Mohon tunggu...
Randika Wildan
Randika Wildan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengarungi Pulau Pari dan Perjuangan Masyarakat untuk Lestari

28 Juni 2018   14:05 Diperbarui: 28 Juni 2018   14:16 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : pikiranremaja.wordpress.com

Tak terasa dari obrolan tersebut berujung sampai matahari sudah tak terlihat, saya memutuskan untuk membeli sepiring nasi goreng dengan air teh panas dan memakannya di depan tenda dengan pemandangan gelap lautan dan angin malam yang kencang, benar saja Nikmat sekali makan dengan posisi seperti ini terasa makan di Restoran bintang 5. Setelah itu saya putuskan untuk istirahat merebahkan badan karna esok pagi harus bersegera mungkin bangun untuk membasahi diri di Pantai.

Sinar Matahari tampak sangat malu sekali menampakan sinarnya, sebelum memulai aktivitas saya memesan kopi dan roti terlebih dahulu untuk mengisi tenaga, setelah itu saya putuskan untuk mengunjungi Gazebo yang ada di tengah pantai, dengan perlahan saya memasukan diri ke dalam air dan akhirnya berenang dengan gaya sebisanya untuk merayakan kemenangan karena sudah bisa berlibur di Pulau Pari ini, pada Gazebo kayu saya duduk sambil menikmati indahnya Pagi ini.

Setelah hampir 2jam bermain air saya bergegas ke kamar Bilas untuk mandi dan mengganti pakaiian selanjutnya saya bersegera mungkin dengan langkah cepat menuju Pelabuhan karna bias Gawat kalau ketinggalan Kapal, bisa-bisa bermalam barang satu hari lagi disini, Akhirnya ketika tiba di pelabuhan Kapal sudah menunggu dengan tenang saya membeli Tiket kembali dan menaiki kapal kayu tersebut. Dengan mesin yang berbunyi menandakan kapal akan segera berangkat dari Pulau Pari menuju Kali Adem.

Tak ada yang Istimewa ketika perjalanan Pulang kebanyakan waktu di Kapal saya pergunakan Untuk tidur, sesekali menatap Laut banyak sekali Sampah yang saya Ramal beberapa tahun kedepan mungkin akan lebih banyak lagi. Itulah sedikit cerita dalam perjalanan saya yang saya tulis sebagai ungkapan Kekaguman kepada ciptaan Tuhan, Kebanggaan atas masyarakat dalam mepertahankan ruang Hidupnya dan juga Kesedihan atas Pemerintah yang tidak bisa menangani berbagai persoalan diatas, Mohon maaf bila terjadi kesalahan dalam tulisan ini.

20180628135132-5b34858dab12ae5ceb5c0a23.jpg
20180628135132-5b34858dab12ae5ceb5c0a23.jpg

#SAVEPULAUPARI

#STUDIDAMPAK

#TOLAKREKLAMASIBERKEDOKREVITALISASI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun