"Baiklah saya tanyakan pada keponakan saya dulu, saya tinggal tak jauh dari sini", ujar si pria bertubuh tinggi, atletis.
Ia lalu mencatat nomor kontak petugas agen yang tertera pada banner yang menempel di dinding.Â
Pukul 19:20 bis berwarna hijau, berhenti. "Silahkan langsung naik," ujar petugas agen.Â
Aku bergegas naik ke dalam bus, mataku menyapu ke dalam bus, mencari kursi yang masih kosong.Â
Dalam langkah ke tiga aku mendapatkan kursi kosong yang berjarak 2 kursi dari sopir. Dila duduk, lalu aku duduk di sebelahnya.Â
Bis bergerak ke arah gerbang tol Itera Kota Baru, melewati pintu tol dan terus melaju, beberapa kali bus melambat karena kendaraan yang ada didepannya juga melambat. Hampir satu jam berlalu, bis kembali melambat di gerbang tol Bakauheni Selatan. Kodektur bis berkata, "Kita akan ke terminal reguler, bagi penumpang yang ingin ke terminal eksekutif jangan turun"Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H