Mohon tunggu...
Willy Sitompul
Willy Sitompul Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja sosial

Hanya pekerja sosial biasa, senang menulis dan membaca. Lihat juga tulisan saya di: www.willysitompul.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Pagi Ini Tukang Bubur Tidak Datang

6 Desember 2018   08:12 Diperbarui: 6 Desember 2018   21:18 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tukang bubur. Sumber: tribunnews.com

Sampai di mana tadi? Oh iya sampai di abang ojek yang mengemudi pelan-pelan. Rupanya jalan macet di depan. Rasa kesal semakin mendera. Tak rela pagi ini dikacaukan oleh rasa kesal ini. Harus ada yang baik. Harus ada yang bagus, pikirku. Supaya hari ini tak selanjutnya kesal. Kesal hingga di kantor. Kesal hingga di rumah dan seterusnya. Kalau kesal terus takutnya kerjaan nggak selesai, terus dimarahi bos dan bisa berdampak kinerja akhir tahun nggak maksimal. Ah sudahlah, mudah-mudahan kesal ini tak berlanjut.

Pelan tapi pasti ojekku mendekat ke sumber kemacetan. Rupanya ada satu buah gerobak biru muda yang menghalangi jalan. Gerobak itu tampak masih berdiri, tapi sepertinya ada yang salah. Posisinya miring. Rupanya rodanya ada yang terlepas. Eh, bukan terlepas ternyata tapi seperti patah. Gerobak itupun mungkin sebelumnya jatuh dan dicoba diberdirikan oleh orang-orang. 

Aku coba membaca tulisan di kaca gerobak yang retak itu. Ru... rub... May... apa itu? Hei, itu kan si tukang bubur. Ya ampun, rupanya itulah sebabnya dia tidak datang. Mungkin dia berjalan buru-buru. Mau menyeberang dan ternyata roda gerobaknya kaku. Dia paksa dan akhirnya terjatuh. Oh... kasihan... Aduh kasihan...

Aku tak sempat berbuat apa-apa. Bang ojol melaju. Ingin cepat sampai di tujuan. Rasa kesalku mendadak sirna. Diganti perasaan bersyukur. Siapa saja bisa tertimpa musibah. Termasuk tukang bubur pagi ini.

Ketika turun, tak lupa kuucapkan terimakasih pada bang ojol. Kubuka hapeku. Kuberi dia bintang lima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun