Mohon tunggu...
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung Mohon Tunggu... Guru - guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru gemar fotografi, citytour dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menulis Puisi, Siapa Takut?

2 Agustus 2023   19:32 Diperbarui: 2 Agustus 2023   21:34 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyampaian dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan.

  • Sangat terikat akan aturan misalnya jumlah baris di tiap bait.

  • Jenis-Jenis Puisi Lama

    • Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Contoh: mantra untuk mengobati orang dari mahluk halus.

    Sihir lontar pinang lontar

    Terletak diujung bumi

    Setan buta jembalang buta

    Aku sapa tidak berbunyi

    • Pantun, adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, setiap bait terdiri dari 4 baris, dan di tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan 2 baris berikutnya sebagai isi.  Contoh: pantun nasihat.

    Sungguh elok emas permata

    Lagi elok intan baiduri

    Sungguh elok budi bahasa

    Jika dihias akhlak terpuji


    • Seloka, adalah pantun yang berkait atau bertautan. Contoh:

    Sudah bertemu kasih sayang

    Duduk terkurung malam dan siang

    Hingga setapak tiada renggang

    Tulang sendi habis terguncang

    • Talibun, yaitu pantun genap yang setiap barisnya terdiri dari 6, 8 atau 10 baris.  Contoh:

    Anak orang di padang tarap

    Pergi berjalan ke kebun bunga 

    Hendak ke pekan hari tiap senja

    Di sana sirih kami kerekap

    Meskipun daunnya berupa

    Namun rasanya berlain juga

    Ciri-ciri puisi baru

    • Memiliki bentuk yang rapi dan simetris (sama)
    • Persajakan akhir yang teratur
    • Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain.
    • Sebagian besar puisi empat seuntai (baris)

    Jenis-jenis puisi baru

    • Balada, yaitu puisi berisi kisah/cerita.
    • Himne, adalah puisi pujaan untuk menghormati tuhan, seorang pahlawan, atau tanah air.
    • Ode, adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu.
    • Epigram, yaitu puisi yang berisi tuntunan /ajaran hidup.
    • Romansa, adalah puisi yang birisi luapan cinta kasih.
    • Elegi, adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
    • Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran/kritik.

    Berikut adalah beberapa puisi persembahan dari peserta; 

    GERBONG SATU
    Karya : Gutamining Saida

    G : Gerak langkahku semakin mendekat padaMu
    E : Engkau Sang penentu takdir kehidupanku
    R : Raih kebahagiaan hakiki impianku
    B : Berkumpul di surga bersama kekasihMu
    O : Oleh kehendakMu ketetapan hidupku
    N : NamaMu terucap bersama desah nafasku
    G : Guna tingakatkan iman ibadah padaMu

    S : Sesuai sariat dan ketentuan dariMu
    A : Allah penerima maaf atas khilafku
    T : Taubat kutujukan hanya padaMu
    U : Usaha dan doa selalu terpanjatkan padaMu
    Cepu, Agustus 23


    SENYUM YANG SAMA
    (Lusy Novarianti)

    Senyummu masih sama
    Begitu ucapmu, saat bertemu waktu itu
    Pertemuan pertama setelah terpisah sekian lama
    Berjalan -jalan menelusuri kenangan tentang kita
    Kenangan waktu bercanda tawa di masa remaja kita
    Merajut asa bersama untuk mencapai cita
    Tanpa kita sadari, hadir pula rasa cinta
    Cinta pertama sepasang remaja
    Namun takdir tak pernah memihak kita
    Kita berpisah tanpa kata pisah
    Setelah kutahu hatimu dan kau tahu hatiku
    Senyummu masih sama...
    Begitu ucapmu saat itu, dengan  tersenyum di bibirmu
    Panas terasa menjalar  di wajahku,
    Aku bahagia namun merasa  tak berhak bahagia.
    Karena ada mereka di antara kita, yang memberikan cintanya, tanpa syarat

    Kala senja
    Oleh Fifi Triana

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun