Salam Sejahtera para pembaca!
Malam ini saya teramat kesal. Berkali-kali saya temukan artikel yang bertema sama di post bukan hanya di kompasiana, tapi juga medsos lainnya. Isinya tak lain dan tak bukan yaitu mengenai pemimpin Jakarta yang mana dikatakan tukang ingkar janji dan pembohong.
Permisi, sampai kapan saling menjatuhkan?
Tanpa mengurangi rasa hormat, saya pikir siapapun harus setuju bahwa tidak ada sesuatu pun didunia ini yang dinamakan sempurna. Termasuk figur pemimpin, apalagi sebatas tokoh publik. Mengenai kisah pemimpin Jakarta ini, saya sedikit setuju bahwa beliau memang memiliki tindakan yang bisa merugikan pihak tertentu. Namun terlepas dari itu, pasti ada pula sisi positifnya yang menguntungkan pihak yang lain.
Dan sering kali saya temukan, kambing hitam yang dibawa kemudian adalah rakyat DKI. Saya pribadi adalah rakyat DKI, dan saat ini seperti mewakili rakyat DKI yang lainnya untuk bertanya," Siapakah rakyat DKI yang kalian maksud?".
Justru semakin berusaha menjatuhkan, kami malah semakin terbeli, dimulai dari hal-hal pasif seperti kesederhanaan dan kedewasaan beliau sampai hal aktif yakni pemikiran dan tindakan yang berbeda dengan pemimpin lainnya.
Permisi, apa gunanya menjatuhkan pihak lain? Kita tidak boleh menjatuhkan pihak yang satu hanya karena berada di pihak yang lain. Lantas, apakah merendahkan pihak yang lain mampu membuat pihakmu lebih tinggi? Saya pikir tidak.
Tolong dewasa. Memupuk tanaman dirumah sendiri akan membuat rumah anda terlihat lebih indah, dibanding meracuni tanaman tetangga.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H