Kita dapat memeriksa "salinan proofreading" tercetak dari teks dan menandai koreksi menggunakan tanda koreksi khusus. Jika kita menggunakan aplikasi digital untuk mendukung kegiatan melakukan proofreading, korektor profesional sering bekerja dengan teks digital dan membuat koreksi langsung menggunakan fitur perubahan trek di Microsoft Word atau Google Documents.
Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ujicoba bisa diterima oleh akal logika dan dipahami. Dia harus bisa mengenali apakah sebuah kalimat tersebut efektif atau tidak. Susunannya sudah tepat atau belum. Hingga memastikan substansi tulisan mudah dipahami oleh pembaca.
Proofreader mendapatkan tugas untuk menguji bacaan dari teks terjemahan, hasilnya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang tidak mengetahuinya bahasa asal teks. Jadi tugas seorang proofreader adalah membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.
Proofreading merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh dilewatkan. Terutama bagi kita yang akan menerbitkan karya tulis kepada khalayak ramai. Seorang proofreader akan membantu kita dalam mengoreksi apakah ada kesalahan atau tidak dalam tulisan kita.
Kita mungkin akan kesulitan menemukan kesalahan tersebut karena pada dasarnya memang sulit memisahkan penulis dengan karya yang ada. Kemungkinan besar kita akan merasa tulisan tersebut sudah benar dan layak untuk diterbitkan. Namun, proofreader bersifat netral. Dia harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dengan penulis. Jadi seorang proofreader akan menilai tulisan kita secara objektif.