Setelah sepakat dengan harga, sebuah mobil sedan mendekat ke tempat Berlian berdiri, mobil berhenti, bagasi belakang terbuka, seorang pria bertubuh atletis menghampiri Berlian, lalu mengangkat koper dan memasukkan ke bagasi mobil, Berlian melangkah, membuka pintu lalu duduk. Mobil bergerak perlahan menuju ke gerbang keluar bandara. Sopir mengeluarkan kartu e-money untuk membayar biaya parkir bandara. Ia tempelkan kartu e-money ke alat pembaca, lalu bilah penghalang terangkat dan mobil keluar dari area bandara.Â
Usai meninggalkan bandara, dan membayar parkir di pintu keluar menuju Jalan Raya Soekarno Hatta, mobil melaju dengan kecepatan sedang, Berlian meminta sopir untuk berbelok ke Rumah Makan Begadang III, Branti. Berlian bergegas turun, dia tidak langsung memesan makanan, melainkan menyanyakan letak toilet, kebelet ia rupanya. Dia tidak suka buah air kecil di pesawat, entahlah apa alasannya. Keluar dari toilet, wajah Berlian tampak berseri-seri, ia lalu duduk di salah satu meja di sudut ruangan. Ia keluarkan HP dari sakunya, lalu scroll pesan WA. Terkadang tampak ia tersenyum sendiri.Â
Seorang pramusaji menghampirinya untuk menanyakan pesanan, "Nasi telur bulat, kasih kuah rendang agak banyak ya!", ujarnya setengah berteriak. "Minumnya, pak?", ujar sang pramujadi. "Jeruk Anget," Jawab Berlian dengan singkat. Kembali pandangannya tertuju pada HPnya. "Silahkan pak!" ujar pramusaji yang tiba-tiba muncul membawa, sepiring nasi putih dan ditangan satu lagi sebuah piring berisi telur bulat, dengan sedikit kuah sayur nangka, sambal lado dan lalapan berupa irisan kol dan daun singkong rebus.Â
Setelah beberapa hari berada di negeri orang, satu hal yang paling ia rindukan adalah masakan padang, walaupun hanya dengan lauk telor bulat, yang dibanderol dengan harga Rp 16.000, (enam belas ribu rupiah). Sungguh dia kangen dengan berbagai kuliner tanah air. Sepiring nasi, telor bulat, lalapan dan sambal lado, telah ia santap dengan lahap, dihadapannya ada segelas jus jeruk hangat, dengan cekatan tangannya menggapai gelas bergagang tersebut lalu meneguknya. Setelah beberapa teguk ia merasakan kesegaran minuman tersebut, keringat mulai meluncur wajahnya, ia gapai dua lembar tisu lalu menghapus wajahnya beberapa kali.Â
"Alhamdulillah..", ujarnya. Sopir mobil taxi Bandara menunggu di mobil, ia tidak mau diajak makan. "Maaf, Pak. Saya baru saja makan, silahkan Bapak Makan, saya tunggu di sini saja." ujar sang supir. Berlian bangun dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah kasih. "Nasi telor bulat dan jus jeruk anget," ujarnya. "Dua puluh empat ribu, pak!" ujar sang kasir, usai menekan beberapa tombol di kalkutor besar di hadapannya. Berlian mengarahkan fitur scan qr code pada aplikasi internet banking yang ia miliki, lalu memasukkan jumlah pembayaran yang akan dilakukan. Setelah ia memasukkan angka, lalu lanjutkan, ia masukkan pin, dan pembayaran pun selesai, kasir mengecek notifikasi yang muncul di layar komputer di depannya. "Pembayaran sudah kami terima, terima kasih, Pak!" ujar kasir seraya tersenyum.Â
Berlian berjalan ke arah parkir, lalu kembali naik ke mobil, mobil bergerak perlahan, lalu belok kiri masuk ke gerbang tol Natar, mobil terus melaju menuju ke gerbang tol Natar, sebuah tongkat bekas tongsis yang disambungkan dengan bekas tempat name tag, lalu diisi dengan kartu e-tol dikeluarkan oleh sopir, lalu ditempelkan ke mesin pembaca, lalu bilah penghalang terangkat dan mobil melaju di badan tol. Perjalanan menuju ke Sidomulyo menempuh jarak kurang lebih 50 kilometer, dengan kecepatan sedang jarak tersebut dapat ditempuh dalam waktu 1 jam saja.Â
Efek perut kenyang membuat Berlian diserbu dengan rasa kantuk yang mendera, ia pun terlelap. Sopir melihat dari kaca yang ada dihadapannya, Berlian yang semula cukup lincah dan nyaring bercakap berbagai pengalamannya di tanah suci, mendadak diam. Bukan lagi kata-kata dan kalimat yang terdengar, hanya suara dengkuran yang bersaing dengan suara ban yang beradu dengan jalan tol. Berlian tidur pulas, setelah menempuh perjalanan dengan pesawat dari Bandara King Abdul Aziz di Jedah, Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, dan Bandara Radin Inten, Lampung. Â Tubuhnya kecil tampak meringkuk di jok mobil.Â
Bahan Bacaan:
https://umroh.com/blog/rukun-umroh/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H