Hari Bumi mulai diperingati dan berkembang secara global, sejak tanggal 22 April 1990. Saat itu sekitar 200 juta orang dari 141 negara di dunia tergerak untuk mengangkat tema lingkungan hidup dan ‘revolusi hijau' dalam skala global. Hari Bumi 1990 juga menjadi titik tolak terlaksananya KTT Bumi 1992 di Rio de Janeiro.
Untuk pertama kali, Hari Bumi dilaksanakankan tanggal 22 April 1970, saat berkumpulnya ratusan ribu orang memadati Fifth Avenue di New York diikuti sekitar 1500 perguruan tinggi dan 10.000 sekolah yang turut berpartisipasi dalam unjuk rasa di New York, Washington dan San Fransisco. Majalah Time memperkirakan sekitar 20 juta orang turun ke jalan pada hari itu untuk memulai sebuah "Revolusi Hijau". Aksi ini merupakan jawaban dari gagasan gerakan lingkungan hidup tahun 1969 yang disampaikan oleh Senator Gaylord Nelson dari Wisconsin, Amerika Serikat.
Bumi yang kita huni, merupakan salah satu planet dalam Sistem Tata Surya, dan selalu berputar mengelilingi sebuah bintang besar yang disebut Matahari. Bumi terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu dari gas dan debu panas menjadi bola lahar yang kemudian mendingin dengan suhu dipusatnya sekitar 5.500 derajat Celcius.
Saat kerak Bumi terbentuk, gas terlepas dari dalam Bumi membentuk gelembung gas membentuk lapisan yang disebut atmosfer, sehingga udara, awan serta air pun terbentuk. Pada akhirnya makhluk hidup muncul, dimulai dari lautan kemudian bergerak ke daratan berupa tumbuhan dan binatang. Melalui proses evolusi terus menerus yang berlangsung lama, maka terbentuklah Bumi sebagaimana yang kita lihat sekarang ini.
Bumi merupakan satu-satunya planet yang bisa dihuni, di antara planet lain pada Sistem Tata Surya kita yang disebut galaksi Bimasakti. Dalam sistem yang lama terdapat sembilan planet yang mengelilingi Matahari yang terdiri dari: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto. Pada perkembangan terakhir, para astronom sepakat untuk mengelompokkan Pluto sebagai planet kerdil/katay (dwarf planet) bersama dengan: Ceres, Sedna dan 2003 UB313(Eris), sehingga jumlahnya menjadi ‘dua belas planet' (Sumber: astronomy-pictures.net).
Fakta dan hal lain tentang Bumi:
Luas permukaan bumi adalah 510 juta km2 yang terdiri dari :
Luas daratan : 149 juta km2 (29%)
Luas laut dan samudera : 361 juta km2 (71%)
Isi bumi : 1.083.230 juta km2
Berat bumi : 5.976 juta juta juta ton
Tempat tertinggi : Puncak Everest (8.848 m diatas permukaan laut)
Tempat terdalam : Palung Mariana (11.035 m dibawah permukaan laut)
Suhu inti bumi : 5.500 derajat C.
Tekanan pada inti bumi : 3,5 juta atm
Jari-jari pada equator : 6.378,1 km
Jari-jari pada kutub : 6.356,8 km
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang menjadi penduduk di Bumi, adalah pelopor bagi kemajuan peradaban Bumi dan secara sengaja atau tidak sekaligus berperan pada proses kerusakan alam dan lingkungan di Bumi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai internet, sangat mengglobal sehingga batas ruang dan waktu semakin tak terasa. Di sisi lain, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti terpenuhinya sandang, pangan dan papan, tidak jarang berakibat rusaknya lingkungan sehingga Bumi semakin tergerus.
Diperkirakan pada tahun 2016 jumlah penduduk bumi akan sebanyak 8 miliar orang. Coba lihat, dengan jumlah penduduk sebanyak itu padahal luas daratan yang ada cuma 149 juta km2, maka akan banyak masalah yang akan dihadapi penghuni planet Bumi ini, yaitu berupa: masalah perumahan, kesehatan, pangan, lingkungan, lapangan kerja, tanah, kemiskinan, perang, dan sebagainya.
Beberapa catatan dan fakta-fakta tentang kerusakan yang terjadi di Bumi, yang sebagian besar terjadi akibat ulah manusia adalah sebagai berikut:
-Penggundulan hutan untuk dijadikan pembukaan areal pemukiman, ladang peternakan dan perkebunan baru dsb. (Sekitar 10 ribu tahun yang lalu hutan alam di Bumi diperkirakan mencapai 6,2 milyar hektar namun kini hanya tersisa tidak lebih dari 2 milyar hektar)
-Penebangan pohon hutan untuk dijadikan bahan baku bagi industri bangunan, furniture, kertas, dsb