Mohon tunggu...
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung Mohon Tunggu... Guru - guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru gemar fotografi, citytour dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pantai Sukaraja, Bandar Lampung, Lampung

11 Juli 2023   10:22 Diperbarui: 13 Juli 2023   15:38 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Interview dengan Nelayan, Dokumen Pribadi

Aktifitas Nelayan Menarik Jaring, Dokumen Pribadi
Aktifitas Nelayan Menarik Jaring, Dokumen Pribadi

Shinta Herlyanti melakukan wawancara dengan seorang bocah (sebut saja Putra).  "Bocah nelayan itu masih kecil. Ia berumur 8 tahun, di usia semuda itu dia sudah mencari penghasilan untuk membantu kedua orang tuanya dengan cara membantu menarik jaring. Di usianya yang masih belia itu, yang sebagian besar anak  menghabiskan waktunya untuk bermain, seperti sepak bola, berlari-lari , bermain laying-layang bersama kawan-kawan. Saya sangat prihatin melihat nasib anak itu," tulisnya.
Dia sudah harus membantu orang tua nya mencari pengahasilan.   Anak itu bernama Putra ia menarik jaring  pada siang hari setelah pulang sekolah, pada waktu matahari masih terik dia harus bekerja memeras keringat membantu nelayan menarik dan menyusun jaring ikan agar tidak tersangkut dan kusut, saat ikan melimpah ia bisa memperoleh upah  kurang lebih Rp30.000 per hari, tapi jika tangkapan kurang dia hanya mendapat Rp.10.000/hari. Uang yang dia dapat ditabung untuk membeli peralatan sekolah. 

Aktifitas Nelayan Mengambil Ikan Tangkapan, Dokumen Pribadi
Aktifitas Nelayan Mengambil Ikan Tangkapan, Dokumen Pribadi

Menurutnya kegiatan yang ia lakoni ini sama sekali tidak mengganggu kegiatan sekolahnya, karena ia lakukan setelah usai sekolah . Jika anak indonesia bisa memanfaatkan waktu seperti yang dilakukan oleh Putra yang  tetap dapat sekolah untuk meraih cita-citanya juga membantu meringankan beban orang tuanya, maka di masa datang akan rerbentuk generasi yang produktif.  Sayangnya kondisi di atas  hanya dilakukan oleh satu dua anak saja selebihnya mereka menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermain. Kalau pun ia mencari penghasilan, uang yang dihasilkan digunakan untuk  bermain bilyard dan membeli makanan, kondisi yang mengenaskan. 

Sementara krew yang lain, Abhila Shafa, memposting Wawancara dengan Nelayan TPI Sukaraja sebagai berikut;

Pak, saya murid MTsN 1 Tanjung Karang, Bandar Lampung. Saya ingin wawancara bapak sebentar…
Saya       : Dimana rumah bapak ?
Nelayan: Di sekitar sini
Saya       : Siapa nama bapak ?
Nelayan :  Bapak Sukri
Saya       : Dari rumah ke sini biasanya jam berapa ?
Nelayan : Jam 5 subuh
Saya       : Bapak mencari ikan sampai jam berapa ?
Nelayan : Sampai sore
Saya       : Sudah berapa lama bapak mendaji nelayan ?
Nelayan : Sudah tahunan
Saya       : Sehari bapak dapat berapa ribu ?
Nelayan : Sehari hanya dapat 10.000 rupiah
Saya       : Ya sudah, terima kasih atas wawancaranya

 Adwa Jinan juga memposting hasil wawancara dengan pedagang ikan, sebagai berikut; 

Saya; Saya anak MTsN 1 Tanjung Karang, bolehkah saya meminta waktu ibu sebentar?
Pedagang; ia boleh
Saya; siapa nama ibu?
Pedagang; ibu hadijah
Saya; sudah brp lama ibu ibu mendagang ikan di tpi ini?
Pedagang; sudah tahunan, sampai tdk terhitung lagi!
Saya; sehari biasanya penghasilannya brp?
Pedagang; ya, tdk tentu dek, namanya jg jualan
Saya; kalau boleh tau ikan apa saja yg mahal?
Pedagang; ikan kembung, ikan kakap, dan kan simba
Saya; mengapa ikan itu mahal?
Pedagang; unik, bagus, dan modalnyapun memang sudah mahal!
Saya; terimakasih ya bu...
Wassasalamualaikum wr.wb. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun