Mohon tunggu...
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung Mohon Tunggu... Guru - guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru gemar fotografi, citytour dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Selamat Menempuh Hidup Baru, Herdi dan Richi (Bagian #2)

13 Agustus 2023   15:23 Diperbarui: 13 Agustus 2023   16:06 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ki Lengser dan Ambu (Dokumen Pribadi)

Minggu 13 Agustus 2023 Keluarga Bapak Mahyudin telah menyiapkan sarapan pagi berupa nasi uduk dengan lauk tambahan sambal telur, telor direbus dibelah menjadi dua bagian lalu dijadikan sambal, walaupun tampak merah tetapi tidak pedas.
Sarapan tertata di meja di teras, depan rumah, satu persatu tetangga yang sudah mengenakan baju batik, kostum kebesaran untuk pesta, mengambil piring, sendok, lalu menuang nasi menggunakan centong yang telah disediakan, mengambil sambal telur dan kerupuk, juga tersedia kopi.

Sebuah mobil pengantin dengan plat Herdi dan Richie sudah terparkir di depan rumah Bapak Mahyudin. Juga sudah siap beberapa mobil lain yang akan mendampingi Bapak Mahyudin menuju kediaman besannya, antara lain mobil Bapak Ajat, mobil Bapak Amet, mobil Bapak Raida, mobil Bapak Nasrizal, mobil Bapak Haikal juga mobil Bapak Fahrawi, dan mobil Bapak Edo. Kami akan menempuh perjalanan yang jaraknya tidak begitu jauh, kurang dari dua kilometer, masih dalam satu kecamatan yaitu Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung.

Ibu-ibu rombongan pengiring pengantin (Dokumen Pribadi)
Ibu-ibu rombongan pengiring pengantin (Dokumen Pribadi)
Setelah minggu lalu, Minggu 6 Agustus 2023, Bapak Mahyudin menyelenggarakan acara akad nikah bagi putrinya, hari ini pihak besan mengadakan acara ngunduh mantu. Perlahan mobil pengantin bergerak keluar gang menuju jalan pangeran Tirtayasa, belok kanan menyusuri jalan Pangeran Tirtayasa, setelah perumahan Villa Bukit Tirtayasa, belok kiri menuju jalan pulau Singkep 7, lalu belok kanan ke Jalan Pulau Singkep Raya, Gang Harimau. Petugas parkir mengarahkan kami untuk parkir ditanah lapang, satu persatu peserta turun dari mobil dan membentuk barisan di belakang pengantin, para ibu-ibu membawa "bawaan" berupa kue dan aneka buah yang telah ditata di plastik mika, dan dihias.

Pelaminan (Dokumen Pribadi)
Pelaminan (Dokumen Pribadi)
Pengantin berjalan perlahan, sebuah alunan musik khas Sunda mengiringi langkah mereka, seorang pria yang disebut Aki Lengser atau Ki Lengser. Ki Lengser bisa juga diartikan sebagai tetua adat, yang bertindak sebagai pemimpin upacara adat pernikahan. Peran Ki Lengser mesti sepaket dengan pemain musik atau panayagan, pagar ayu atau penari, prajurit atau penggawa, serta di barisan belakangnya ada iring-iringan keluarga pengantin.

Prosesi  dimulai ketika pengantin laki-laki bersama rombongan dituntun bersama pengantin wanita menuju pelaminan. Ki Lengser dan yang lainnya menyambut pengantin dengan tarian. Musik yang digunakan dalam prosesi Mapag Pengantin dari awal hingga akhir biasanya diiringi oleh pemain musik degung Sunda, rekaman untuk menghindari biaya yang mahal jika menggunakan pemain degung asli.

Bapak-Bapak Rombongan Pengiring Pengangtin (Dokumen Pribadi)
Bapak-Bapak Rombongan Pengiring Pengangtin (Dokumen Pribadi)
Untuk menjadikan pengantin sebagai raja serta ratu sehari sehingga pengantin harus disambut dan diperlakukan lebih baik dari biasanya. Hal itulah yang membuat tradisi Mapag Pengantin sangat ramai. Meskipun terlihat simpel, Tradisi Mapag Penganten, menjadi salah satu tradisi unik yang tidak boleh dilewatkan untuk dilihat. Tak jarang Ki Lengser membawa kejenakaan untuk membuat prosesi ini terlihat lebih cair.

Ki Lengser adalah tokoh utama yang bertugas menyambut besan dari pengantin pria. Ki Lengser disandingkan dengan tokoh bernama "Ambu", wanita paruh baya yang mendampingi Ki Lengser. Ambu membawa sapu lidi ia berakting menyapu jalanan yang akan dilewati oleh rombongan pengantin.

Ki Lengser mengenakan pakaiannya yang terdiri dari baju kampret,  celana pangsi dilengkapi dengan sarung yang diikatkan di pinggangnya, dan ikat kepala (totopong).

Ki Lengser biasanya digambarkan dengan gigi ompong, gestur kakek-kakek dengan gerakan tari yang lucu, yang menyebabkan kehadirannya mengundang gelak tawa dari para penonton.  Meski dihadirkan dengan karakternya yang lucu, sosok Ki Lengser ternyata sudah dihormati masyarakat sejak zaman dahulu. Nasihat-nasihat pernikahan yang dilantunkan Ki Lengser dalam upacara pernikahan, selalu menjadi amanat yang berarti bagi para pengantin dan tamu undangan.

Rombongan pengantin terhenti saat besan menyambut dengan mengalungkan rangkaian bunga, lalu pengantin wanita disuapi oleh ibu pengantin pria, adegan selanjutnya adalah pengantin pria menginjak telur yang diletakkan di sebuah piring tanah liat yang berisi beras,  pengantin wanita lalu membasuh kaki pengantin pria. Pasangan pengantin baru melanjutkan langkahnya mengikuti Ki Lengser dan Ambu, menuju ke pelaminan, tak jarang disertai saweran berupa uang coin dan permen.

Di pelaminan orang tua pengantin pria duduk, pengantin wanita dipangku oleh ibu pengantin pria, pengantin pria dipangku ayahnya. Tak lama berselang dilakukan sungkeman, orang tua kedua pengantin duduk di pelaminan. Pengantin pria dan wanita sungkem kepada para orang tua.

Berakhirlah acara mapag pengantin, selanjutnya adalah acara resepsi. Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci al quran, dilanjutkan dengan sambutan pihak pengantin wanita, yang disampaikan oleh Bapak Nasrizal, lalu sambutan pihak pengantin pria, yang disampaikan oleh Bapak Hendrawan, lalu ditutup dengan doa. Usai do'a dilakukan foto bersama dilanjutkan dengan acara makan bersama yang diiringi dengan musik. **#91**

Album Foto: https://photos.app.goo.gl/5RRsEhFJfizVaQvs8

Bahan Bacaan
Tradisi Lengser Sunda yang Bertahan di Tengah Gempuran Zaman" selengkapnya https://www.detik.com/jabar/budaya/d-6824322/tradisi-lengser-sunda-yang-bertahan-di-tengah-gempuran-zaman.

https://www.kompasiana.com/winarnomtsn1bandarlampung0320/64cf662c633ebc4cd95a98a5/selamat-menempuh-hidup-baru-herdi-richi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun