Mohon tunggu...
Winaldy Maulidan
Winaldy Maulidan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Biasa Dipanggil "Win"

Penikmat SKS demi SKS di Jurusan Sastra Arab Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merintih untuk-Nya

3 Desember 2021   06:36 Diperbarui: 3 Desember 2021   06:50 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita, anak-anak Adam telah lupa seberapa sering menangis karena-Nya. Ah, seharusnya tak ada kata "sering" di kalimat sebelumnya karena mungkin belum pernah sama sekali. Fakta yang nyelekit, tetapi takut itu menjadi sebuah hal yang senantiasa menjangkit.

Kita hanyalah budak dari Sang Maha Luas
Rahmat & Nikmat-Nya yang tak terkuras

Kita merintih dengan sangat keras
Hingga air mata habis diperas

Kita senantiasa selalu memelas
Namun bersyukur tak selaras

Kita berharap kelak 'kan dibalas
Dengan ampunan yang tak terbatas

Benar, apa yang tertulis di atas ialah teguran. Benar, apa yang tertulis di atas ialah harapan. Teguran dan harapan agar senantiasa mengingat-Nya.

-Pontianak, Desember 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun