Mohon tunggu...
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung Mohon Tunggu... Guru - guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru gemar fotografi, citytour dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Alumni LKLB Pelatihan Menulis, Mengapa Tidak!

12 Juli 2023   08:08 Diperbarui: 13 Juli 2023   14:47 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Twibbon penyemarak kegiatan, Dokumen Pribadi

Cuaca hari ini sungguh tak menentu, di pagi hari suasana mendung, matahari tak kunjung menampakkan dirinya. Udara terasa dingin, membuat aku enggan beraktifitas.

Suasana dingin tak menghentikan abang-abang yang menjual bubur ayam untuk terus menjajakan dagangannya. Suara motor berhenti, "ting-ting", suara mangkok diketuk dengan sendok berbunyi keras. "Yang bubur, ayam!" serunya. Memanggil calon pembeli, "Bapak mau bubur", ujar Istriku. "Boleh", jawabku singkat.

Ia pun berteriak, "Bang bubur bang!". Seraya membawa mangkok, dan pecahan Rp 5000-an. Ia melangkah keluar menyerahkan mangkok dan uang, "gak pake sambel ya bang!".  Ya, bubur ayam dilingkungan kami cuma lima ribu rupiah saja.

Abang tukang bubur yang semula masih duduk di jok motornya, menurunkan standar motornya lalu, memasang penyangga tambahan. Ia lalu mengambil mangkok yang diserahkan oleh Istriku, mengambil pecahan Rp 5000 lalu menaruhnya di kaleng tempat ia menaruh uang hasil penjualannya.Dengan cekatan ia menuang bubur ke mangkuk, menambahkan kuah, kedelai goreng, suwiran ayam, bawang goreng, dan irisan daun bawang, serta kerupuk.

Semangkuk bubur diletakkan di atas meja makan, "Pak, sarapan..!", ujar istriku. Aku mengambil sendok, lalu duduk di kursi meja makan, perlahan tapi pasti bubur berkurang, lalu habis. Mangkok kosong lalu kuletakkan di tempat cuci piring.

Pukul 9:00 pagi, matahari belum menampakkan diri. Semangkuk bubur seharga Rp 5.000,- sudah sudah habis.

Masih pagi, gerimis. Sebuah mobil pickup warna hitam berhenti di depan rumah. Wayan, menyupiri mobilnya sendiri menghampiri rumah-rumah warga, mengosongkan tong sampah lalu diletakkan kembali ke tempat semula. 

"Ikan-ikan laut, masih segar...!", teriak tukang ikan yang melintas. 

Pukul 09.33 pagi aku menengok ke WA terdapat sebuah grup baru pelatihan LKLB PELATIHAN MENULIS. Display Picture berupa flyer bertuliskan "Pelatihan Menulis LKLB dengan narasumber Aris Yudistira, seorang Penulis Buku dan Kolumnis, alumni LKLB angkatan 12, Pengantar Zulfar Rohman, alumni LKLB angkatan 6 dan Moderator Fatwa Nur Azizah alumni LKLB angkatan 5"

Selamat Siang Bapak/Ibu Alumni Pelatihan LKLB

Ini adalah WAG untuk Pelatihan Menulis Alumni LKLB

*Sesi 1 akan diadakan malam ini pukul 19.00 WIB*, untuk peserta yang berada diluar zona waktu WIB, harap menyesuaikan

Link zoom sesi 1 akan dikirim dari nomor xxxxxx pukul 13.00 WIB

Apabila ada pertanyaan silakan ditanyakan melalui jalur pribadi

Terima kasih

Panitia LKLB

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun