Mojokerto - Tahukah kamu bahwa air hujan dapat digunakan untuk menunjang aktifitas manusia seperti mandi, mencuci, dan memasak ? Salah satu rahasianya adalah dengan melakukan penyaringan atau yang biasa dikenal dengan filtrasi pemanenan air hujan terlebih dahulu agar zat-zat berbahaya yang terkandung didalamnya dapat tersaring.
(Kamis, 23/06/2022) Salah satu rangkaian program kegiatan Mahasiswa KKN T MBKM Desa Kunjorowesi kelompok 106 adalah melakukan sosialisasi demonstrasi pemanenan air hujan, dengan sasaran siswa SMK Pesantren Terpadu. Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai pemanfaatan air hujan dengan cara filtrasi sederhana. Filtrasi sederhana ini cocok digunakan di desa ini yang terkadang terjadi kondisi kekurangan air terlebih di musim kemarau dan beberapa warga memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari tanpa diolah. Air hujan yang tidak diolah mungkin saja mengandung zat kimia berbahaya seperti asam nitrat, asam sulfat dan karbon.
HAH, Zat berbahaya pada air hujan dapat berdampak pada kesehatan ????
Seperti contoh asam sulfat jika berlebihan maka mengontaminasi manusia yang menyebabkan gangguan pada pernafasan manusia. Untuk itu, perlu dibutuhkan pengetahuan mengenai pengolahan air hujan terlebih dahulu sebelum digunakan. Sebagai salah satu upayanya ialah dengan melakukan sosialisasi dan demonstrasi pemanenan air hujan.
Tahap awal pelaksanaan demonstrasi siswa dikenalkan jenis, manfaat dan urgensi air dengan maksud agar lebih peduli mengenai kondisi kebersihan air di sekitar dan solusinya. Generasi muda seperti siswa SMK diharapkan dapat menjadi agent of change atau dengan mengubah cara kerja, pengelolaan, dan menginspirasi orang lain untuk mau berkembang lebih baik khususnya kesehatan masyarakat desa itu sendiri.
Filtrasi sederhana dapat dilakukan untuk skala rumah tangga. Air hujan yang sudah mengalami penyaringan akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, bukan untuk air minum, seperti contoh mencuci baju dan cuci tangan, bahkan masak jika penyaringannya sudah bersih. Filtrasi sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan bahan filter yang mudah didapatkan seperti kerikil, pasir, ijuk, spons, dan karbon aktif. Adsorben berfungsi sebagai penyerap bahan kimia berbahaya, mengubah dan atau menstabilkan pH air sehingga kualitas air semakin bersih dan jernih. Bahan yang dibutuhkan yaitu wadah penyimpanan (drum, tangki air, reservoir dan lain-lain) dengan syarat bersih dan tertutup, bahan adsorben, dan bahan tambahan seperti pipa, kran, dan selotip. Langkah yang dilakukan untuk filtrasi dimulai dengan menyiapkan wadah air kemudian mengisi wadah tersebut dengan lapisan-lapisan adsorben dengan urutan paling dasar spons, ijuk, pasir, kerikil, ijuk dan arang, Lapisan adsorben ini juga dapat dimodifikasi sesuai ukuran besar adsorben. Dalam kesempatan ini, siswa SMK melakukan demonstrasi filtrasi air hujan sederhana dengan harapan siswa dapat menghafal dan mengetahui filtrasi dengan jelas.
Diakhir rangkaian kegiatan demonstrasi, mahasiswa KKN memberikan kuisioner untuk mengukur pemahaman siswa mengenai filtrasi dan didapatkan hasil bahwa siswa memahami materi yang diberikan sebesar 91%. Mahasiswa juga memberikan instalasi filtrasi air hujan sederhana untuk digunakan di SMK Pesantren Terpadu.
Dengan diadakannya demonstrasi filtrasi air hujan, diharapkan agar siswa/i maupun masyarakat dan warganet yang membaca artikel ini mampu menerapkannya di rumah masing-masing, menyesuaikan kondisi, kebutuhan dan keterbatasan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H