Perjalanan menuju MTsN 1 Bandar Lampung terbilang sangat lancar, jalanan tidak begitu padat. Setelah keluar dari gang Pelita kendaraan menelusuri jalan Zainal Abidin Pagar Alam, naik ke fly over di depan Mall Bumi Kedaton, Jalan Teuku Umar, setelah melintasi makam pahlawan terus melaju, hingga melintasi lampu merah rumah sakit umum Abdul Muluk, terus lurus hingga belok kiri ke jalan Kota Raja, di ujung sebelah kiri terdapat Masjid Taqwa, Bandar Lampung, berseberangan dengan Gereja, di depan tampak juga Stasiun Kereta Api Tanjungkarang,  belok kanan ke jalan Raden Intan, menjelang Toko Buku Gramedia, kami belok kiri ke jalan Tulang Bawang setelah itu belok kanan ke jalan Cokroaminoto lalu belok kiri lagi ke jalan KS Tubun dan sampailah kami di bawah flyover lalu ambil kiri, tibalah kami  di  Soto Ayam Lamongan 69 Cak Tres.
Â
Soto terbuat dari kaldu daging atau ayam dan sayuran. Daging yang paling sering digunakan adalah daging sapi dan daging ayam, tetapi ada pula yang menggunakan daging kuda atau daging kambing. Berbagai daerah di Indonesia memiliki soto khas daerahnya masing-masing dengan komposisi yang berbeda-beda, misalnya Soto Madura, Soto Kediri, Soto Pemalang, Soto Lamongan, Soto Jepara, Soto Bening Solo, Soto Semarang, Soto Kudus, Soto Betawi, Soto Padang, Soto Bandung, Sauto Tegal Tauto Pekalongan, Sroto Sokaraja, Sroto Kriyik, Sroto Bancar, Soto Banjar, Soto Medan, Coto Makassar, dan Coto Kuda Jeneponto. Soto juga diberi nama sesuai isinya, misalnya Soto ayam, Soto babat, atau Soto kambing. Ada pula soto yang dibuat dari daging kaki sapi yang disebut dengan soto sekengkel.
Cara penyajian soto berbeda-beda sesuai dengan khas di setiap daerah. Soto biasa dihidangkan dengan nasi, lontong, ketupat, mie, atau bihun. Untuk menambah cita rasa dan kelezatan, biasanya disertai dengan berbagai macam pelengkap, misalnya kerupuk, perkedel, emping, sambal, dan sambal kacang. Ada juga yang menambahkan telur puyuh, sate kerang, jeruk limau, berbagai macam gorengan (tempe, tahu, bakwan), bawang goreng, seledri, tauco, dan koya.
Usai menyantap soto Bu Laskmi memberikan selembar pecahan 100 ribu rupiah dan selembar pecahan 50 ribu rupiah kepada Ibu Laila Fasa untuk melakukan pembayaran di kasir, masing-masing menyebutkan tambahan selain menu utama, kerupuku, sate telor, tempe goreng, bakwan dan lain-lain. Selesai menikmati soto ayam kami kembali ke madrasah yang berjarak kurang dari 1000 meter. Kendaraan sempat melambat di depan SPBU namun kembali melaju karena antrian tampak panjang. Kami berjalan ke arah ruang guru, jam di dinding  menunjukkan pukul 10.05 tak lama berselang bel masuk berbunyi dan beberapa dari kami ke kelas, Saat ini  aku mengajar di kelas 8F yang berada di lantai 2 dari meja piket, belok kiri setelah melintasi dua ruang kelas ada tangga di sebelah kiri, naik ke lantai 2, setelah keluar dari tangga kelasnya ada di sebelah kiri sebelum toilet.
Siswa diminta untuk membuat draft a day in my life. Siswa kembali diingatkan untuk menggunakan past tense, sebagaimana telah diuraikan dalam penjelasan sebelumnya melalui laman Mari Belajar Past Tense Bagian Satu. Siswa mengidentifikasi beberapa kalimat mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi siswa dipastikan  menggunakan kalimat yang sederhana sehingga dapat dengan mudah diterjemahkan menggunakan Google translate. **#93**
Bahan Bacaan
https://id.wikipedia.org/wiki/Soto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H