Mohon tunggu...
WINA MUSTIKA
WINA MUSTIKA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa baik dan ceria

Bahagia belajar dengan merdeka belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembuatan Gunungan 3 Dimensi sebagai Kearifan Lokal untuk P5 dalam Sistem Pembelajaran di SMP Negeri 5 Karangploso

4 Oktober 2023   06:30 Diperbarui: 4 Oktober 2023   06:32 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahasiswa PPL Unisma Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam melakukan P5 di SMPN 5 Karangploso dengan judul membuat gunungan sebagai kearifan lokal

Pernahkah Anda mendengar mengenai tradisi grebeg di Yogyakarta atau bahkan mengalami keriaannya saat kebetulan berada di kota yang dikenal dengan Negeri Para Sultan tersebut?

Tradisi yang biasanya diadakan bertepatan dengan Hari Besar Agama Islam itu digagas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dan masih dilakukan sampai saat ini. Tujuan awalnya adalah menyebarkan ajaran Islam. Tradisi grebeg identik dengan keberadaan gunungan yang dijadikan simbol kemakmuran Keraton Yogyakarta. Gunungan adalah makanan dalam jumlah besar dari berbagai hasil bumi yang nantinya dibagikan kepada masyarakat.

Kegiatan P5 (proyek plajar pancasila) gunungan, sejarah gunungan sendiri yaitu dari masa kerajaan, gungan itu adalah simbol sedekah raja kepada rakyatnya secara turun temurun dalam upacara tradisi ke agamaan kraton ksultanan yokyakarta, gunungan akan di bagikan pada saat upacara grebeg. Gunungan di buat sedemikian rupa menyerupai gunung seperangkat makanan atau hasil bumi di rangkai sedemikian rupa sehingga menyerupai gunung, di sisi lain juga sebagai sarana untuk mengucapkan puji sukur kepada Allah yang telah melimpahkan segala sesuwatu ke kraton jogjakarta dan seluruh masyarakatnya.

Gunugan di bentuk menyerupai gunung bukan tanpa alasan, dalam tradisi kepercayaan masyarakat jawa gunung merupakan tempat yang di anggap suci.

Dalam 1 tahun kraton jogjakarta melakukan upacara grebeg selama 3 kali, grebeg syawal merupakan pringatan hari raya idulffitri, grebeg besar sebagai peringatan idul adha dan grebeg mulod sebagai peringatan kelahiran Nabi Muhamad SAW. Pada upaca ini gunungan di doakan dan di bagikan kepada masyarakat, tradisi membagikan gunungan raja kepada masyarakat ini tlah dilakukan jauh sebelum krajaan mataram islam.

Dalam kegiatan P5 di SMP negeri 5 karangploso ini kegiatan di lakukan rutin setiap satu bulan sekali dan siswa di anjurkan membawa HP untuk mengakses informasi dan video dari whatsapp grup yang telah di kirim oleh wali kelas, kegiatan P5 di SMP negeri 5 karangploso ini di lakukan untuk mengasah kreativitas siswa karena bukan hanya individu yang bergerak namun juga berkelompok seperti membuat gunungan tersebut. Gunungan tersebut di buat untuk melestarikan budaya yang sudah ada sejak zaman dulu sehingga siswa dapat mengetahui banyak budaya di indonesia. Dalam pembuatan gunungan pun siswa di haruskan berkelompok sehingga dapat menjalin sifat gotong royong dan tolong menolong dan menumbuhkan kreativitas siswa dalam membuat gunungan tersebut.

Kegiatan p5 di sekolah SMPN 5 Karangploso ini yaitu memilih materi gunungan yang mana gunungan ini memiliki bnyk sejarah dan juga banyak di dalam,selain belajar berkreasi siswa siswi jg mengenal lagi budaya " Indonesia yg sangat kental. 

 Gunungan selama ini sangat identik dengan upacara grebeg. Gunungan selalu menjadi bagian yang paling ditunggu masyarakat saat menyaksikan upacara grebeg diselenggarakan. Gunungan sendiri merupakan berbagai makanan hasil bumi yang disusun menyerupai sebuah gunung. Belakangan, upacara grebeg dan perebutan gunungan ini menjadi salah satu objek wisata yang selalu dinantikan wisatawan asing dan domestik. Dalam satu tahun biasanya Keraton Yogyakarta menyelenggarakan tiga kali upacara grebeg yaitu Grebeg Maulud, Grebeg Syawal, dan Grebeg Besar.

Tak hanya untuk acara grebek maulid,grebek Syawal dan grebek besar, gunungan ini jg identik untuk tujuan bersih desa .Tujuan Bersih desa adalah, sebagai upacara adat, memiliki makna spiritual di baliknya. Pertama-tama bersih desa bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang didapat. Selanjutnya upacara bersih desa bertujuan untuk memohon perlindungan kepada danyang sebagai penjaga sebuah desa. Terakhir, tujuan bersih desa adalah untuk memohon berkat agar hasil panen berikutnya melimpah. Selain itu, bersih desa juga memuat tujuan solidaritas di dalamnya. Makanan yang menjadi santapan bersama adalah hasil sumbangan warga sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun