasi menghadirkan kebahagiaan
Di luar sana terlalu berbahaya
Tidak ada satu jam dinding pun yang berani memberi kehidupan
Ini sudah terlambat untuk berjalan sendiri
Sudah tidak bisa mengangkat mimpiku lagi : terlalu sesak dada mendesaknya dengan teriak, bangun!
Hanya terlihat benteng untuk tetap berdiri di satu tempat : jalan yang memaksaku lurus ke arah api
Jeritan-jeritan itu melukis langit yang tengah bersedih : kembali bersih untuk menyapa suci
Kunci kebebasanku jatuh, mimbar pidato itu tersedia untukku : utara tengah berpihak
Maka akan kusampaikan hal yang tidak pernah mereka tahu. Tentang seberapa gilanya aku mencoba untuk tetap bernapas, di balik puing-puing trauma!
Cihaurbeuti, 11 April 2019 [19.19]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H