Karya: Lidwina
Inilah kisah
Seorang anak kecil biasa
Membopong tas kosong
Hanya berbekal
Segelas tekad dan senyum
Membuka tirai daun
Mengintip tirani dunia
Melangkah kecil
Menyusuri pola pikir pergerakan
Tiba-tiba
Anak itu berlari
Tap, tap, tap
Pintu satu
Petani dan nelayan
Berlinang air mata kekeringan
Para buruh
Bertetes upah darah
Pintu dua
Kawan-kawannya
Jadi pengamen jalan
Tak dapat bersekolah
Pintu tiga
Kekacauan dimensi digital
Melemahkan hati nurani
Membungkam idealisme
Menciptakan populisme semata
Pintu keempat
Para penguasa
Mematahkan lengan pejuang
Yang masih lemah
Cita-cita hukumnya
Hanya untuk apa?
Uang
Perhentian terakhir
Ia terengah-engah
Polusi peluk nafas
Air bah penuhi kota
Anak kecil itu
Kini tiba
Di titik akhir
Dirinya tenang
Telah menang
Tenggelam bersama air
Lautan manusia mati
Tinggalkan malapetaka
Bagi generasi
Ke sembilan puluh sembilan
Anak itu
Tuhan
Berikan kita kesempatan
Tuk' merenungkan
Penyesalan
Yang tak berkesudahan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H