Mohon tunggu...
Wilson Mario
Wilson Mario Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

melihat dunia di balik kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah IQ Dapat Ditingkatkan?

3 November 2021   21:15 Diperbarui: 3 November 2021   21:35 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: www.deccanherald.com

Kasus kedua, riset yang dilakukan oleh UC Berkeley pada tahun 2011 yang melibatkan 28 anak-anak berusia 7-10 tahun. Anak-anak ini dibagi menjadi dua kelompok: sebelas orang dan tujuh belas orang. Yang satu diuji kemampuan bernalarnya, yang lain diuji kecepatan dalam memproses informasi. Mereka diminta untuk bermain empat macam permainan selama satu jam (masing-masing permainan 15 menit), selama dua hari seminggu, selama delapan minggu. Hasilnya, empat anak menunjukkan kenaikan sebanyak 20 poin pada nilai IQ. Sekali lagi, permasalahannya serupa dengan kasus sebelumnya. Sampel yang diuji terlalu sedikit, kemudian perubahan IQ yang signifikan memang umum terjadi pada rentang usia tersebut. Yang lebih menarik, kenaikan signifikan hanya terjadi pada anak yang sebelum diintervensi dengan permainan komputer menunjukkan nilai tes yang sangat rendah. Dalam ilmu statistik efek peningkatan ini bisa jadi hanya merupakan regresi menuju rata-rata. Selain itu, tidak ditemukan adanya replikasi dari penelitian yang dilakukan sehingga tidak ada dukungan kuat dari penelitian lanjutan yang lain. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2015 oleh Unsworth dkk menunjukkan tidak adanya korelasi antara permainan komputer dengan fluid intelligence pada sampel pemuda.

Kita melihat bahkan dalam kalangan ilmuan, peningkatan kecerdasan masih menjadi pertanyaan besar yang terus berada dalam perdebatan dan penelitian panjang. Lantas, mengapa beredar anggapan mengenai peningkatan IQ melalui musik Mozart, permainan komputer, dsb? Hal ini dikarenakan kurangnya informasi publik mengenai perkembangan hasil riset dalam topik-topik tersebut beserta pengaruh dari media sosial yang telah melebih-lebihkan hasil riset tanpa tahu dengan rinci mengenai riset yang dilakukan. Alasan lain karena nilai IQ selalu bersifat estimasi dan dalam rentang tertentu sehingga banyak faktor yang mempengaruhi hasil tes, misalnya latar belakang pendidikan seseorang, keadaan ekonomi, keadaan emosi pada saat tes, kurangnya pengetahuan mengenai tes kecerdasan, dll. Karena itu tidak heran jika seseorang yang sebelumnya menunjukkan hasil tes IQ yang rendah, kemudian setelah mengalami pembelajaran dan kematangan pikiran, bisa meningkatkan hasil tes IQ. Kita tidak pernah tahu batas atas dari kecerdasan seseorang. Ketenangan setelah mendengarkan musik klasik atau keyakinan setelah memainkan permainan komputer bisa saja mempengaruhi hasil tes. Tentu saja semuanya masih berada dalam rentang IQ yang seseorang miliki.

Mengapa peningkatan IQ begitu diinginkan? Jelas karena pengaruh IQ terhadap kehidupan sehari-hari termasuk juga kesuksesan seseorang sangat besar. Pada kenyataannya, tidak dapat dipungkiri bahwa IQ mempengaruhi kemampuan belajar seseorang, kemampuannya memecahkan persoalan dari yang mudah sampai yang rumit, kemampunnya memahami hal-hal yang kompleks. Semakin tinggi IQ seseorang, maka semakin baik ia melaksanakan fungsi tersebut. Bukankah fungsi-fungsi itu sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam dunia kerja? Sebaliknya, semakin rendah IQ seseorang semakin terbatas lingkup pekerjaan yang tersedia baginya, apalagi di tengah zaman yang memanfaatkan teknologi untuk melaksanakan tugas-tugas yang tidak memerlukan penalaran atau kompleksitas tinggi. 

Kita harus menerima ini semua sebagai fakta, namun jangan melemparkan semua persoalan pada IQ. Kecerdasan yang diukur melalui IQ hanya sebagian kecil dari aspek kemanusiaan seseorang. Bagaimana dengan kerja keras dan kedisiplinan? Dengan kemampuan bersosialisasi? Dengan kebajikan yang hanya dimiliki oleh manusia? Dengan moralitas dan kebiasaan yang baik? Harkat seorang manusia tidak ditentukan hanya oleh kecerdasan seseorang, apalagi IQ. Apakah kita menolak seseorang yang dilahirkan dengan keterbelakangan mental sampai tidak mampu menjalani hidup tanpa bantuan orang lain? Tentu tidak. Tapi pernahkah bertanya mengapa kita tidak menolak keberadaan mereka? Karena mereka adalah individu manusia yang memiliki kepribadian. 

Harkat manusia melekat pada kehidupannya yang masih bernafas. Ada adalah lebih baik dari tidak ada. Karena itu kita harus menilai manusia secara utuh. Jangan melakukan reduksi dengan menekankan kecerdasan sebagai keutamaan dalam diri seseorang. Sukses atau tidak sebetulnya pun bergantung pada kesempatan dan perkenanan Yang Mahakuasa berikan. Sebagai individu yang dicipta oleh Tuhan, kita seharusnya mengembangkan seluruh kemampuan yang kita miliki sejauh mungkin. Bagian kita sejelas objek di depan mata, persoalannya tidak semua orang memperhatikannya. Biarpun hari ini peningkatan IQ masih mitos, kita tidak pernah tahu akan hari esok. Peningkatan IQ jika dimungkinkan kelak bisa merupakan hal yang positif sekaligus negatif. Urusan manusia sepertinya selalu berada dalam ketegangan antara dua hal itu. Jadi mana yang lebih baik?

Sumber referensi:

Frances H. Rauscher, Gordon L. Shaw, Catherine N. Ky. Music and spatial task performance. Nature, 365, 611. 1993

Jakob Pietschnig, Martin Voracek, Anton K. Formann. Mozart Effect – Shmozart Effect: a meta-analysis. Intelligence 38. 2010. p. 314-323

Nash W. Unsworth, et al. Is playing video games related to cognitive abilities? Psychological Science. 26(6). 2015. p. 759–774

Richard J. Haier. Increased Intelligence is a Myth (So Far). Frontiers in Systems Neuroscience. Vol. 8. Article 34. March 2014

Richard J. Haier. The Neuroscience of Intelligence. New York: Cambridge University Press. 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun