Mohon tunggu...
winarjaki
winarjaki Mohon Tunggu... swasta -

Konsultan yang lagi merantau

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Keping Koin yang Mengingatkan, Betapa Berharganya Sehat Itu

12 November 2017   02:49 Diperbarui: 12 November 2017   03:25 2034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disuatu waktu, di tahun 2013 , "...Saya kalau tidak enak badan, rasanya belum sembuh benar kalau belum dikerok." Demikian pernyataan salah satu sepuh masyarakat Tenjolaya Ciwidey, saat penulis menanyakan alasannya yang demikian keranjingan akan "Kerokan". Ketika sowan di rumahnya sembari melihat berbagai koleksi koin kuno miliknya, malah kala itu penulis sempat diberi beberapa koin koleksi, yang kemudian salah satunya dijadiin gantungan kalung.

Bahkan ketika pulang kampung saat ketemu dengannya di malam lebaran kemarin, ala pengobatan tradisional yang unik inipun sama kerap dia dilakukan.

1 cen hindia belanda 1937. Kecil tapi berguna
1 cen hindia belanda 1937. Kecil tapi berguna
Pada dasarnya bagi mayoritas masyarakat kita terutama di pedesaan, ritual "Kerokan" itu sudah dikenal betul sejak lama turun temurun. Kebiasaan ini biasanya dilaksanakan saat sedang masuk angin.

Walaupun kata masuk angin sendiri sebenarnya tidak ada dalam istilah kedokteran. Kemungkinan yang dimaksud dengan masuk angin disini adalah perasaan kembung atau sebah yang dibarengi dengan kepala pusing berputar dan mual diikuti dengan demam ringan.

Sekali waktu penulis pernah nyobain dikerok di punggung, sekalian diberi petunjuk teknik dan caranya. Alat kerokannya sih waktu itu berupa koin logam seratus gede, namun katanya bisa apa saja yang penting alat kerok umumnya tumpul dan halus, supaya tidak melukai kulit.

Pasca "Kerokan" yang didapat, badan terasa ringan dan nyaman, dan rasa gak enak di badan berangsur hilang. Namun satu hal yang masih kuingat rasa perihnya itu tuh, maklum badan kurus ini kagetan kalau dikerok.

tukang kerokan biasanya punya koin cepe seperti ini
tukang kerokan biasanya punya koin cepe seperti ini
Dan teknik "Kerokan" ini pernah juga dipraktekan terhadap seorang rekan seperjalanan beberapa waktu yang lalu di Sukabumi. Perjalanan yang melelahkan menempuh jarak yang amat jauh, serta diguyur hujan yang lebat, telah membuatnya kelelahan, sehingga dia mengalami demam, panas tinggi malam-malam.

Dan bukannya minum obat, dia malah minta dikerokin Untunglah bekal pengetahuan di masa lalu dan koin kuno yang selalu tergantung dileher, sedikitnya tahu sedikit teknik cara kerokan badan orang yang masuk angin. Pasca kerokan, esok paginya dia bisa beraktifitas kembali seperti semula.

Agar kulit tidak terluka, terlebih dulu biasanya kulit diolesi dengan minyak atau balsem, Dalam hal ini bisa berupaBalsem Lang, Minyak Telon, Minyak Bayi, kalaupun tak ada bisa jugaminyakkelapa yang dicampur dengan jahe, atau bawang merah dan lain-lain. Pemakaian minyak ini juga berfungsi untuk menghangatkan kulit.

Balsem Lang dengan aromatherapy
Balsem Lang dengan aromatherapy
Sedangkan tekanan tangan saat mengerok harus cukup kuat namun tarikannya dilaksanakan perlahan-lahan saja, dengan arah dimulai dari atas ke bawah. Jangan serampangan tanpa arah yang jelas, karena bisa bikin perih dan trauma bagi yang dikerok. Semakin tua warna goresan (merah kehitaman) menunjukkan semakin parahnya masuk angin yang diderita.

Agar lebih efektif, kerokan didasarkan pada titik akupunktur dan meridiannya sesuai dengan keluhan penyakit yang terjadi.

Materi Presentasi Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo
Materi Presentasi Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo

Area proses "Kerokan" pada bagian punggung sebaiknya dilaksanakan di sendi-sendi dekat tulang, jangan di tulangnya.  Boleh juga sih kalau mau mengerok di bagian leher, dada dan perut atau sekitar kaki.

Satu hal yang patut diingat adalah bahwa sesudah kerokan, sebaiknyajangan langsung mandi dulu, karena setelah kerokan pori-pori kulit dalam kondisi terbuka.Melainkan minumlah minuman yang hangat dulu, seperti teh manis, wedang jahe atau sup kaldu ayam, lebih baik lagi makan nasi hangat plus martabak telor plus cengek biar mantap Gan.

Kemudian tidurlah, berselimut tebal untuk menutupi seluruh tubuh dan istirahatlah yang cukup. Selama tidur, sel-sel tubuh kita melakukan regenerasi, hormon-hormon yang tidak seimbang diperbaiki, dan metabolisme tubuh ditata kembali.

Walaupun sudah sangat lama, penulis tetap ingat, betapa berharganya sehat itu, dan bersyukur kepada Allah SWT.

Dan saya apresiasi banget terhadap Balsem Lang dengan jargonnya "Dikit-dikit Jangan Minum Obat" yangmengajak masyarakat untuk melestarikan kembali pengobatan tradisional yang mudah dan murah saat mengalami sakit yang tidak terlalu berat.

Dengan kandungan:  Menthol, Eucalyptus oil, Methyl salicilate, dan Camphor. Apalagi ditambah aroma menenangkan.  Kalo udah gak enak badan, Balsem Lang bisa diandalkan! Jadi Jangan gampang dikit-dikit minum obat. . . . .

jargonnya
jargonnya
Kerokan umumnya dikenal sebagai alternatif pengobatan tradisional, tapi bagaimana sih analisisnya secara medis?

Menurut seorang Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Solo (UNS), Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes., manfaat kerokan ternyata secara ilmiah terbukti,  yaitu:

  • Melancarkan aliran darah

Mekanisme kerja "Kerokan" cukup sederhana, yakni membuat peradangan pada kulit ari yang menekan kulit jangat sehingga mengakibatkan melebarnya pembuluh darah. Dengan dikerok, terjadilah pelebaran pembuluh darah yang akan melancarkan aliran darah.

"Selama ini ada anggapan, orang yang sering dikerok kulitnya akan rusak, pori-pori kulitnya membesar, atau pembuluh darahnya pecah.

Namun, hasil pemeriksaan di laboratorium patologi anatomi UNS menunjukkan tidak ada kulit yang rusak ataupun pembuluh darah yang pecah, tetapi pembuluh darah hanya melebar," .

Melebarnya pembuluh darah membuat aliran darah lancar dan pasokan oksigen dalam darah bertambah. Kulit ari juga terlepas seperti halnya saat luluran.

  • Meningkatkan endorfin

Melalui penelitian biomolekuler, yakni pemeriksaan darah dari orang yang kerokan dan orang yang tidak kerokan.  Ada empat hal yang diamati, yakni perubahan kadar endorfin, prostaglandin, interleukin, serta komplemen C1 dan C3.

Hasilnya, kadar endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan. Peningkatan endorfin membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat.

  • Kadar prostaglandin turun.

Prostaglandin adalah senyawa asam lemak yang antara lain berfungsi menstimulasi kontraksi rahim dan otot polos lain serta mampu menurunkan tekanan darah, mengatur sekresi asam lambung, suhu tubuh, dan memengaruhi kerja sejumlah hormon.

Di sisi lain, zat ini menyebabkan nyeri otot. Penurunan kadar prostaglandin membuat nyeri otot berkurang.

"Adapun perubahan komplemen C3, C1, dan interleukin yang menggambarkan adanya reaksi peradangan tidak signifikan,".

Karena caranya gampang, tak heran pengobatan tradisional ini telah ratusan tahun dikenal di negara-negara Asia. Masyarakat Vietnam menyebutnyacao giodi, di Kamboja dijulukigoh kyoldan di Cina dikenal sebagaigua sua.

Salam sehat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun