Mobil kembali bergerak menyusuri, jalan Soekarno Hatta, menuju ke Branti. Sopir melakukan putar balik di depan bandara, lalu belok kiri, setelah ia menempelkan kartu e-money bilah penghalang kendaraan masuk terangkat dan ia kembali memacu mobilnya ke arah drop zone.
"Terima kasih", ujarnya kepada supir. Pembayaran telah dilakukan saat ia memesan kendaraan.
Ia berhenti sejenak untuk mengenakan masker dan menyiapkan kartu identas, lalu ia berjalan menuju check in counter. Seorang petugas mengenakan pakaian biru dan bertopi berdiri di dekat check in counter. "Tiketnya  Bu," sapanya dengan ramah. Ia menunjukkan file tiket yang dikirim oleh penyedia layanan tiket online.
"Silahkan", lanjutnya. Ia pun melangkah dan masuk melalui pintu kaca yang memiliki sensor gerak, hingga dapat membuka dan menutup secara otomatis. Kali ini ia harus melewati pintu X-ray, dia letakkan koper dan tas lalu bergerak masuk menuju alat x-ray, lalu ia ambil baskom plastik berbentuk segi empat untuk meletakkan jaket, kacamata dan smartphone.
Lalu ia melangkah ke dalam melewati alat metal detector, alat ini akan berbunyi jika calon penumpang mengenakan aksesoris pakaian yang terbuat dari besi.
Seorang petugas memintanya melentangkan tangan, lalu menggerakan alat detektor ke bagian tangan, perut dan kaki. "Silahkan", ujar petugas. (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H