Mohon tunggu...
Wildan P
Wildan P Mohon Tunggu... -

081286560305

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inilah Cara Cerdas Melawan Teroris

17 Januari 2016   08:41 Diperbarui: 17 Januari 2016   10:52 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Teroris (sumber: detik)"][/caption]Terorisme kembali terjadi di Indonesia tanggal 14 Januari 2015 di depan Sarinah Thamrin. Pelemparan bom, granat dan penembakan dilakukan dengan tenang dan kepala dingin oleh sekelompok orang muda.  Korban berjatuhan. Polisi mengatasi tukang teror ini dengan sigap sehingga tidak terjadi korban lebih banyak lagi.

Berbagai saran dari masyarakat tentang bagaimana menangkal terorisme ini. Ada yang mengusulkan mendalami agama. Ada yang melakukan tweet beramai ramai dengan hashtag #kamitidaktakut. Ada juga yang cukup ekstrim dengan mengajak membacok tersangka teroris dan membakar rumahnya. Semua ide untuk mengatasi terorisme ini boleh boleh saja dicoba dilaksanakan.  Saya juga mempunyai ide sederhana yang mungkin efektif  untuk menangkal teroris. Tidak menggunakan kekerasan, tapi sekedar memanfaatkan kebodohannya.

Ide ini terbersit ketika saya melihat video perpisahan para pejuang ideologi sewaktu berangkat melaksanakan tugas "mulia" mengebom Bali jilid dua di tahun 2005.  Para pengebom yang terdiri dari Salik Firdaus dan kawan kawan satu persatu mengucapkan salam perpisahan kepada keluarga nya melalui rekaman video. Rekaman ini ditemukan aparat waktu menggerebek rumah salah satu gembong teroris.

Dalam rekaman salam perpisahan itu mereka menjabarkan kalau saat ini sedang berada di dalam perut burung berwarna hijau. Burung itu terbang membawa mereka menuju surga. Mereka meminta keluarga nya tidak bersedih karena para teroris itu akan segera  menikmati kebahagiaan di surga.

Dari pemaparan mereka di video perpisahan itu, bisa disimpulkan bahwa mereka adalah orang orang tolol kelas berat. Sebetulnya otak mereka itu ukurannya sama dengan kita kita ini. Jumlah neuron otak juga tidak beda. Hanya saja mereka mempelajari sesuatu, ternyata berupa virus pikiran  yang membuntu akal. Karena itulah otaknya berubah jadi tolol. Percaya sekali cerita hoax tentang burung berwarna hijau sampai mau meledakkan badannya.

Ketololan mereka bisa dibandingkan dengan kepatuhan pasukan satwa bikinan Rusia. Militer Rusia memelihara sejumlah  anjing yang dilatih untuk menyusup ke kumpulan tentara lawan. Anjing ini dipasangi rompi berisi bahan peledak. Picu bom diaktifkan dengan menggunakan remote control. Kalau pasukan teroris ini cuma sedikit lebih pintar, karena  mereka manusia dan bukan satwa. Tapi otak nya yang sudah rusak akan menjadikan dia manusia zombie yang berbahaya bagi masyarakat beradab. Sangat berbahaya karena manusia zombie ini berkeliaran  membawa pistol, bom dan granat. BNPT pun dibuat kewalahan mengatasi manusia semacam ini.

Sebagai manusia yang dikaruniai akal oleh Tuhan, maka kita harus berpikir cerdik untuk menghadapi kaum teroris ini. Yang pasti otak kita lebih bagus daripada teroris. Otak kita bisa dimanfaatkan untuk hal berguna yaitu berpikir. Harus kita pikirkan cara cerdik untuk melawan mereka. Monster mengerikan pun bisa dipelajari untuk dicari pengapesannya.

Dracula, makhluk seram yang tinggal di pegunungan Transylvania pun punya pengapesan. Dia takut terhadap bawang. Untuk menangkal masuknya Dracula ke dalam rumah digunakan bawang yang diletakkan di pintu dan jendela. Dengan jimat bawang ini orang bisa hidup tenang, aman dari gangguan Dracula.

Dari riset kecil kecilan di medsos dan lingkungan sekitar, saya menemukan fakta menarik  bahwa teroris ini takut terhadap kulit babi. Mereka sangat takut menggunakan sepatu yang pada bagian tertentu menggunakan kulit babi. Ternyata produsen sepatu ada yang menggunakan kulit babi pada sepatu produksinya. Tidak semuanya, hanya sebagian kecil kulit. Ini karena sifat kulit babi yang lembut dan cocok untuk dipasang pada bagian bagian tertentu. Tapi elemen kulit kecil ini sudah cukup membuat panik ketakutan. Penjelasan ilmiahnya saya tidak tahu. Sama juga saya tidak mengerti penjelasan ilmiah kenapa Dracula takut sekali dengan bawang. Mungkin Profesor Van Helsing bisa memberikan pencerahan.

Dengan mengetahui kelemahan teroris ini kita bisa merancang suatu cara mencegah tindakan terorisme dengan tepat. Tidak perlu mengancam membacok atau membakar rumah teroris. Gunakan saja cara sederhana, kulit babi sebagai ancaman. Umumkan ancaman kepada masyarakat bahwa jenasah teroris yang tertangkap meninggal akan dikebumikan oleh negara di suatu tempat pemakaman teroris. Jenasah akan dikebumikan dengan cara dibungkus dengan kulit babi. Demikian juga dengan jenasah teroris yang  dieksekusi mati, diperlakukan dengan prosedur pemakaman yang sama.

Teroris diancam dengan bacok, penggal, bakar, rajam, tembak, gantung jelas tidak mempan. Ancaman fisik seperti itu tidak menggoyahkan niatnya. Apalagi kalau cuma dibom dengan hashtag melalui twitter. Gunakan ketakutan teroris itu untuk menghantam dirinya. Yaitu ketakutan terhadap material pembuatan sepatu yang bisa didapatkan dengan mudah. Teroris akan berpikir dua kali untuk berangkat melakukan tugas "mulia". Semoga Indonesia menjadi aman dan damai dengan taktik sederhana ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun