Mohon tunggu...
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung Mohon Tunggu... Guru - guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru gemar fotografi, citytour dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Mempromosikan Buku?

7 Agustus 2023   20:03 Diperbarui: 7 Agustus 2023   21:34 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer KBMN Pertemuan 19 (Posting WAG KBMN)

KBMN PGRI Gelombang 29 malam ini Senin, 7 Agustus 2023 dengan narasumber Bapak Akbar Zainudin, bertindak sebagai moderator adalah bapak Muliadi. 

Sehebat apapun produk yang kita hasilkan jika tidak di kenal oleh banyak orang hanya akan menjadi pajangan dan pemanis etalase. Begitu pula dengan sebuah karya tulis. Segala kisah, ide, pemikiran yang kita tuangkan dengan penuh perjuangan hanya akan jadi sebatas karya yang hanya kita genggam sendiri. Semua itu butuh promosi. Bagaimana teknik promosi buku yang mudah, pas dan murah? Tidakkah segala hal baik yang kita tuangkan dalam karya kemudian dibaca dan menginspirasi  orang lain akan menjadi celengan kebaikan untuk kita?   Hmmm begitu banyak tanya yang tercipta dan mengambang di alam  pikiran. Mau tau jawabannya, segera temukan di kelas KBMN malam ini, dengan materi *Teknik Promosi Buku*

Moderator meminta ijin mengunci grup (ask for permission to lock the group), supaya anggota grup (group members) lebih fokus pada kegiatan pembelajaran.  "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat malam bapak ibu sahabat penulis diseluruh nusantara, perkenalkan saya Muliadi dari Tolitoli Sulawesi Tengah akan membersamai bapak/ibu malam ini," ujar moderator.


Moderator menyampaikan sebuah pantun; 

Malam-malam menikmati minuman hangat,
Biar romantis tambahlah cokelat.
Assalamualaikum wahai sahabat,
Insya Allah bersama Pak Akbar kita lebih semangat.


Malam ini (tonight) adalah pertemuan ke-19, artinya bapak/ibu sahabat penulis (fellow writers) semua pasti sudah memiliki rancangan buku yang akan diterbitkan.  Setidaknya berupa ancar-ancar buku solonya sudah ada,  baiklah mari kita sapa narasumber kita, " Asaalamualaikum, pak Akbar, Selamat malam."

Sambil menunggu konfirmasi kehadiran narasumber, narasumber memposting susunan acara kita malam ini akan dibagi dalam tiga sesi:
1. Sajian Materi dari narasumber
2. Tanya jawab, dengan format; Nama, Asal Daerah dan Pertanyaan
3. Penutup

Posting WAG KBMN
Posting WAG KBMN

Mari kita simak profil narasumber kita malam ini;  Akbar Zainudin adalah  penulis buku Man Jadda Wajada yang boleh dibilang, buku adalah buku Solonya yang pertama. Sebelumnya ia menulis beberapa buku antologi. Alhamdulillah, buku ini baru cetakan ke-13, beredar 55.000 eksemplar. Setelah Man Jadda Wajada, ia menulis 15 buku dari tahun 2010 sampai sekarang.

Ia membrandingkan diri sebagai motivator dan penulis buku-buku motivasi. Karena itu, ia menulis hampir semuanya buku-buku tentang motivasi. Agar kalau orang dengar nama Akbar Zainudin, tidak jauh-jauh dari motivasi. Ada motivasi belajar, motivasi hidup, motivasi kerja, motivasi bisnis, motivasi menulis, dan juga motivasi agama.

Buku yang ia tulis adalah UKTUB; Panduan Menulis Buku dalam 180 hari. Ini buku panduan menulis dari A sampai Z. Ia menyarankan Bapak Ibu untuk memiliki buku ini, karena ada 150an alamat penerbit yang bisa dikirimi naskah, anggota IKAPI.

Buku ini menjadi materi pembelajaran DIKLAT MENULIS yang ia adakan selama pandemi lalu. Alhamdulillah, sebagai trainer, ia biasanya keliling ke berbagai tempat di Indonesia untuk menyebarkan semangat Man Jadda Wajada, dan selama pandemi, ia melakukannya secara online.

Ia mempunyai 4 hobi; mengajar, menulis, jalan-jalan, dan makan. Dari dulu ia berpikir bagaimana bisa menjalankan 4 hal ini secara bersamaan. Alhamdulillah, sebagai trainer, keempat hal ini bisa ia lakukan hingga sekarang. Salah satu impiannya adalah bisa keliling ke 34 Provinsi se-Indonesia. Alhamdulillah, ia sampai sekarang baru keliling ke 33 Provinsi. Kurang 1 provinsi lagi, yaitu Papua. Mohon doanya, tahun ini ia bisa khatam keliling Indonesia. Siapa tahu dengan sharing di sini, setelah ini ada teman-teman yang dari Papua berkenan mengundangnya. 

Buku terlaris keduanya adalah KETIKA SUKSES BERAWAL DARI PESANTREN. Ini adalah buku motivasi khusus buat santri dan santriwati. Menjadi laris karena memang ia sebarkan bersama pelatihan motivasi untuk para santri dan santriwati seluruh Indonesia. Bagi rekan-rekan guru yang berasal dari lingkungan pesantren, boleh kita ngobrol lebih jauh. Siapa tahu ada yang ingin mengadakan seminar motivasi di pesantrennya.

Kalau di pesantren, materi pelatihannya umumnya ada dua; seminar motivasi dan pelatihan menulis buku. Seminar motivasi untuk seluruh santri agar betah di pesantren, punya impian besar, lebih menghormati guru dan orang tua. Untuk pelatihan menulis, biasanya ia membuat teorinya tidak terlalu banyak, lalu ia membuat praktik menulis. Hasil tulisan para santri diketik di komputer, lalu kita jadikan sebagai buku antologi.

Buku terbarunya adalah The Power of Man Jadda Wajada. Semacam penyempurnaan dari Man Jadda Wajada seri pertama. Buku untuk guru adalah GURU HEBAT MAN JADDA WAJADA. Ia akan share malam ini tentang Strategi Pemasaran Buku, yang ia ambil dari buku saya UKTUB: Panduan Menulis buku dalam 180 hari.

Apakah yang dimaksud dengan Promosi Buku?

Promosi adalah cara kita memberikan informasi tentang produk kepada konsumen agar mereka tertarik dan mau membeli produk kita. Promosi buku adalah cara kita mengenalkan buku yang kita miliki kepada audiens kita agar mereka tertarik dan mau membeli.

Apa pentingnya promosi buku? 

Promosi buku itu penting karena sebagus apapun buku kita kalau konsumen atau audiens tidak mengetahui produk kita, maka mereka tidak akan tertarik, apalagi mau membeli buku kita.

Apa tujuan promosi buku?
Berikut ada beberapa tujuan dari promosi buku:

  • Membuat audiens mengenal (tahu) buku kita.
  • Membangkitkan kebutuhan konsumen untuk membeli buku kita. Bagaimana caranya yang tadinya mereka tidak butuh, tetapi setelah kita promosikan menjadi butuh.
  • Meyakinkan konsumen untuk membeli buku.
  • Mengharapkan konsumen agar mau merekomendasikan buku kita kepada orang lain.

Bagaimana Teknik Promosi Buku? 

Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan antara lain.

Pertama, Launching Buku

Program untuk meluncurkan buku baru, bisa dilakukan di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Pihak yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Launching buku bisa dibiayai oleh penerbit, bisa juga oleh penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku.

Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia. Sekarang ini program launching buku semakin mudah. Dengan adanya Media Sosial, kita bisa melakukan program launching buku ini bahkan dari rumah. Bisa melalui FB, IG, ataupun Youtube.

Buat program Launching Buku, live di FB, IG, atau Youtube. Undang kawan-kawan kita. Ajak mereka berpartisipasi. Launching buku kalau perlu setiap bulan. Bulan ini Launching Pertama, Bulan depan Launching kedua, ketiga, dan seterusnya. Kalau setiap bulan kita launching buku kita, setahun kita sudah 12 kali launching buku.  

Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya.

Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.

Sekali lagi, yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.

Kedua, Bedah Buku

Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya.

Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.

Sekali lagi, yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya. 

Ketiga,Seminar atau Pelatihan

Lakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis. Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.

Keempat, Membangun Komunitas

Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. Kita dapat membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Kita dapat men-share materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komunitasi ini mendapatkan manfaat. Biasanya saya bentuk di WA Grup. Sesekali seminar melalui Zoom.

Kelima, Membangun Jaringan Reseller

Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual. Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku. Narasumber juga menerapkan teknik ini, ia sedang membangun jaringan reseller, namun belum banyak, baru sekitar 100an orang. InsyaAllah akan terus bertambah.

Keenam, Berjualan di Market Place

Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.  Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

Ketujuh, Manfaatkan Media Sosial
Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita.

Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.
Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.

Sesi Tanya Jawab

Sampai akhir sesi ada enam pertanyaan yang masuk, yaitu:

Pertanyaan Pertama,
Assalamu alaikum warohmatullahiwabarokatuh, nama saya Darti dari jakarta Utara. Mohon izin bertanya. penjelasan bapak akbar sangat jelas dan lugas namun pastinya buku yang dijual harus sangat berbobot, kira kira bagaimana cara memilih topik yang disukai oleh pembaca. Terimakasih

Pertanyaan kedua
Assalamu'alaikum, Saya Intan dari Kediri. Sebelum sampai pada tahap promosi buku, saya mohon izin untuk menanyakan tentang bagaimana naskah buku dikatakan siap diterbitkan? Bagaiman proses penerbitan buku? apa perbedaan penerbit mayor dan indie serat kisaran biaya untuk penerbitannya? mohon maaf pertanyaannya borongan. terimakasih untuk Ilmunya Bapak

Pertanyaan ketiga
Assalamu'alaikum wr.wb.  Samsul Huda
Tapin
Untuk promosi buku melalui media online apakah poin penting saja yang ditampilkan atau semua di share apakah tidak rawan dicopy karya kita?

Pertanyaan keempat

Assalamualaikum, saya Bu Aripa dari Muaro Jambi.
Seandainya tujuh program promosi buku sudah kita kuasai. Tapi kita diam ini kan tidak juga ada hasil nya. Harus ada usaha dibalik semua kesuksesan. Apalagi promosi buku.
Bismillahirrahmanirrahim, kami baru belajar menulis, rasanya bermimpi punya buku karya sendiri.
Pak,  diantara ke tujuh cara diatas, mana yang paling ampuh dalam hal mempromosikan buku kita pak?

Pertanyaan Kelima

Assalamualaikum, Alhamdulillah, saya bisa menikmati materi luar biasa malam ini. Menjadi seorang penulis dan menerbitkan buku, dibaca oleh semua orang adalah kebanggan tersendiri.  Pengalaman saya, walaupun belum memiliki buku Solo tetapi saya sudah ikut membuat beberapa antologi.  Ketika saya mencoba untuk mempromosikan kepada teman-teman tidak ada yang merespon.  Mereka hanya bilang bagus, boleh pinjam dll. Jadi setiap ada tawaran cetak hanya pesan 1, atau 2 saja sebagai milik pribadi.

Saya berkesimpulan bahwa teman-teman memang tidak memiliki minat membaca. Jangankan buku, status di media sosial jika terlalu panjang narasinya, tidak akan dibaca. Bahkan jarang yang memberikan tanda emotikon. Tetapi jika yang ditampilkan berupa gambar atau video, maka banyak yang tertarik. Menurut Pak Ustadz,  trik apa yang harus saya lakukan agar teman-teman saya bisa tertarik untuk membaca dan minimal mau membeli buku. Terima Kasih. (Lily -Alor)  

Pertanyaan Keenam

Assalaamu'alaikum wr wb. Perkenalkan saya Anika dari Lombok Barat. Izin bertanya pak Akbar.
1. Apakah mungkin buku solo hasil dari pelatihan di KBMN -29 ini bisa dipromosikan secara luas, mengingat isinya tentang resume2 pelatihan.
2. Menurut bapak buku dengan tema apa saja yang banyak diminati pembaca saat ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun