Pagi ini Jum'at, kembali berencana akan berkunjung ke Sri Bhawono, Lampung Timur.Â
Rencana pukul 9 an kami akan berangkat.Â
Setelah sarapan aku segera bersiap-siap, sebuah backpack berisi satu botol air mineral dan sebuah kemeja ganti.Â
Mengenakan kaos hitam, celana krem, topi hitam dan sepatu casual, aku melangkah keluar rumah.Â
Melintasi jalan yang paralel dengan saluran drainase, terdengar suara gemericik air. Penasaran dengan suara tersebut aku melongok ke arah sumber suara.Â
Seekor hewan sejenis kadal tetapi berukuran lebih besar sedang berada di dalam air, merasa terganggu dengan kehadiranku, ia bergerak melawan arus air, lalu masuk ke bawah jembatan. Ia hilang dari pandangan ku.
Aku meneruskan langkahku ke arah jalan pangeran Tirtayasa, yang berjarak 300 meter.Â
Hari belum begitu panas, udara masih sejuk dan segar. Aku menyeberang jalan lalu terus melangkah ke arah Timur.Â
Sebuah warung di pinggir jalan tampak seorang wanita tengah memasak mie instan plus telor, seorang calon pembeli tampak duduk di bawah tenda beratapkan banner bekas. Aku turut menikmati aroma segar yang tertiup angin.
Kembali aku melangkah, melintasi sebuah minimarket.
"Ya, terus-terus, kanan," teriak seorang petugas parkir. Seorang pria yang sudah lanjut usia.
Langkah ku terhenti melihat seorang pemuda di depan ruko yang belum buka, di depannya ada setumpuk paket.Â
Semula aku menyangka dia tengah menyusun dagangannya, setelah ku dekati ternyata adalah paket yang baru ia ambil dari sebuah kantor perusahaan logistik yang ada di seberang jalan.Â
Sebut saja Joko (bukan nama sebenarnya), ia baru menekuni pekerjaan baru kurang dari seminggu, masih freelance.Â
Sebelumnya ia sudah bekerja sebagai office Boy, di sebuah kantor pemerintah di jalan Gatot Subroto selama tiga tahun, merasa bosan ia mencoba peruntungan baru. Ia resign, lalu melamar sebagai kurir, pengantar paket.Â
Ia mengambil karung dari bagasi motornya, dia buka lipatannya, lalu pegang kedua ujungnya. Angin bertiup kencang sehingga ia kesulitan, karung membentuk bulatan seperti bendera angin yang ada di bandara.Â
Ia tidak kehilangan akal, ia gulung karung tersebut seperti saat kita mengenakan sarung.Â
Ia gulung karung tersebut sampai tersisa 30cm saja, lalu satu persatu ia masukkan paket. Ia letakkan karung tersebut di sela jok motor dan stang.Â
Karung hampir penuh diisi paket, hari ini ia berangkat dari rumah sekitar pukul 6:30 WIB, hari ini pukul 8:50 WIB ia sudah siap dengan sekarung paket yang antarkan satu persatu ke area jalan Pulau Damar, Sukarame.Â
Ia adalah lulusan SMA yang sempat kuliah satu tahun di perguruan tinggi swasta di jalan Z.A. Pagaralam, Rajabasa.Â
Notifikasi WA berbunyi, "Pak Win , kita berangkat ke Sribhawono jam 1 siang abis Jum'at".