Siapa yang tidak kenal dengan micin? Bumbu penguat rasa yang menjadi komponen wajib untuk makanan segelintir orang. Micin telah menjadi salah satu bahan makanan tambahan yang sangat dikenal dan banyak digunakan oleh banyak orang.
Penggunaan micin sebagai tambahan makanan dapat membuat makanan terasa lebih enak sehingga rasanya ada yang kurang kalau tidak menggunakan micin. Namun, penggunaan micin ini juga menimbulkan kontroversi, loh! Mungkin teman-teman juga sering dengar kan mitos micin bisa bikin kita bodoh.
Sebenarnya apa sih micin itu? Micin atau MSG (Monosodium Glutamate) adalah zat kimia yang mengandung glutamat, natrium, dan H2O yang berfungsi untuk memberikan rasa “umami” pada makanan. Karena kemampuan memberi rasa gurih dan memperkuat rasa, MSG atau micin digunakan dalam berbagai jenis makanan yang sering kita konsumsi seperti mie instan, keripik, dan makanan instan lainnya. Makanan-makanan instan digandrungi oleh seluruh kalangan utamanya di umur-umur produktif, bahkan sampai ada julukan generasi micin loh.
“Peduli dibilang caper, sensitif dibilang baper, perhatian dibilang modus. Susah emang punya empati di peradaban yg kebanyakan makan micin' jadinya t*lol.”
“Mungkin .. Cinta sejenis Micin Bisa bikin otak jadi t*lol ..”
“Bucin itu gajauh beda sama micin, bikin bodoh”
Beberapa pernyataan tersebut tersebar di sosial media, bahkan julukan generasi micin ditujukan karena kepada generasi dengan kualitas SDM yang rendah. Namun, apakah benar mengonsumsi micin dapat merusak kualitas otak dan menjadi bodoh seperti tren yang ada? Mari kita ulas bersama-sama!
Kepintaran atau kecerdasan manusia pada dasarnya hanya berasal dari 2 faktor yaitu faktor genetik dan lingkungan. Dari genetik sendiri, orang tua mewariskan struktur dan fungsi otak yang merupakan dasar kecerdasan.
Lalu untuk faktor lingkungan sendiri berasal dari nutrisi, stimulasi, pendidikan dan pengalaman hidup. Nutrisi selama hamil, stimulasi, dan pendidikan yang baik sangat berpengaruh terhadap kecerdasan. Lalu untuk pengalaman hidup, yang utama adalah lingkungan tempat kita berkembang dapat memacu kita untuk meningkatkan kecerdasan yang kita miliki.
Lantas bagaimana dengan micin? Apakah benar jika kita mengonsumsi micin dapat memberikan efek negatif terhadap otak dan membuat kita menjadi bodoh? Nah, cek faktanya yuk!
Suatu penelitian menunjukkan bahwa micin sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan kebodohan, loh. Micin awalnya dibuat sebagai bahan tambahan pangan yang mana konsumsinya aman selama tidak berlebihan. Micin atau MSG ini tentunya juga sudah dibuat berdasarkan prosedur terstandardisasi yang sudah terdapat regulasi serta izin penggunaannya.
WHO menetapkan batas asupan harian micin sebesar 0-120 mg/kgBB yang mana kebanyakan makanan hanya mengandung kurang dari 50 mg MSG. Jadi, teman-teman tidak usah khawatir untuk menggunakan micin, ya! Namun tetap perlu diingat untuk tidak berlebihan karena pada dasarnya konsumsi sesuatu secara berlebihan memang tidak baik.
Penelitian lain menunjukkan bahwa konsumsi micin berlebihan memang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti pusing, produksi keringat berlebihan, detak jantung cepat, sakit dada, mual, dan rasa lemah.
Masalah-masalah tersebut tentunya tidak mengganggu fungsi kerja otak dan gejala yang ditimbulkan juga ringan sehingga tidak perlu penanganan yang serius. Beberapa orang ada yang lebih sensitif terhadap konsumsi micin, namun efek yang ditimbulkan biasanya singkat dan dapat hilang kurang dari satu jam.
Akan tetapi, kalau teman-teman masih kurang yakin sama penggunaan micin dan ingin menggunakan alternatif penambah rasa yang lebih sehat tentunya ada! Teman-teman bisa menggunakan bahan-bahan alami seperti bawang putih, kunyit, garam dan gula, tomat, jahe, jintan, kepala/kulit udang, jamur, dan berbagai bahan lainnya untuk menghasilkan rasa umami yang dimiliki micin.
Selain mudah didapatkan dan harganya yang relatif murah, bahan-bahan tersebut juga memiliki banyak dampak positif terhadap kesehatan. Contohnya adalah bawang putih yang dapat membantu menurunkan tekanan darah, kunyit yang memiliki sifat antiradang, dan jamur yang dapat berperan sebagai antioksidan.
Nah, sekarang teman-teman sudah tahu dan paham kan bahwa konsumsi micin itu tidak memiliki hubungan dengan fungsi kerja otak. Rasa micin yang sedap juga dapat membuat masakan teman-teman semua menjadi lebih enak, loh. Jadi, selama konsumsinya masih dalam batas yang aman jangan ragu lagi untuk menggunakan micin, ya!
Penyusun:
Tazmirah Asmarani dan Wina Adelia Putri
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H