Mohon tunggu...
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung Mohon Tunggu... Guru - guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru gemar fotografi, citytour dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Pantai Klara Lampung

3 Juli 2023   19:32 Diperbarui: 3 Juli 2023   19:41 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dinding pembatas area pantai klara dan Jalan raya, Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Sabtu malam usai menikmati take-away, pakde Joko menyampaikan rencana untuk wisata ke pantai. Aku adalah orang yang paling bergembira mendengar info ini. Berbagai persiapan segera dilakukan, Mbah Ti menyiapkan nasi, bumbu  pecel dan sayuran, bude menyiapkan daging untuk dipanggang beserta pernik bumbu dan toppingnya dan kompor gas portable.  Pakde, mbak Zahwa dan mbak Anis menyiapkan pakaian salin. 

Minggu pagi sekitar pukul 06.10, pak de Win datang. Kami bergegas memasukkan barang-barang ke mobil, satu dus air mineral, nasi, aneka makanan,  jajanan, banner bekas dan pakaian salin. Sejenak kemudian kami naik, aku duduk di depan, di samping pak de Win. Di baris tengah Ibuku, Mbak Zahwa dan Mbak Anis, di baris belakang Pakde Joko,  Bude dan Mbah Putri.    

Mobil bergerak menyusuri jalan sehati lalu belok kanan di jalan perintis kemerdekaan lalu naik ke flyover dan turun di dekat stadion pahoman, Pakde menunjuk ke kanan ke sebuah bangunan ini stadion pahoman ujarnya ramai sekali kalau hari libur atau akhir pekan.

Di dalamnya ada lapangan sepak bola yang dikelilingi oleh lintasan lari. Stadion ini terbuka untuk masyarakat umum kecuali jika dalam kondisi tertentu dibutuhkan oleh instansi tertentu misalnya tes polri, maka stadion akan ditutup untuk umum.

Mobil bergerak masuk ke jalan dokter Susilo. Tak lama berselang pak Adi menunjuk ke sebelah kiri pada sebuah bangunan rumah ini rumah gubernur Lampung ujarnya, halo iya kembali menuju sebuah bangunan berwarna merah ini adalah komplek walikota Bandar Lampung. Lalu ia menunjuk ke depan pada sebuah masjid besar ini Masjid Al Furqon.


Mobil terus melaju karena masih pagi jalanan terasa lengang aku dapat menikmati pemandangan disisi kiri dan kanan jalan. Menjelang kompleks Bank Indonesia belok kanan menyusuri jalan WR Supratman lalu belok kiri ke pusat pertokoan Teluk Betung, lalu belok kiri ke jalan RE Martadinata kami melintasi sebuah jembatan dekat pasar kota Karang. 

Tak lama berselang kami tiba pada sebuah SPBU lalu belok kiri menyusuri jalan ke arah Teluk Ratai. Di sebelah kiri tanpa pintu tanda masuk ke pantai duta wisata tak lama berselang tampak papan penunjuk jalan menuju ke Pantai Mutun lalu kami melintasi pasar Hanura kembali ada petunjuk jalan untuk ke pantai Sari ringgung kami terus sampai ke sebuah tanjakan di sebelah kiri tanjakan ada papan penunjuk ke pantai Dewi mandapa dan hutang mangrove.


Tak lama kemudian tampak di hadapan lautan luas terbentang lalu kami belok kanan Pantai Klara. Pantai Klara, singkatan dari Kelapa Rapat, sebuah pantai dengan hamparan pasir putih dan laut yang tenang, serta panorama alam sekitar yang indah. 

Sebuah mobil berhenti membuat kami harus mengurangi kecepatan, mobil tersebut ingin masuk ke Pantai Klara 2, mobil kami kembali bergerak perlahan kemudian di gerbang masuk Pantai Klara 1,  belok kiri dan masuk. "Lima puluh ribu", ujar penjaga gerbang masuk seraya memberikan selembar tiket. 

Perlahan mobil lalu bergerak ke kiri menuju pinggir pantai dan berhenti tepat di belakan pondok nomor 2, satu persatu barang bawaan kami turunkan lalu kami letakkan di pondokan. 

Dengan sigapnya Mbah Putri dan Ibu menyiapkan sarapan berupa pecel, yang bumbu dan sayurannya sudah disiapkan dari rumah, jadi tinggal meracik saja, bumbu pecel dicairkan lalu ditambahkan perasan air jeruk. Sementara itu bude menyiapkan kompor gas portable diatas alas berupan banner bekas. 

Lalu menyiapkan panggangan untuk memasak daging yang sudah dibumbui sejak dari rumah. Kompor portable sudah menyala bude meletakkan penggorengan di atasnya mengolesi dengan minyak lalu menaruh irisan daging kecil-kecil yang sudah ia bumbui tak lama ke berselang yang mengecilkan api dan menambahkan saus sambil terus diaduk dan ditambahkan jamur enoki.

Nasi sudah siap, pecel sudah siap, masakan daging saus plus jamur enoki pun sudah siap, saatnya menikmati sarapan pagi. Berbekal kertas nasi, kami menikmati sarapan pagi di sebuah pondokan di pinggir pantai Klara, sungguh suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami, berbekal sepasang sumpit stainless aku berusaha menyantap makanan ini sedikit demi sedikit hingga habis.  

Harga tiket masuk mobil minibus Rp. 50.000, harga tiket tersebut sudah termasuk penumpang dan parkir kendaraan, sedangkan untuk menikmati fasilitas lain juga akan dikenakan biaya yang masih termasuk wajar antara lain sewa pondokan sebesar Rp 50.000, dan biaya kamar mandi sebesar Rp 4.000/orang.

Pantai ini dekat sekali dengan jalan raya, aku dapat melihat banyak sekali pohon kelapa yang berderet, sehingga membuat pantai ini indah dan rimbun. Itulah sebabnya pantai ini disebut Pantai "Kelapa Rapat", disingkat"Klara". Karena Pantai ini cukup panjang, maka dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu Pantai Klara 1 dan Pantai Klara 2.
Sebuah pulau tampak dari kejauhan, Pulau Kelagian Input sumber gambar: Dokumen Pribadi
Sebuah pulau tampak dari kejauhan, Pulau Kelagian Input sumber gambar: Dokumen Pribadi
Pantai sedang surut tampak hamparan pasir luas membentang, sehingga menjadi lokasi ideal untuk mengajak anak-anak liburan bermain di pantai.

Input sumber gambar: Dokumen Pribadi
Input sumber gambar: Dokumen Pribadi
Berbagai layanan tambahan tersedia di pantai ini misalnya penyewaan ban dengan tarif terjangkau, juga tersedia aneka souvenir berupa topi pantai, kain pantai, juga pakaian, kaos, daster dan celana. 

Input sumber gambar: Dokumen Pribadi
Input sumber gambar: Dokumen Pribadi
Ibu, Mbak Zahwa, aku, dan Anis bertelanjang kaki menikmati harusnya pasir pantai klara. Input sumber gambar: Dokumen Pribadi
Ibu, Mbak Zahwa, aku, dan Anis bertelanjang kaki menikmati harusnya pasir pantai klara. Input sumber gambar: Dokumen Pribadi

Tak jauh dari tempat kami parkir terdapat layanan kamar mandi, yang bersih dan terawat, pengguna cukup membayar empat ribu rupiah saja, sudah dapat berbilas dengan segarnya air tawar. Dari pintu keluar kamar tampak sederetan warung yang menjual aneka kebutuhan pengunjung diantaranya adalah makanan dan minuman.

Sumber gambar: Dokumen Pribadi
Sumber gambar: Dokumen Pribadi
Kami menyewa perahu menyusuri tepian pantai, dari dermaga ke dermaga. Pantainya pun bersih karena pengelola selalu membersihkan pantai ini dari sampah. 

Sumber gambar: Dokumen Pribadi
Sumber gambar: Dokumen Pribadi


Sungguh tidak enak rasanya ke pantai tetapi tidak bisa bermain air dan juga mandi. Aku membayangkan bisa berenang di atas ban sambil menggerak-gerakkan kaki, atau membuat istana pasir, juga mengumpulkan kerang. Pakde Joko melarangku, "Jangan nanti lukanya basah, pedih, jadi gak sembuh-sembuh." Aku cuma bisa bertelanjang kaki, berjalan menikmati lembutnya pasir pantai, dan berfoto dengan background pulau Kelagian yang tampak dari kejauhan.

Usai naik perahu kami kembali ke pondokan lalu berkemas, memasukkan barang-barang dan makanan ke dalam mobil, membuang sampah di tempat yang telah disediakan, naik ke dalam mobil dan meninggalkan pantai pada pukul 10:13 pagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun