Mohon tunggu...
winarjaki
winarjaki Mohon Tunggu... swasta -

Konsultan yang lagi merantau

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pemanfaatan Radio dalam Mitigasi Bencana

2 Juli 2017   04:51 Diperbarui: 3 Juli 2017   20:41 2683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumlah Kejadian Bencana per Provinsi pada Tahun 1815-2017 (sumber: http://dibi.bnpb.go.id)

sumber : Kompasiana
sumber : Kompasiana
BNPB akan menyiarkan Sandiwara Radio Asmara di tengah Bencana (ADB) episode 2  ini bekerja sama dengan 80 stasiun radio, 60 stasiun radio swasta dan 20 radio komunitas. Kedelapan puluh stasiun tadi tersebar di 20 provinsi. Patut kita apresiasi, semoga bisa mendulang sukses lebih, yang pada penyiaran pertama tahun lalu, yang sebelumnya mencatat sukses dengan 43 juta pendengar yang kala itu tersiar di 20 stasiun radio.

Memanfaatkan sandiwara radio untuk mengkampanyekan budaya sadar bencana secara luas kepada masyarakat, khususnya untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah terpencil serta mengedukasi masyarakat tentang unsur-unsur yang perlu diwaspadai dari bencana dengan jalur sandiwara radio.

Jika cerita tentang bencana diwariskan pada generasi berikutnya, maka akan selalu diingat dan diperoleh suatu hikmah yang menjadi pelajaran kesiapsiagaan terhadap bencana.  Pendidikan tentang bencana harus terus menerus dilakukan agar masyarakat siap dan memiliki kemampuan untuk mencegah, mengantisipasi, menghindar dan bangkit kembali setelah kejadian bencana.

Masyarakat kita punya sejarah panjang tentang peran dan fungsi radio dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi serta dalam mempengaruhi kebudayaan dan karakter masyarakat Indonesia.

Belajar dari Peristiwa di Masa Lalu

Peristiwa Gempa dan Tsunami Aceh dan Nias tahun 2004, bencana komunikasi terjadi sangat parah. Hingga sepekan pasca bencana, tidak ada informasi yang memadai tentang keadaan wilayah terparah, mulai dari korban jiwa yang jatuh, korban yang selamat, lokasi pengungsian dan tempat yang masih aman. Minimnya informasi tersebut menimbulkan krisis komunikasi yang sangat berat. Belajar dari peristiwa di masa lalu, maka kita juga harus bisa mempersiapkan penanganan bencana komunikasi selain utamanya yaitu menangani darurat bencana.

Radio merupakan salah satu bentuk media khususnya penyiaran yang menjadi alternatif strategis untuk melakukan komunikasi kepada masyarakat guna membangun kultur budaya sadar bencana. Upaya yang berkelanjutan dan lintas generasi tentu sangat diperlukan untuk membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi dan pengurangan risiko bencana.

Sudah saatnya pula kita pula belajar menghargai, upaya mitigasi bencana yang terus dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB melalui upaya untuk meningkatkan budaya “Sadar Bencana” sebagai itikad baik untuk memelihara lingkungan dan upaya positif dalam mitigasi, dapat diberi perhatian dan dukungan karena telah berkontribusi bagi kepentingan banyak orang, sehingga pola penanggulangan bencana di tanah air menjadi lebih terencana.

Dalam bencana alam yang sulit diramalkan seperti halnya gempa bumi dan tsunami, agak sulit memang bagi media massa untuk memberikan peringatan dini. Namun, jika proses sosialisasi informasi tentang sadar bencana ini dilakukan secara berkelanjutan, masyarakat akan terus-menerus diingatkan mengenai ancaman bencana dan akan lebih sigap dalam memberikan respons. Keikutsertaan masyarakat di dalam Manajemen bencana perlu terus dijaga dan terus dikembangkan.

Manajemen penanggulangan bencana merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah bersama-sama masyarakat dalam rangka mewujudkan perlindungan yang maksimal kepada masyarakat beserta aset-aset sosial, ekonomi dan lingkungannya dari kemungkinan terjadinya bencana.

Referensi : Dari Berbagai Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun