Mohon tunggu...
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung Mohon Tunggu... Guru - guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru gemar fotografi, citytour dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Buku Non Fiksi

26 Juli 2023   21:00 Diperbarui: 27 Juli 2023   08:50 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Postingan WAG KBMN PGRI Gelombang 29

Pertemuan ke 14, mengangkat topik Konsep Buku Nonfiksi, Pertemuan ke 14 dengan narasumber Ibu Musiin, M.Pd. yang dimoderatori oleh Sdri. Lely Suryani. 

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh; Alhamdulillah, Wasyukrulillah; La haula wala quataillabillah; Amaba'du
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya. Yang saya hormati Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd., selaku guru kita.
Ibu Musiin, selaku Narasumber malam ini yang saya hormati. Tentu kepada Bapak Ibu  Narasumber yang tergabung di sini, yang saya hormati pula. Kemudian buat TSO, yang selalu siaga bekerja keras demi kesuksesan dan kelancaran KBMN, semoga bahagia selalu
Seluruh peserta KBMN Gelombang 29 yang sentiasa penuh semangat untuk belajar, semoga ilmu yang didapat adalah ilmu yang bermanfaat.

Postingan WAG KBMN PGRI Gelombang 29
Postingan WAG KBMN PGRI Gelombang 29
Waktu berjalan begitu cepat, kegiatan ini sudah mendekati  separuh perjalanan KBMN Gelombang 29,  dan malam ini adalah pertemuan yang ke 14, dari 30 pertemuan plus opening dan closing.  Mulai Gelombang 28, ada kebijakan dan peraturan baru bagi peserta yaitu wajib menyelesaikan pembelajaran 30 pertemuaan lengkap dengan resumenya.  Sama seperti Bapak Ibu peserta gelombang 29, dulu saya di gelombang 23,  juga harus berkutat menyelesaikan dan mengumpulkan resume. Keringat dingin acap kali harus harus berlari menyetorkan resume, dan mengejar terbitnya buku solo, telah berbuah manis. 


Postingan WAG KBMN PGRI Gelombang 29
Postingan WAG KBMN PGRI Gelombang 29
Moderator adalah satu anggota tim solid Om Jay (TSO), namun karena suatu hal kurang aktif di grup ini,  namun tetap memantau setiap detail yang terjadi di grup ini. Hal itu juga disebabkan oleh hal lain yang sama- sama perlu mendapat penanganan yang tepat. Salah satu penyebabnya adalah karena narasumber merupakan editor di portal berita mitra KBMN yaitu Melintas.id.   Melintas.id terkini dalam literasi dan edukasi, sebagai ajang kreatifitas penyaluran bakat dan minat penulis pemerhati KBMN.

Ada banyak penulis Melintas.id yang juga menjadi peserta KBMN 29, hal itu menandakan bahwa, belajar diperlukan sepanjang masa, dan jika ingin menjadi penulis hebat  harus rajin membaca. Alangkah baiknya mari kita buka dengan berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa dimulai, berdoa selesai.

Postingan WAG KBMN PGRI Gelombang 29
Postingan WAG KBMN PGRI Gelombang 29

Narasumber menyapa peserta, "Selamat malam Indonesia, selamat malam  Bapak Ibu penulis hebat, peserta kelas menulis gelombang 29 dari Sabang sampai Merauke.  Pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena di kesempatan ini kita semua masih diberi rejeki sehat sehingga bisa menimba ilmu menulis buku nonfiksi. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Om Jay dan Mbak Leny  yang telah memberi kesempatan kepada  saya untuk berbagi sedikit ilmu dan berdiskusi dengan Bapak Ibu. 

Saya adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8,  yang di awal bergabung di kelas menulis Om Jay juga belum mempunyai karya. JADI JANGAN KUATIR TETAP OPTIMIS, AKAN LAHIR KARYA dari tangan Bapak Ibu semua. Karya yang lahir tidak harus ke penerbit mayor, Bapak ibu bisa mulai menulis di blog maupun mengirimkan karya ke penerbit minor. Bangunlah branding sebagai penulis dari hal sederhana namun konsisten. Hal ini akan menjadi stimulus untuk karya yang hebat."

Narasumber adalah peserta dari Gelombang 8 terbentuk di saat pandemic Covid 19, yang tentu saja situasi dan kondisinya tidak sama dengan saat ini, ERA KURIKULUM MERDEKA. Kesimpulannya berproseslah mengikuti perkembangan jaman yang tiap detik berubah.  Kami bersembilan dari gelombang 8 telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku kami telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya saya berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi.

Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.

Nah, coba Bapak Ibu merenung sejenak, apakah Bapak Ibu mempunyai "Sebuah Buku" di dalam diri Bapak Ibu? Pengalaman dan pengetahuan apa yang belum tereksplore? Menulis memang bukanlah hal yang mudah, apalagi harus dilakukan oleh kita yang tidak suka membaca, malah lebih sulit lagi. Menulis adalah keterampilan produktif, ini berarti keterampilan yang membutuhkan modal. Modalnya adalah banyak membaca dan mengamati fenomena yang ada. Sebelum menulis buku, Bapak ibu harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Alasan saya ingin menjadi penulis adalah sebagai berikut:
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

Menulis sebenarnya untuk saat ini mempunyai makna yang luas. Membuat konten sebenarnya adalah turunan dari menulis. Bagaimana sebuah tim kreatif menghasilkan karya jika tidak didahului oleh konsep yang ditulis. Ini hanya sebagai pengantar agar Bapak Ibu terpacu untuk menghasilkan karya. Tema diskusi malam ini  adalah Penulisan Buku Nonfiksi. Diskusi kita mulai dengan pengertian buku nonfiksi. Buku Nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan FAKTA dan KENYATAAN. Isi dari buku nofiksi adalah INFORMASI, PENGETAHUAN atau WAWASAN.

Apa tujuan nonfiksi Tujuan penulisan buku nonfiksi adalah menyajikan temuan baru atau penyempurnaan dari informasi yang sudah ada. Berikut ini adalah ciri-ciri buku nonfiksi
1. Menggunakan bahasa formal.
2. Makna yang disampaikan adalah makna denotasi.
3. Ditulis berdasarkan fakta.
4. Tulisan berbentuk tulisan ilmiah popular.
5. Meghasilkan temuan baru dan menyempurnakan ide temuan lama.
6. Penulis memberikan analisis dan interpretasi intelektual dari data yang disajikan dalam tulisannya.

Jenis Buku Nonfiksi, ada 2 jenis buku nonfiksi
1. Buku Nonfiksi Murni
2. Buku Nonfiksi Kreatif

Buku nonfiksi murni adalah buku yang berisi kumpulan data otentik yang dikembangkan menjadi sebuah buku. Data-data tersebut berasal dari teori, wawancara penulis, observasi, angket dan bukti lainnya. Contoh buku nonfiksi murni biasanya kita temukan pada Skripsi, Disertasi, Artikel, Feature. 

Buku Nonfiksi Kreatif adalah buku yang berisi data-data otentik yang kemudian dikembangkan dengan bumbu-bumbu kreatif dari pengarang. Contoh buku nonfiksi kreatif adalah (1) Biografi; (2) Autobiografi (3) Memoar (4) Buku Motivasi, pengembangan diri/psikologi (5) Buku panduan/manual (6) Buku pelajaran/buku teks/pendamping (7) Encyclopedia/kamus (8) Buku catatan perjalanan. 

Pola dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit); Contoh: Buku Pelajaran
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.  Contoh: Buku Panduan
3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)


Pola yang saya pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Cluster. Proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan

Langkah Pertama
Pratulis
1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Contoh tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya;
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku

Tema yang saya angkat di buku saya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun