Merespon komentar pada salah satu postinganku di Kompasiana.com, oleh saudara Junjung Widagdo pada 16 Juli 2023 Â pukul 12:49,"
Salam kenal pak Winarno, kita satu Provinsi."Aku tergugah untuk menyampaikan lebih banyak tentang kota Metro. Aku ingin menyampaikan bahwa kita tidak hanya satu provinsi tetapi satu Kota, atau bahkan nantinya siapa tau akan terungkap bahwa sebenarnya kita satu kecamatan, kelurahan, atau RT.Â
Aku menjadi penduduk tetap Kota Metro pada tahun 1983, saat itu aku baru lulus SD dan melanjutkan ke SMP Negeri Metro, aku tinggal di Gang Bambu Kuning, Kampung Sawah, Bedeng 22, Hadimulyo. Aku dibesarkan oleh Bapak Ajuddin Usman (Pegawai Inspektorat Kabupaten Lampung Tengah) dan Ibu Maryam Zandariyah (Guru SD).Â
Sekolah yang hanya berjarak 1,6 kilometer tentu saja aman ditempuh dengan berjalan kaki, walaupun saat itu angkot sudah ada. Jarak tersebut dapat ditempuh dalam waktu 20 menit. Melintasi jalan Imam Bonjol, Jl. Ade Irma Suryani, Jl. Z.A. Pagaralam dan Jl Let.Jend. Alamsyah Ratu Prawiranegara.Â
Landmark Kota Metro tidak banyak berubah, dari arah Jl. Imam Bonjol, setelah melewati ledeng adalah terminal Kota dan Pasar, lalu ada kantor post di sudut kiri jalan, berdampingan dengan Komplek Kantor Pemerintah Kota Metro yang merupakan eks Kantor Bupati Lampung Tengah.Â
Perubahan besar tampak pada Lapangan Merdeka Metro, yang dulu berupa lapangan rumput terbuka, sekarang berubah menjadi Taman Kota Metro, dengan trotoar keliling. Selain itu Masjid Taqwa hadir dengan wajah yang sama hanya saja menjadi lebih luas, terdapat peningkatan sarana di sana-sini.Â
Sementara Tower Air di Rumah Sakit Ahmad Yani masih seperti yang dulu, tinggi menjulang, hanya saja pandangan terhalang oleh pepohonan yang tumbuh semakin tinggi dibandingkan pada tahun 1980an dulu.
Setelah lulus dari SMPN 3 Metro aku melanjutkan ke SPGN Metro, di Bedeng 25 Margorejo. Berjarak 4,6 kilometer, jarak ini ditempuh dengan bersepeda dalam waktu 10-15 menit. Saat ini SPGN Metro sudah berubah fungsi menjadi Kampus B PGSD FKIP Universitas Lampung. Setelah lulus dari SPGN Metro tahun 1986, walaupun banyak teman-teman yang merantau menjadi guru honor di SD, di berbagai Kabupaten di Propinsi Lampung, aku memilih mencoba mengikuti UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) mengambil Program Studi DIII Pendidikan Bahasa Inggris, dan Lulus tahun 1992, menjadi guru honor di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung. Â Â
Setelah menjadi guru honor selama kurang lebih 2 tahun aku berkesempatan menjadi ASN. Â Istriku berasal dari Ganjar Agung Metro, kami menikah pada tahun 1995. Â Sebagai guru, aku mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan baik tingkat Kabupaten/Kota (MGMP) maupun tingkat Provinsi, Regional maupun Nasional. Melalui kegiatan tersebut aku akhirnya bergabung ke organisasi profesi antara lain PGRI dan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI). Â
Melalui organisasi profesi terlibat dalam berbagai kegiatan, diskusi ilmiah, seminar, dan berkesempatan menjadi narasumber pada kegiatan pelatihan yang diselenggarakan mandiri oleh Sekolah, salah satunya di SDN 2 Metro Pusat.Â
Aku juga berkesempatan menjadi narasumber pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Metro bekerja sama dengan Himpunan Evaluasi Pendidikan (HEPI) unit koordinasi daerah Lampung di Kompleks Lampung Education Center (LEC) Kartikatama, Kota Metro.
Karena kedua orang tua angkat dan juga mertua sudah tiada, frekuensi mengunjungi kota Metro sangat berkurang, sesekali ke Kota Metro karena ziarah, menghadiri undangan pesta, takziah, juga reuni dengan teman-teman SMP maupun SPG.Â
Rumah mertuaku ada di Jl. Joyo Diharjo, Ganjar Agung. Di jalan ini gelar PARGOY Pasar Kuliner Ganjar Agung Joyo Diharjo, yang  diresmikan oleh Walikota Metro pada tanggal 08 Januari 2023. Pasar buka setiap hari Minggu Pukul 06:30-11:00, menyediakan berbagai macam olahan Kuliner baik Tradisional maupun Modern, secara terjadwal mengadakan talkshow, aneka lomba, arena Permainan, Live Music, Senam Sehat, dan lainnya.Â
Tidak seperti dulu waktu mertua dan orang tua masih ada, kami sudah jarang menginap jika berkunjung ke Kota Metro, kami selalu pulang pada sore hari. Saat matahari mulai redup, tetapi kota Metro selalu di hati. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H