Mohon tunggu...
Willy Sitompul
Willy Sitompul Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja sosial

Hanya pekerja sosial biasa, senang menulis dan membaca. Lihat juga tulisan saya di: www.willysitompul.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Saat Bencana, Seberapa Penting Pemberian Makan pada Bayi dan Anak?

31 Agustus 2018   09:11 Diperbarui: 31 Agustus 2018   17:48 2639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wahanavisi.org

MP-ASI mulai diberikan sejak bayi berumur 6 bulan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan anak selain dari ASI. MP-ASI yang diberikan dapat berupa makanan berbasis pangan lokal. Pemberian MP-ASI berbasis pangan lokal dimaksudkan agar keluarga dapat menyiapkan MP-ASI yang sehat dan bergizi seimbang bagi bayi dan anak 6-24 bulan di rumah tangga sekaligus sebagai media penyuluhan.

Indonesia adalah negara dengan potensi bencana yang cukup sering. Tingkatan bencana yang dialami oleh bangsa ini juga sangat variatif. Dari skala kecil hingga skala besar. Baru-baru ini kita tahu bencana apa yang sedang melanda negeri ini. Gempa di Lombok NTB dan kelaparan yang melanda suku terasing di Maluku Tengah. Mundur sedikit ke belakang, kita masih tidak lupa dengan bencana KLB (kejadian luar biasa) gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat Papua.

Mengapa pemberian makan pada bayi dan anak saat bencana itu penting? Bayi dan anak adalah golongan kelompok umur yang paling rentan terdampak saat bencana. Dalam kondisi bencana, angka kematian bayi dan anak dapat meningkat 2 hingga 70 kali lipat dari biasanya (WVI IYCF-E Presentation, 2015).

Lalu, apa yang harus diperhatikan untuk pemberian makanan pada bayi dan anak di saat bencana? Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

Pemberian makanan yang sesuai untuk bayi dan anak.
saat bencana yang biasanya cepat tersedia adalah dapur umum. Sayangnya dapur umum lebih banyak menyediakan makanan untuk orang dewasa. Anak-anak usia 6 hingga 24 bulan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda baik untuk kecukupan nutrisi dan konsistensi makanannya. 

Saat ini beberapa organisasi nirlaba rutin memperkenalkan tentang "Dapur PMBA", yaitu dapur umum yang juga menyediakan makanan khusus bagi bayi dan anak usia 6 hingga 24 bulan.

Promosi dan perlindungan untuk pemberian ASI.
Saat bencana ada anggapan kalau ibu yang biasanya memberikan ASI menjadi sulit memberikan ASI akibat stress yang ditimbulkan oleh bencana. Nyatanya tidak semua ibu mengalami itu dan faktor stress hanya sedikit pengaruhnya terhadap proses produksi ASI. Yang paling besar pengaruhnya adalah hisapan si bayi. Artinya, semakin sering bayi disusui, semakin banyak juga produksi ASI ibu. 

Dalam bencana, berbagai bantuan susu juga sering diberikan. Pihak-pihak yang mengkordinasikan bantuan saat bencana harus ekstra hati-hati dalam mendistribusikan bantuan susu agar tak menyalahi aturan tentang distribusi susu formula. 

Beberapa rujukan paying hukum seperti PP 33/2012 tentang pemberian ASI eksklusif dan Permenkes 39/2013 tentang susu formula ada baiknya diketahui oleh kordinator distribusi bantuan saat bencana.

Proteksi anak yang tidak menyusui dari pemberian makanan buatan.
Hal ini penting berhubung saat bencana sangat banyak bantuan serba instan yang masuk. Tanpa perlu berdebat panjang soal kandungan nutrisi dalam makanan instan serta baik atau buruknya, anak yang tidak menyusui (usia di atas 2 tahun, balita, anak sekolah, anak berkebutuhan khusus, dan kategori lainnya) lebih baik tetap menerima asupan makanan yang diolah secara lokal dengan bahan makanan yang ada di wilayah setempat dengan memperhatikan kecukupan zat gizinya. 

Untuk kecukupan zat gizi ini, penting sekali bagi relawan atau kordinator pemberian makanan di posko bencana menguasai tentang "Makanan 4 bintang" atau "Isi Piringku" yang rutin disosialisasikan oleh Kementerian Kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun