Vanili (Vanilla planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buah tanaman yang berbentuk polong. Vanili dapat diolah sebagai bahan pembantu industri makanan dan pewangi obat-obatan (flavour and fragrance ingredients). Industri makanan yang menggunakan vanili sebagai bahan bakunya adalah industri biskuit, gula-gula, susu, roti, dan industri es krim.Â
Tanaman vanili dikenal pertama kali oleh orang-orang Indian di Meksiko, yang merupakan negara asal tanaman tersebut. Nama diambil dari nama daerah yaitu vanili adalah Panili atau Perneli. Vanili dapat dikembangbiakkan dengan dua cara, yaitu perkembangbiakan (reproduksi) generatif dan vegetatif.
Reproduksi generatif merupakan teknik perbanyakan yang menggunakan biji. Namun teknik ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan membutuhkan waktu yang lama.
Di negara asalnya, Meksiko, tanaman vanili dapat berbuah karena ada serangga Lebah Melipona yang membantu penyerbukannya. Putik pada bunga vanili tertutup oleh bibir, sehingga penyerbukan secara alamiah terhalang, kepala sari (anther) berisi dua butir tepung sari, letaknya lebih tinggi daripada kepala putik. Keistimewaan dari bunga vanili yaitu kepala putiknya berisi cairan perekat. Bila tepung sari diletakkan disana akan segera menempel dan terjadilah pembuahan.
Bunga vanili yang telah mekar hanya dapat bertahan satu hari. Jika bunga yang telah mekar itu tidak segera dikawinkan, akan layu dan kemudian rontok. Oleh sebab itu pengelola tanaman vanili harus sering keliling kebun untuk mengontrol perkembangan vanili dan membantu penyerbukan. Mengingat kesulitan melakukan pembuahan secara alami, di kawasan budidaya, pembuahan/penyerbukan sering kali dilakukan dengan bantuan manusia. Teknik bantuan ini pertama kali dikembangkan di Leige oleh Moreen tahun 1836, dan disempurnakan oleh Edmond Albius para tahun 1841.
Widipedia melansir bahwa penyebaran vanili ke Indonesia baru masuk tahun 1819 melalui ahli botani Belanda yakni Prof. Dr. Reinwadt. Semula bibit yang dibawa hanya sebagai koleksi untuk Kebun Raya Bogor, namun kemudian ternyata tanaman vanili berhasil dibudidayakan di berbagi wilayah terutama Jawa Tengah dan Jawa Barat. Bahkan saat ini sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, lahan produksinya pun telah mencapai ribuan  hektar.Â
Salah satu sumber menyebut luas lahan produksi vanili mencapai belasan ribu hektar. Selain Jawa dan Sumatera, tanaman vanili berhasil dibudidayakan di wilayah lain seperti Bali, NTT dan Sulawesi. Bahkan menurut sumber yang sama Indonesia sendiri masih menjadi salah satu negara pengekspor vanili terbesar.Â
Tanaman Vanili memiliki sistem perakaran yang dangkal. Akar utama berasal dari batang, kemudian cabang-cabangnya tersebar ke lapisan tanah. Akar tanaman vanili memiliki kemampuan menyerap air dari udara, sehingga ia tahan dari kekeringan. Batang atau sulur dari tanaman vanili kira-kira sebesar jari tangan manusia, berwarna hijau, agak lunak, beruas dan umumnya berbuku dengan panjang rata-rata 15 cm. Tanaman Vanili tumbuhan melekat pada pohon atau tonggak yang telah disediakan seperti halnya lada, juga buah naga. Â