Beliau juga aktif dalam kegiatan organisasi profesi antara lain;
1. FPGL PGRI Kabupaten Demak (Sie Pengembangan Karir dan Profesi)
2. Â Forum Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Demak (Sie Organisasi, SDM dan Kemitraan dengan Pihak Lain)
3. Relawan WIMP PMA
4. Relawan KBMN PGRI
Beliau memilik sejumlah karya literasi antara lain;
1. Buku solo "Menjaga Tradisi di Masa Pandemi, Kumpulan Pantun dengan Berbagai Tema"
2. Buku solo "Menulis Pantun Itu Mudah, Kumpulan Pantun Siswa Kelas V SD Negeri Raji 1 Demak"
3. Buku antologi "Gurindam Kalbu ASEAN"
4. Buku antologi "Panduan Belajar Menulis Writing Is My Passion"
5. Buku antologi "Senandung Desember Berpantun" (Kurator)
6. Buku antologi "Pantunesia Karakter Bangsa" (Kurator)
7. Buku antologi "Merdeka Berpantun Cinta Budaya Negeri" (Kurator)
8. Buku antologi "Rona Ramadan, Antologi Pantun Bersuka Ria"
9. Buku antologi "Rinai Rindu Sang Guru, Kumpulan Puisi Patidusa"
10. Buku antologi "Belajar di Tengah Corona, Kisah Pembelajaran di Masa Pandemi"
11. Buku antologi "Thamrin Dahlan 70 Tahun"
12. Buku antologi "Cerpen anak realis warna warni kehidupan anak"
Moderator lalu menshare nomor kontak yang akan digunakan untuk menampung pertanyaan dari peserta melalui  nomor HP  08984928xxx dengan format nama, asal kota, dan pertanyaan. Peserta juga diharapkan untuk mengisi daftar hadir melalui link  google form https://forms.gle/ohJESNTapq9q7RKM6.Â
Izinkan saya menyampaikan sebuah pantun,
Pergi ke pasar membeli delima
Pulangnya mampir ke toko zaitun
Marilah kita sambut bersama-sama
Mas Miftah narasumber Kaidah Pantun
Pantun pun dibalas oleh narasumber:Â
Biji selasih di pohon angsana,
Pokok Bidara berbuah kuini,
Terimakasih kepada Bu Gina,
Membuka acara malam ini.
Bismillahirrahmanirrahim
Mawar sekuntum kecillah dahan,
Daun salam tumbuh di kota,
Assalamualaikum saya ucapkan,
Sebagai salam pembuka kata.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam dan bahagia bapak ibu hebat.
Ijinkan saya malam ini membersamai bapak ibu sharing bersama tentang "Kaidah Pantun"
Sebelum menyampaikan sedikit yang saya tahu tentang pantun, mohon ijin untuk memperkenalkan diri.
Banjir kanal jembatan patah,
Jatuh ke semak di pinggir kali,
Salam kenal saya mas Miftah,
Dari Demak berjuluk kota wali.
Suatu kehormatan pada malam ini dapat berbagi dengan bapak ibu yang luar biasa dari penjuru Nusantara.
Salam takzim kepada Founder kita Om Dr. Jay yang telah memberi kesempatan pada saya kembali bergabung di KBMN PGRI gelombang 29.
Sama halnya dengan bapak ibu hebat di gelombang 29, saya juga alumni belajar menulis gelombang 17. Berkat dukungan dari bunda Kanjeng, dan percikan semangat dari teh Aam, saya akhirnya menemukan potensi menulis di bidang pantun. Bapak ibu hebat, tadi sebelum acara dimulai saya sempat membaca chat dari bapak ibu. Rupanya bapak ibu sudah ahli dalam membuat pantun, Baiklah bapak ibu, tidak perlu berlama-lama, mari kita memasuki materi malam ini yaitu Kaidah Pantun. Berbicara soal pantun, pasti ingatan kita langsung tertuju pada saudara kita di pulau Sumatera yaitu suku bangsa Melayu, Namun, perlu diingat apakah pantun yang kita buat sudah sesuai dengan Kaidah Pantun? Namun sebenarnya pantun tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Suseno (2006) di Tapanuli, pantun dikenal dengan nama ende-ende.
Contoh:
Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si mardulang-dulang,
Molo malungun ho diahu,
Tatap siru mondang bulan.