Kabupaten Tolikara - Lembah Toli menjadi saksi sejarah perjalanan penginjilan yang membawa "jalannya terang" bagi masyarakat suku Lani, dan membawa transformasi peradaban yang sangat penting bagi terbentuknya pusat pengabaran Injil di Kabupaten Tolikara.
Membangun peradaban masyarakat, tidak hanya semata-mata melibatkan aspek pembangunan fisik saja (bukan soal beton dan aspal semata), namun lebih dari itu, yang menjadi komponen elementer adalah proses pembangunan manusia yang melibatkan akumulasi panjang dari pembangunan aspek mental, kerohanian, kebudayaan, dan cara pandang (mindset), yang dibangun dengan perjuangan dan dedikasi yang tulus (dibentuk dengan banyaknya kasih dan cinta terhadap umat Tuhan), dimana peran pemuka agama memainkan tugas penting dan mendasar, dalam membangun fondasi masyarakat di Lembah Toli untuk mengintegrasikan, nilai moral, etika, bersama nilai-nilai kultural yang terpatri dalam tradisi masyarakat komunal Lembah Toli, berdasarkan tuntunan Al-Kitab (Injil)..
Sebagai Kepala Daerah terpilih, jika Tuhan memberikan kehendak-Nya dan Rakyat di Lembah Toli memberikan restunya, kami memandang pencapaian yang telah diraih oleh Kabupaten Tolikara pada lima dekade terakhir (50 tahun terakhir), merupakan Bonus dari usaha panjang yang telah dirintis oleh para missionari yang meletakkan fondasi pembangunan manusia di Lembah Toli pada masa-masa awal gerakan missionari, yang memperkenalkan ajaran kekristenan yang membentuk pedoman hidup "the way of life" bagi 99,17% populasi penduduk Tolikara yang beragama kristen (246.308 jiwa).
Kredit poin dan penghargaan yang besar, seharusnya pula diberikan, bukan hanya kepada setiap Pemimpin Politik dan Kepala Daerah terpilih saja, melainkan terhadap dedikasi dan jasa-jasa besar para missionari (para Gembala) yang secara nyata bekerja dengan "penuh kasih dan cinta", membangun peradaban di Lembah Toli tanpa mengharapkan pamrih dan imbalan, mereka lebih dari cukup untuk dipandang pantas memperoleh perhatian khusus, pada masa kami memimpin Tolikara sebagai Kepala Daerah untuk 5 tahun kedepan (2025 - 2029).
Kami menyadari pentingnya peranan pemuka agama di Lembah Toli, yang telah banyak melahirkan pembaharuan di berbagai bidang kehidupan (mencetak banyak generasi intelektual melalui program literasi gereja, menciptakan kehidupan yang rukun dan damai, dan lain sebagainya).
Dengan kontribusi besar tersebut, keliru rasanya jika Pemerintah dalam artian negara di daerah, tidak memberikan perhatian yang serius, untuk menghormati peranan para pemuka agama dalam membangun peradaban di Lembah Toli.
Niat tulus, yang kami rumuskan dalam rancangan kebijakan negara yang harus kami putuskan dalam mengemban amanah pembangunan, sebagai Kepala Daerah terpilih kedepannya, menempatkan Pemuka Agama (Para Gembala) sebagai bagian dari peran Pemerintahan dalam menyiapkan Tolikara kedalam tujuan pembangunan wilayah berbasis Kultural dan Religius, diantaranya dalam aspek:
1). Menjadikan Tolikara sebagai Tanah Injil yang terbebas dari konflik dan pertikaian.
2). Menjadikan Tolikara sebagai role model pembangunan yang mengintegrasikan modernisasi dan identitas kebudayaan, dengan menempatkan fondasi religiusitas sebagai poros moral yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
Atas peran strategis para pemuka agama, sebagai Kepala Daerah terpilih, kami harus menyediakan fasilitas pendanaan yang dibiayai dari Anggaran Belanja Daerah (APBD). Bentuk kerjasama yang kami gagas untuk membangun Lembah Toli bersama peran para pemuka agama (Para Gembala), merupakan bagian dari program yang berkelanjutan, yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tolikara yang wajib di eksekusi kedalam program Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun anggaran (tahun akrual)..
Dalam rancangan APBD yang kami siapkan ketika terpilih nantinya sebagai Kepala Daerah, kami telah menyiapkan rancangan alokasi anggaran untuk mendanai pembayaran Gaji/Honorarium para pemuka agama (Gembala) / pemuka agama lainnya, kedalam belanja Wajib Pemerintahan Daerah yang kami pimpin..