Mohon tunggu...
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung Mohon Tunggu... Guru - guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru gemar fotografi, citytour dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bandung, I Love You So Much!

9 Juli 2023   19:44 Diperbarui: 9 Juli 2023   20:12 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai menghabiskan semangkok kembang tahu, kami berjalan kembali ke penginapan. Kami telah berjalan kaki menempuh jarak 4,9km. Menjelang pukul 11:30 kami cek out dari penginapan, kami masukkan barang bawaan kami ke dalam mobil, mobil tetap di parkir di halaman penginapan walaupun kami sudah cek out. Lalu kami berjalan ke Masjid Salman untuk menunaikan shalat Jumat. Walaupun bagian dalam dan teras masjid masih banyak tempat kosong, beberapa jamaah lebih suka shalat di halaman masjid.  

Tak lama kemudian kami mencoba kuliner Soto Ayam yang ada di dekat pertigaan jalan Ganesha dan jalan Juanda. Suasana agak ramai, kami harus menunggu hampir 10 menit untuk mendapatkan semangkuk soto dan sepiring nasi. Semangkuk soto ayam dan sepiring nasi lenyap dalam sesaat. Seperti biasa saat perut kenyang, kantuk pun datang. Kami mencoba mengusir kantuk dengan berjalan ke arah tempat duduk yang disediakan di sepanjang trotoar Jalan Juanda. 

Suasana tampak mendung, kami memutuskan untuk kembali ke masjid Salman untuk meluruskan kaki. Lalu kami mengikuti shalat ashar berjamaah, hujan turun. Kami menghabiskan waktu di teras masjid Salman. 

Sambil menunggu sepupuku aku mencoba mencari nomor kontak bosku untuk menanyakan alamat cafe tempat kami sering makan dulu, tak lama pesan masuk, berupa google map, jaraknya pun tak begitu jauh dari tempatku saat ini, Masjid Salman ITB. 

Tekadku bulat, aku ingin bernostalgia dengan cafe Bali. Cafe ini merupakan salah satu cafe di Bandung yang begitu sulit aku lupakan. Di awal karirku sebagai tukang bangunan, beberapa kali bosku mengajakku disini. Masih segar diingatan manakala aku dapat menyelesaikan pemasangan batu alam di rumah pelanggan, si bos lantas mentraktirku makan di cafe ini.

Aku mengajak sepupuku dan 3 orang temannya untuk menikmati makan malam disini. Perjalanan terasa lambat, sore ini lalu lintas agak ramai. Menjelang magrib kami tiba, seorang pramusaji mendekati kami dan menanyakan apakah kami ingin di ruang smoking atau non smoking room. 

Kami memilih non smoking room, tak lama 6 buah booklet menu disodorkan, kami butuh waktu beberapa saat untuk menentukan pilihan, beberapa menu tidak tersedia sehingga aku harus berganti pilihan. Magrib tiba, kami shalat magrib di mushola yang disediakan.

Setelah makan malam kami kembali ke mobil dan bergerak menuju Jakarta. Aku merasa puas dapat mewujudkan obsesi yang sudah lama aku simpan. Good bye Bandung, I love you so much.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun