Rabu 23 Agustus 2023, jam belajar sudah berjalan, Pak Tugiyo mengajak untuk memulai persiapan pelaksanaan kegiatan parenting di Gedung Ghraha Karya. Gedung tersebut kurang lebih berjarak 300 meter dari MTsN 1 Bandar Lampung. Selain kursi yang sudah tersedia, kami juga membutuhkan tambahan 200 kursi plastik. Dengan kapasitas 60 an pertrip, kami perlu tiga trip untuk mengangkut kursi-kursi tersebut.Â
Kursi-kursi dikeluarkan melalui pintu samping oleh Pak Tugiyo dan Mas Sapto Pamungkas atau Mas Ragil, lalu dimasukkan ke dalam mobil, mobil lalu bergerak Gedung Ghraha Karya.  Mas Sapto memiliki rekan kerja Mas Satibi, sering juga dipanggil Fajri, namun ia tidak hadir, karena tidak enak badan, sehingga mas Sapto sendiri  menurunkan kursi, lalu memasukkan ke dalam gedung. Lalu mobil kembali ke MTsN 1 Bandar Lampung, kembai pak Tugiyo memasukkan kursi ke dalam mobil, sementara aku kembali ke kelas 8I yang berada di lantai 2.Â
Usai jam pelajaran ke 3, kembali mengangkut kursi ke Gedung Ghraha Karya, menyelesaikan trip ke dua, setelah kursi diturunkan mobil kembali ke MTsN 1 Bandar Lampung untuk melakukan trip ke 3. Pada saat yang sama Bapak Tugiyo, mengangkut alat-alat sound system yang akan digunakan untuk gladi bersih pada pukul 14:00 nanti.Â
Pak Jeksen juga membawa bersama Bapak Sapar juga tiba di gedung Ghraha Karya dengan mengendarai sepeda motor. Ia membawa LCD proyektor dan perangkat pendukungnya, kabel, dan laptop. Sementara bapak Aris Munandar juga naik motor, membawa banner backdrop. Setelah menurunkan barang-barang, kegiatan menyusun kursi dimulai, gedung yang semula tampak kosong sudah mulai tampak terisi dengan kursi, 300 kursi yang tersedia di gedung, ditambah 200 kursi plastik.Â
Menjelang pukul 10:00 Wib, aku kembali ke madrasah bersama pak Jeksen. Sementara pak Tugiyo, pak Aris Munandar, mas Sapto dan Pak Sapar tetap meneruskan pekerjaan menyusun kursi. Begitu tiba, aku berjalan ke arah ruang guru, "ayo makan pak Win," ujar Nasrul. Ia sudah memegang piring mengambil antrian, gak mau kalah aku mengambil wadah lalu mengantri. Rupanya ada acara makan siang bersama yang disediakan oleh Bapak Agus Widiyanto, yang sebentar lagi pensiun.Â
Bapak Kepala Madrasah, Drs. H. Iqbal tengah menikmati makan siang, "Nambah, pak..!" ujarku, sambil menuang beberapa centong nasi ke wadah. Yam aku menggunakan electric steamer untuk menampung nasi dan lauk, ada pindang, sambal, juga lalapan. Suasana ruang guru cukup ramai siang itu, makan siang yang belum begitu siang. Kalo dalam istirah Barat disebut dengan Brunch, singkatan dari Breakfast and Lunch, sarapan sekaligus makan siang.Â
Buat aku yang sarapannya paginya hanya dua gelas air putih plus rebusan, singkong, mantang atau waluh, jam 10 pagi sudah terasa agak lapar. Usai makan, bel berbunyi, pukul 10:15 Wib, saatnya kembali melaksanakan pembelajaran. Aku ada jam di kelas 8D, dari guru luruh ke arah toilet putra, setelah melewati dua kelas ada tangga ke lantai dua di sebelah kanan, naik tangga lalu setelah tiba di lantai 2 belok kiri, pintu pertama.Â
Setelah mengucapkan salam, aku mengajak anak-anak mereview kegiatan yang dilakukan pada perayaan HUT ke 78 Kemerdekaan RI, satu persatu siswa mendapatkan kesempatan untuk mengucapkan salam, menyebutkan nama dan menyebutkan satu kegiatan lomba yang diikuti dalam rangka memperingati HUT ke 78 Kemerdekaan RI. Pukul 12:10, pelajaran usai, siswa bersiap melaksanakan shalat dzuhur berjamaah di Aula. Â
**#105**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H