Mohon tunggu...
Wilon Tri Akbar
Wilon Tri Akbar Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Seorang mahasiswa semester 5 yang hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tren Genderless Fashion: Bukan Hanya tentang Pakaian, Melainkan Cara Individu Ekspresikan Diri pada Publik

2 Januari 2023   16:00 Diperbarui: 2 Januari 2023   16:45 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ian Hugen mengenakan rok dan high heels tinggi dengan inner crop di dalamnya. Ian lebih nyaman menggunakan style genderless fashion sebagai ekspresi diri (Sumber: Instagram @_ianhugen_)

Ian Hugen melalui gaya busananya mampu membuktikan power yang dimilikinya. Ia berhasil diundang dalam pagelaran UI Fashion Week untuk mengisi talkshow berkaitan dengan fesyen dan kepercayaan diri. Faktanya, tampil dengan tren genderless mampu membuktikan kinerja dan pilihan hidup yang dipilih untuk menjadi seorang transpuan Hanya dengan pakaian, individu dapat mengetahui bagaimana jati diri pemakainya meski hanya melihat pada baju.

Ian Hugen mengenakan rok dan high heels tinggi dengan inner crop di dalamnya. Ian lebih nyaman menggunakan style genderless fashion sebagai ekspresi diri (Sumber: Instagram @_ianhugen_)
Ian Hugen mengenakan rok dan high heels tinggi dengan inner crop di dalamnya. Ian lebih nyaman menggunakan style genderless fashion sebagai ekspresi diri (Sumber: Instagram @_ianhugen_)

Hal ini tentu membuktikan bahwa preferensi dalam fashion tidak mengubah potensi yang dimiliki. Ian Hugen berhasil membuktikan kepada publik bahwa gaya berpakaian hanya berkaitan dengan personalitas dan kenyamanan dalam menggunakannya, bukan tentang menyalahi kodrat yang sudah ditetapkan saat lahir. Selain itu, fesyen juga digunakan untuk menjadi sarana berekspresi seseorang. 

Pakaian merupakan objek yang dianggap bisa menyampaikan sesuatu sebagaimana yang dikemukakan oleh Barthes, "the language of fashion". Baju yang digunakan mengandung pesan tertentu yang kemudian ingin disampaikan oleh pemakainya.

Cara berekspresi yang berbeda satu sama lain inilah yang kemudian disoroti. Fashion yang digunakan dapat merepresentasikan identitas gender sebagai bentuk penerimaan diri. 

Bukan sekedar menutupi badan, nyatanya pakaian mampu menyampaikan nilai dan citra tertentu yang ingin diperlihatkan dan diekspresikan. Contohnya, aku ingin tampil cantik, mewah, elegan, modis, atau lainnya dengan melihat pada look dan penampilan. 

Adapun kepercayaan diri yang muncul untuk mengekspresikan berbeda-beda satu sama lain. Bagi sebagian orang, genderless fashion adalah cara untuk dapat tampil percaya diri dan menarik sesuai kepribadian.

Kepercayaan diri antara satu individu dan lainnya tidak dapat disamaratakan. Alih-alih menyamakan gaya dengan orang lain, masyarakat lebih suka menciptakan gayanya sendiri yang khas dan sesuai dengan kepribadian. Genderless fashion sudah memasuki era barunya. 

Bukan hanya berkaitan tentang laki-laki atau perempuan, tetapi bagaimana keyakinan dan kepercayaan ketika sudah menggunakannya. Pakaian sudah sepatutnya menjadi hak masing-masing individu. 

Prestasi dan nilai-nilai dalam individu tidak dapat dikotak-kotakkan dalam sistem tertentu, sebab persoalan kebebasan berekspresi adalah tentang preferensi individu dalam penampilan dan pemilihan pakaian yang dikenakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun