Mohon tunggu...
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung Mohon Tunggu... Guru - guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru gemar fotografi, citytour dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Let's Learn about Word Choice

4 Agustus 2023   21:06 Diperbarui: 4 Agustus 2023   21:43 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip "show, don't tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa "melihat" apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.

Contoh
_Derit daun pintu mencekik udara di tengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu pernah kutinggali sebagai pijar luka yang menganga_

Kelima Sense of hearing

Menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar.

Contoh
_Aku padamu seperti angin yang berlalu begitu saja, kini yang kupunya hanya melupa atas lara dari sajak jingga yang cedera_

Hal yang paling sulit dari menulis adalah memulai dari kata pertama/awal paragraf. Dalam kesulitan itu, mari kita buat sederhana dengan melibatkan ke 5 panca indra yang ada di tubuh kita. Yakin masih sulit? Yakin tidak bisa berdiksi? Yuk ganti kata itu menjadi Yakin saya mudah melahirkan tulisan, yakin tulisan saya sangat indah untuk dibaca. Peserta diminta berpartisipasi menulis 1 paragraf tentang apapun mulai dari yang dilihat di sekitar, dengan waktu 10 menit.  Menulislah dengan melibatkan ke 5 panca indra

Berikut hasilnya; 

  • Langit terlihat mendung, namun hujan masih enggan untuk sudi turun menyirami bumi.
    Padahal saya yakin penghuni bumi berharap hujan yang turun akan mampu menyapu debu yang telah sekian lama menutupi permukaan bumi.
    Ku teguk segelas manisnya madu ditengah riuh reda dan hiruk pikuk nya dunia maya,
    Di malam bersama dinginya angin
    Kunanti sejak terbenamnya matahari
    Pertemuan ke-18 KBMN PGRI 29
    Di temani cahaya rembulan malam
    Terlukis beban dalam realita yang tak kunjung padam
    Kejenuhan mulai  nampak di permukaan
    Namun tak mampu melawan keadaan
    Hanya diam di sepanjang malam
    Sambil menahan sakit yang teramat dalam
  • Curahan hati seorang insan
    Yang terbelenggu dalam ikatan pekerjaan
    Entah sampai kapan insan tersebut bertahan
    Mengingat waktu terus berjalan
  • Rindu ini selalu tersimpan untukmu
    Selalu
    Petikan dawai gitar tetangga sebelah rumah
    Senandungkan lagu lama tentang kau dan aku
    @ Fannieradjib
  • Berteman desir angin yang menyapu bulu Roma, ku gerakan jari jemariku membuka tiap lembar materi  tuk raih diksi yang sudah lama ku nanti. saya Aripa dari Muaro Jambi
    senyum terukir menghias wajah sang pujangga
    mengayuhkan jemari diatas aksara - aksara
    hati terlena, dan lemah lunglai
    padamkan hati dan muka basi
    terkejut dan menjerit sambil melotot
    hatiku basi dan melesuuu


Hari ini hujan turun dengan derasnya, 

membasahi hati yang merana, menyiram luka . 

Kulihat awan mendung bergayut sendu, 

menambah rasa sepi sendiri. 

Kutelan duka lara pahit terasa, 

namun terselip sedikit asa ,  

masa depan  tetap akan bersinar cemerlang, 

dan mendung hitam berangsur sirna

 

Jangan kau pergi terlalu jauh
wahai pemilik qolbu
tetapla disini
disisi yang selalu menanti
menanti untuk selalu ditemani

 

Nabastala terlihat cerah
Sunyi senyap tanpa irama
Menandakan malam telah tiba
Kini saatnya selimut menutupi
Di kala waktu istirahat tiba

 

Ya Allah, malam ini aku merasakan hangatnya kasihMu,
Yang terangkum indah dalam untaian aksara semu penuh berkah,
Merajut cinta hanya lewat WhatsApp, terasa nyaman dan menyentuh relung Sukma ..
Bermuara hingga akhirnya kami bisa menyelami makna yang tersirat dalam rasa

( *Lily Alor*)

 

Malam serasa sunyi, ku melihat kucing-kucing tidur mendengkur.
Betapa rasa ingin ikut di sana, melihat nikmatnya mata terpejam.
Tapi badan tak kunjung ngantuk, terjaga tuk derdiksi ria.
Sampai waktu yang sudah di tetapkan, mencoba tuk ke peraduan

 

Pekat malam ini terbias oleh  sinar si pijar yg malu-malu menyapa si kelam. 

Udara yang dingin menyentuh raga tak kenal segan, 

sedangkan  riuh roda  diatas jalanan  menghentak hati yang tak bisa tenang meski se-jam.

 


Matahari bersinar cerah,
membuat wajahnya memerah.
Ke sawah ia terus melangkah, 

kembali ke rumah memanggul sekarung gabah (Winarno) 


Untaian diksi antara narasumber dan modarator diawal acara, 

membuat diriku sebagai tuan atau nyonya (sapaan narsum) untuk peserta malam ini. 

Terasa melayang diantara langit dan bumi. 

Namun tak berantah kemana harus singgah. 

Diksi yang terbaca sangat memukau, 

sehingga tak sadar sekarang tuan ini, 

harus berbuat apa. 

Terbuai asik membaca cuitan pakar diksi. 

Teriakan lambung, hentakan dahaga semua tak berasa. 

Inikah virus baru, 

tak berwujud. mampu meluluhkan rasa dalam tubuh tuan mu, 

yang disejukan oleh tiupan baling-baling buatan.


Jiwa seakan terbang melayang- layang
Saat dentingan terdengar mendayu- dayu
Terisak  namun tertahan rasa
Biarlah mengalir apa adanya
Toh Pencipta merangkul dengan KemahabesaranNya
Tatapannya merasuk
Namun  sulit ku baca
Termakan waktu , berbalik tak ada berita
Sosok itu tak lagi menetap di hati.
Pergi menjauh di antara semak semak kehidupan ini.
Pasrah menanti,  hanya Sang Khaliq  tempat curhatan hati.


Malam terus beranjak menuju pusaran, 

jari jemariku masih semangat  bersama mata dan hati, 

walaupun perutku terdengar  sedang bermasalah, 

belajar diksi di KBMN 29 selalu semangat.


Ribuan kilo jalan yang ku tempuh 

lewati lingkaran penuh luka dan air mata.
Harap harap cemas sering datang menghantui,

namun tekad tak ingin lepas. 

Demi sang buah hati. 

Energi Takan habis dan terus ukir prestasi.


suara angin terdengan lirih merintih
Menambah perih hati ini bak teriris sembilu
Merindu hadirnya pujaan hati
Yang lama pergi dan belum kembali
Sampai kapan rindu ini kan menggayut di dada
Ku tak tahu


Walau hati gundah, namun aku tetap melangkah. 

Kugapai gawai, kubuka... 

Oh.. ada sang pujangga menyampaikan kata bermakna Diksi dan Seni Bahasa


Langkah kakiku malam ini di Malioboro..
Antar putriku kuliah di uii jogjakarta
Membentang mimpi dan asa
Moga mudah raih cita cita

Bahan Bacaan; 

https://maydearly.blogspot.com/2021/07/biodata.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun